Jatuh ke kedalaman 700 meter
KRI Nanggala-402 diduga sempat mengalami black out atau mati listrik sebelum hilang kontak. Dugaan itu berdasarkan hasil analisa sementara yang disampaikan Dispenal.
"Kemungkinan saat menyelam statis terjadi black out sehingga kapal tidak terkendali dan tidak dapat dilaksanakan prosedur kedaruratan (seharusnya ada tombol darurat untuk menghembus supaya kapal bisa timbul ke permukaan). Sehingga kapal jatuh pada kedalaman 600-700 meter," demikian keterangan tertulis Dispenal.
Baca juga: India, Singapura, dan Australia Siap Bantu Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402
Dalam upaya pencarian kapal melalui pemantauan udara menggunakan helikopter, ditemukan adanya tumpahan minyak di sekitar area hilangnya KRI Nanggala-402.
Tumpahan minyak itu kemungkinan muncul karena kerusakan tangki BBM akibat tekanan air laut. Selain itu, tumpahan minyak itu diduga sebagai pemberi sinyal posisi dari KRI Nanggala-402.
Minta bantuan negara sahabat
Indonesia hingga kini telah meminta bantuan negara sahabat untuk terlibat dalam pencarian KRI Nanggala-402.
Berdasarkan keterangan tertulis Biro Humas Kementerian Pertahanan (Kemhan), sedikitnya ada tiga negara yang sudah merespons dan siap memberikan bantuan pencarian.
Antara lain AL India, AL Singapura, dan AL Australia.
Kepastian itu didapatkan setelah Indonesia mengirimkan distres International Submarine Escape and Rescue Liaison officer (ISMERLO), sebuah organisasi yang mengoordinasikan operasi pencarian dan penyelamatan kapal selam internasional.
"Beberapa negara sudah merespons dan siap memberikan bantuan di antaranya adalah AL Singapura, AL Australia, dan AL India," demikian keterangan tertulis Biro Humas Kemhan.
Sementara itu, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengharapkan KRI Nanggala-402 masih bisa ditemukan.
Rencananya, Panglima TNI melakukan peninjauan langsung pada Kamis (22/4/2021).
"Besok saya segera menuju ke lokasi," kata Panglima TNI dikutip dari Kompas.id, Rabu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.