"Karena fakta di lapangan, sarana dan prasarana sekolah kita itu mayoritas belum memenuhi protokol kesehatan," ujarnya.
Selain itu, ia juga menekankan agar pihak sekolah harus mengatur jarak dan waktu jika siswa dari berbagai tingkat pendidikan, dari SD hingga SMA, menggunakan satu gedung yang sama.
"Memastikan bahwa siswa yang ada dalam kelas harus setengahnya yaitu 50 persen. Itu harus jelas. Pengaturan waktu sekolahnya juga harus jelas," tutur dia.
Baca juga: Mendikbud: Pembelajaran Tatap Muka Terbatas Tak Perlu Tunggu Juli jika Guru Sudah Divaksin
Berikutnya, syarat kedua yang ditekankan Huda adalah terkait sosialisasi dan simulasi pembelajaran tatap muka terbatas.
Ia mengatakan, sosialisasi dan simulasi harus dilakukan sekolah dari tiga bulan sebelum pembelajaran tatap muka dijalankan.
"Simulasi itu menjadi penting supaya anak-anak yang baru kembali ke sekolah menjadi tahu, situasinya sekarang seperti apa melakukan pembelajaran tatap muka," terangnya.
Lebih lanjut, Huda juga menekankan bahwa simulasi pembelajaran tatap muka perlu diatur sejak saat siswa berangkat dari rumah hingga kembali ke rumah.
Menurutnya, dalam hal ini peran orangtua siswa atau wali sangat diperlukan.
Huda juga mengusulkan agar siswa berada di sekolah hanya selama dua jam.
"Jadi partisipasi orangtua, partisipasi mereka supaya mengantar langsung anaknya ke sekolah, mau naik ontel, sepeda motor, terserah. Tapi sementara waktu jangan naik kendaraan umum dahulu," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.