Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Ganjar dan Puan serta Hawa Pilpres 2024 yang Hadir Lebih Awal di PDI-P…

Kompas.com - 24/05/2021, 16:03 WIB
Rakhmat Nur Hakim

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Hawa Pilpres 2024 sudah hadir lebih dulu di internal PDI-P meski pesta demokrasi itu masih berselang tiga tahun lamanya dari sekarang.
Suhu politik di internal PDI-P tiba-tiba memanas.

Mulanya, putri Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri, yakni Puan Maharani, tak memnginginkan kehadiran Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga kader partai berlambang banteng tersebut dalam sebuah acara di Semarang, Jawa Tengah.

Padahal acara yang dihadiri oleh Puan merupakan acara koordinasi untuk para kader dan kepala daerah dari PDI-P di Jawa Tengah.

Baca juga: Karier Politik Ganjar Pranowo di PDI-P Dinilai Berada di Ujung Tanduk Imbas 2024

Gejolak antara Puan dan Ganjar disinyalir terjadi karena moncernya elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu dianggap menghalangi rencana Puan selaku putri mahkota dalam memperoleh tiket pencapresan dari PDI-P.

Sebagaimana diketahui, sebagai putri Megawati dan kerap menduduki jabatan strategis di partai dan pemerintahan, Puan dipandang memiliki peluang yang besar untuk diusung sebagai calon presiden atau wakil presiden oleh PDI-P di Pilpres 2024.

Selain itu, masifnya aktivitas Ganjar di media sosial hingga mendongkrak kepopulerannya juga dinilai tidak sesuai arahan partai.

Secara terbuka, hal tersebut disampaikan Ketua DPP PDI-P sekaligus Ketua DPD PDI-P Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyatakan jika sumber masalah ini disebabkan karena Ganjar dinilai berambisi maju dalam Pilpres 2024.

"Tidak diundang! (Ganjar) wis kemajon (kelewatan). Yen kowe pinter, ojo keminter (Kalau kamu pintar, jangan sok merasa pintar)," Bambang kepada wartawan usai acara pembukaan Pameran Foto Esai Marhaen dan Foto Bangunan Cagar Budaya di kantor DPD PDIP Jawa Tengah, Panti Marhen, Semarang, Sabtu (22/5/2021) malam.

Baca juga: Soal Ganjar Tak Diundang di Acara Puan, Ini Penjelasan Lengkap Bambang Wuryanto

Pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu juga mengaku telah memberi kode teguran kepada Ganjar, namun dia merasa tidak digubris.

"Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos. Saya di-bully di medsos, ya bully saja. Saya tidak perlu jaga image saya," katanya.

Bambang menyebut, memang Ganjar tidak secara terang-terangan menyatakan keinginannya maju Pilpres. Namun aktivitas Ganjar di medsos yang semakin intens ditengarai sebagai upaya menaikkan elektabilitas. Bahkan Ganjar sampai menjadi host di kanal YouTube-nya.

Padahal menurutnya, kader lain juga bisa melakukan manuver. Akan tetapi hal itu tidak dilakukan karena menunggu perintah Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Kalau dia menjawab, saya kan tidak mengatakan mau nyapres. Ya kalau bicaranya pada tingkat ranting partai, ya silakan. Tapi kalau dengan orang politik, ya pasti sudah paham arahnya ke mana," jelasnya.

Baca juga: Ganjar Dinilai Ambisius untuk 2024, Pengamat: Hal yang Biasa dalam Politik

Meski demikian, Bambang mengatakan perkataannya bukanlah sebagai teguran. "Ini bukan teguran, karena ia merasa lebih tinggi dari kita (DPD PDI Perjuangan Jateng). Ia merasa yang bisa menegur hanya Ibu (Ketua Umum Megawati Soekarnoputri)," katanya.

Upaya jegal Ganjar

Menyikapi fenomena tersebut, Direkur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komaruddin menilai manuver yang dilakukan Puan itu ditempuh lantaran ketatnya persaingan di bursa Pilpres 2024 Pilpres.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com