Di antaranya adalah, ketika terjadi penembakan ke Istana oleh pesawat Angkatan Udara yang dikemudikan Maukar, Marsekal Suryadarma langsung menghadap Presiden untuk mengundurkan diri dari jabatan KSAU sebagai wujud tanggung jawab beliau yang tengah memegang kendali tertinggi Angkatan Udara.
Kisah lainnya adalah ketika Angkatan Udara membantu pemerintah daerah Jakarta Raya dalam pengembangan wilayah Kebayoran Baru dengan antara lain melakukan foto udara, beliau memperoleh "hadiah" sebidang tanah di Kebayoran Baru yang sifatnya sebagai peruntukan pribadi.
Tanah tersebut oleh Marsekal Suryadarma langsung diberikan kepada Angkatan Udara dan sampai sekarang pada lokasi tersebut masih berdiri gedung Wisma Angkasa yang telah ditetapkan sebagai kediaman resmi KSAU.
Berikutnya pada Peristiwa Aru yang memakan korban Almarhum Jos Soedarso, Marsekal Suryadarma dengan tegas dan berani menolak untuk bertanggung jawab.
Ditegaskan oleh beliau bahwa Angkatan Udara tidak pernah diberitahu atau diajak turut serta tentang rencana pelaksanaan operasi tersebut, sehingga memang tidak tahu apa-apa ketika ketika terjadinya insiden itu.
Dari beberapa senior dan juga pihak keluarga saya pernah mendengar tentang sikap beliau yang menyampaikan bahwa apabila meninggal dunia, beliau tidak menginginkan untuk dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.
Demikianlah, maka ketika beliau meninggal dunia Marsekal Suryadarma dimakamkan di pemakaman umum Karet Bivak. Masih banyak lagi keteladanan beliau yang sangat patut dicontoh generasi muda bangsa terutama Angkatan Udara. Keteladanan yang melekat pada kredibilitas pribadi sebagai abdi negara.
Kembali tentang usulan Marsekal Suryadarma untuk menjadi pahlawan nasional, saya berpandangan negeri ini telah ada institusi resmi dan mekanisme serta aturan yang baku mengenai penentuan siapa siapa saja yang berhak dan pantas untuk diangkat menjadi pahlawan nasional.
Bagi keluarga besar Angkatan Udara sendiri, saya yakin Marsekal Suryadarma berada dalam posisi sebagai "Pahlawan Angkatan Udara" yang antara lain telah diwujudkan dalam bentuk mengangkatnya sebagai "Bapak Angkatan Udara"...
Dirgahayu Angkatan Udara!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.