Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elektabilitas Demokrat Naik Usai Ada KLB, Andi Arief: Itu Bonus

Kompas.com - 22/05/2021, 15:23 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Lembaga Survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC) yang menggandeng Perkumpulan Kader Bangsa menunjukkan Partai Demokrat menempati posisi ketiga sebagai partai politik pilihan masyarakat apabila pemilu legislatif digelar saat ini.

Peneliti survei ARSC Bagus Balghi menilai, peningkatan elektoral yang signifikan Partai Demokrat dipengaruhi isu konflik internal Kongres Luar Biasa (KLB) yang terjadi belakangan.

Melihat hasil tersebut, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyambut positif jika partainya berada pada tiga besar pilihan masyarakat.

"Partai Demokrat sekarang ada di tiga besar. Ada juga yang bilang empat besar atau lima besar. Tapi secara umum, survei menyatakan empat besar, sebelum atau sesudah KLB," kata Andi saat menjadi narasumber rilis survei yang digelar secara virtual, Sabtu (22/5/2021).

Baca juga: Survei ARSC: Elektabilitas PDI-P 15,03 Persen, Gerindra 15,03 Persen, Demokrat 14,08 Persen

Kendati demikian, ia tak menampik bahwa elektoral Partai Demokrat meningkat setelah adanya KLB.

Adanya gerakan KLB yang kemudian dianggap mendongkrak elektoral Partai Demokrat, nilai Andi, merupakan bonus karena partainya berhasil mengalahkan kubu pimpinan Kepala Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko.

"Kalau terjadi lonjakan misalnya menurut teman-teman Akar Rumput ini ya, ini bonus dari KLB kemarin. Tapi ini bukan playing victim ya, tapi memang kalau kami tidak hati-hati memang bisa diambil itu Partai Demokrat oleh kelompok Pak Moeldoko," ujarnya.

Andi menjelaskan bagaimana partainya berhasil menghentikan gerakan tersebut di tengah jalan.

Keputusan partainya untuk menghentikan gerakan KLB dinilai sudah tepat. Sebab, ia berpendapat bahwa jika gerakan itu terus ada, maka dapat mengancam dan bermasalah bagi publik terutama persoalan demokrasi.

"Publik selalu tidak senang sebetulnya dengan cara-cara pengambilalihan paksa partai politik dari dulu," tuturnya.

Baca juga: Survei ARSC Capres Perempuan 2024: Susi Pudjiastuti, Risma, dan Khofifah Tiga Teratas

Selain itu, Andi menanggapi hasil survei ARSC tentang hasil elektoral partai politik maupun calon presiden untuk Pemilu 2024.

Menurut dia, perkembangan di dunia politik ke depan akan selalu berkaca pada hasil pemilu sebelumnya.

Ia menggambarkan bagaimana perkembangan politik untuk Pemilu 2024 akan banyak ditentukan oleh hasil Pemilu 2019.

"Sedangkan hasil 2024, akan banyak memengaruhi untuk Pemilu 2029. Jadi memang perlu dievaluasi ke depan karena ya untuk memengaruhi 2029, masa, kita masih harus mendengarkan suara dari 2019. Jadi ya ada logikanya," jelas Andi.

Sebelumnya, peneliti ARSC Bagus Balghi mengungkapkan hasil survei yang dilakukan pada 26 April hingga 8 Mei 2021 ini.

Baca juga: Survei ARSC Capres 2024: Elektabilitas Anies 17,01 Persen, Prabowo 14,31 Persen, Ganjar 11,25 Persen

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Bamsoet Sebut Golkar Siapkan Karpet Merah jika Jokowi dan Gibran Ingin Gabung

Nasional
ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

ICW Desak KPK Panggil Keluarga SYL, Usut Dugaan Terlibat Korupsi

Nasional
Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Jokowi Masih Godok Susunan Anggota Pansel Capim KPK

Nasional
Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Bamsoet Ingin Bentuk Forum Pertemukan Prabowo dengan Presiden Sebelumnya

Nasional
Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di 'Gala Dinner' KTT WWF

Senyum Jokowi dan Puan saat Jumpa di "Gala Dinner" KTT WWF

Nasional
ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta 'Money Politics' Dilegalkan

ICW Minta MKD Tegur Hugua, Anggota DPR yang Minta "Money Politics" Dilegalkan

Nasional
Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum 'Gala Dinner' WWF di Bali

Momen Jokowi Bertemu Puan sebelum "Gala Dinner" WWF di Bali

Nasional
Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Anak SYL Percantik Diri Diduga Pakai Uang Korupsi, Formappi: Wajah Buruk DPR

Nasional
Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Vibes Sehat, Perwira Pertamina Healing dengan Berolahraga Lari

Nasional
Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nyalakan Semangat Wirausaha Purna PMI, Bank Mandiri Gelar Workshop “Bapak Asuh: Grow Your Business Now!”

Nasional
Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Data ICW: Hanya 6 dari 791 Kasus Korupsi pada 2023 yang Diusut Pencucian Uangnya

Nasional
UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

UKT Meroket, Anies Sebut Keluarga Kelas Menengah Paling Kesulitan

Nasional
Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Anies Ungkap Kekhawatirannya Mau Maju Pilkada: Pilpres Kemarin Baik-baik Nggak?

Nasional
MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

MKD DPR Diminta Panggil Putri SYL yang Diduga Terima Aliran Dana

Nasional
Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Kemenag: Jemaah Umrah Harus Tinggalkan Saudi Sebelum 6 Juni 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com