JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud-ristek) Nadiem Makarim mengatakan, masih ada guru dan orangtua yang keliru dalam memahami esensi kebijakan Merdeka Belajar.
“Ada yang mengira kemerdekaan di sini berarti kebebasan untuk melakukan apa pun, bebas mau belajar atau tidak, bebas mau mengerjakan tugas atau tidak. Namun sebenarnya esensi Merdeka Belajar bukan itu,” kata Nadiem, dalam webinar Merdeka Belajar dalam Peta Jalan Pendidikan”, Kamis (24/6/2021).
Baca juga: Mendikbud: 8 Prioritas Merdeka Belajar 2021
Nadiem menjelaskan, Merdeka Belajar merupakan konsep yang dibuat agar siswa bisa mendalami minat dan bakatnya masing-masing.
Ia mencontohkan, apabila dua anak dalam satu keluarga memiliki minat yang berbeda, maka tolok ukur yang digunakan untuk menilai tidak bisa sama.
Di sisi lain, seorang anak tidak boleh dipaksa untuk mempelajari suatu hal yang tidak disukai.
“Kita sebagai orangtua tentu tidak bisa memaksakan anak kita yang menyukai seni untuk belajar secara mendalam komputer dan sebaliknya,” ujar dia.
“Menurut saya setiap anak pada dasarnya punya rasa ingin tahu, punya keinginan untuk belajar. Jadi tidak ada anak pemalas atau anak yang tidak bisa,” imbuh dia.
Baca juga: Ini Penjelasan Mendikbud Nadiem soal Konsep Merdeka Belajar
Nadiem menilai, selama ini banyak peserta didik kesulitan mempelajari dan mendalami minat atau bidang pelajaran yang disukai.
Oleh karena itu, Nadiem menyampaikan, kebijakan Merdeka Belajar dirancang berdasarkan keinginan untuk memprioritaskan kebutuhan anak sebagai pelajar.
Ia berharap, konsep Merdeka Belajar dapat menjadi solusi atas kebutuhan masyarakat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.