Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Teroris Milenial, Pengamat: Perekrutan Calon Berkembang Lewat Media Sosial

Kompas.com - 01/04/2021, 10:50 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengatakan, metode perekrutan calon teroris mulai berkembang melalui mekanisme self-radicalization dan self-recruitment.

Ia mengatakan, dua metode itu dilakukan melalui konten-konten di media sosial. Adapun generasi muda merupakan kelompok yang paling banyak beraktivitas melalui media sosial.

"Alhasil, dengan dua mekanisme itu, lone wolf yang berasal dari kalangan muda tampaknya akan tumbuh subur," kata Reza saat dihubungi Kompas.com, Kamis (1/4/2021).

Baca juga: Sel-sel Teroris di Jabotabek dan Aksi Lone Wolf

Oleh sebab itu, Reza mengatakan, konten-konten negatif di media sosial harus ditangkal semaksimal mungkin dan memperbanyak konten-konten positif dan nasionalisme.

"Sebarkan catatan positif itu (tentang Pancasila) di dunia maya. Selama catatan itu dianggap masih minim, maka hal-hal lain akan menenggelamkan kedigdayaan Pancasila," ujar dia. 

Selain itu, dari sisi teknis, menurut Reza, Polri harus mengimplementasikan predictive policing (PP).

Ia mengatakan, melalui predictive policing, Polri dapat menanfaatkan big data untuk mendeteksi gelagat keresahan sosial dan kejahatan.

"PP ini disampaikan kapolri sebagai tagline kepemimpinannya, sehingga PP ini semestinya ideal untuk menangkal penyebaran konten negatif yang menjadi bahan bagi self-radicalization," ucap dia.

Baca juga: Soal Teroris di Mabes Polri, Jokowi Perintahkan Kapolri, Panglima TNI, dan BIN Tingkatkan Kewaspadaan

Lebih lanjut, Reza mengatakan, peran tokoh-tokoh agama dalam mencegah terpaparnya generasi muda terhadap radikalisme sangat penting melalui ruang-ruang dakwah di media sosial.

"Ciptakan ruang-ruang dakwah yang konstruktif secara virtual," ucap dia. 

Aksi teror yang terjadi di Mabes Polri pada Rabu (31/3/2021) mengejutkan masyarakat di Tanah Air karena terjadi tidak lama setelah pengeboman bunuh diri di Makassar pada Minggu (28/3/2021).

Masyarakat semakin dibuat kaget karena pelaku aksi teror diketahui merupakan seorang perempuan berinisial ZA dan berusia 25 tahun. Pelaku teror ternyata berasal dari generasi milenial.

Menurut Kapolri Jenderal (Pol) Listyo Sigit Prabowo, ZA merupakan warga Kelapa Dua, Ciracas, Jakarta Timur.

Kepastian ini diperkuat berdasarkan teknologi pengenal muka atau face recognition dan pemeriksaan sidik jari.

"ZA ini mantan mahasiswa di salah satu kampus, drop out di semester lima," kata Kapolri dalam konferensi pers di Mabes Polri, Rabu malam.

Baca juga: PBNU Kutuk Keras Aksi Teror Penembakan di Mabes Polri

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus Jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Gerindra Ungkap Ajakan Prabowo Buat Membangun Bangsa, Bukan Ramai-ramai Masuk Pemerintahan

Nasional
PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

PKB Terima Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Kalimantan, Salah Satunya Isran Noor

Nasional
ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

ICW Sebut Alasan Nurul Ghufron Absen di Sidang Etik Dewas KPK Tak Bisa Diterima

Nasional
Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasdem Kaji Duet Anies-Sahroni di Pilkada Jakarta

Nasional
PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

PDI-P Tuding KPU Gelembungkan Perolehan Suara PAN di Dapil Kalsel II

Nasional
Demokrat Tak Ingin Ada 'Musuh dalam Selimut' di Periode Prabowo-Gibran

Demokrat Tak Ingin Ada "Musuh dalam Selimut" di Periode Prabowo-Gibran

Nasional
Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Maju di Pilkada Jakarta atau Jabar, Ridwan Kamil: 1-2 Bulan Lagi Kepastiannya

Nasional
Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Demokrat Harap Tak Semua Parpol Merapat ke Prabowo Supaya Ada Oposisi

Nasional
Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Bingung dengan Objek Gugatan PDI-P di PTUN, KPU Belum Tahu Mau Jawab Apa

Nasional
Gugat Dewas ke PTUN hingga 'Judicial Review' ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Gugat Dewas ke PTUN hingga "Judicial Review" ke MA, Wakil Ketua KPK: Bukan Perlawanan, tapi Bela Diri

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Sengketa Pileg, PPP Klaim Suara Pindah ke Partai Lain di 35 Dapil

Nasional
Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Pemerintah Akan Bangun Sekolah Aman Bencana di Tiga Lokasi

Nasional
KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

KPK Pertimbangkan Anggota DPR yang Diduga Terima THR dari Kementan jadi Saksi Sidang SYL

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com