Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

GeNose Jadi Syarat Naik Pesawat, Cara Kerja, hingga Efektivitasnya yang Diragukan

Kompas.com - 30/03/2021, 11:23 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah kini memperbolehkan penggunaan Gajah Mada Electric Nose Covid-19 atau GeNose C19 sebagai alat pemeriksaan Covid-19 sebelum naik pesawat. 

Sebelumnya, penggunaan GeNose C19 sebagai alat pemeriksaan pelaku perjalanan baru boleh dilakukan untuk perjalanan menggunakan kereta api antarkota.

GeNoSe C19 merupakan alat buatan Universitas Gadjah Madauntuk mendeteksi virus corona melalui hembusan napas.

Alat ini telah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan Nomor Kemenkes RI AKD 20401022883.

Baca juga: Satgas Covid-19 Bolehkan Hasil Pemeriksaan GeNose Jadi Syarat Naik Pesawat Terbang

Meski demikian, efektivitas alat tersebut masih diragukan.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengatakan, GeNose C19 belum bisa menggantikan pengecekan Covid-19 yang sudah ada. Sebab, alat ini masih dalam fase eksperimental.

"Jadi janganlah diklaim bahwa alat ini bisa menggantikan tes-tes yang sudah valid. Kalau menurut saya, alat ini masih fase eksperimental, belum selesai, jadi masih belum meyakinkan," kata Pandu kepada Kompas.com, akhir Januari. 

Menurut dia, GeNose C19 berusaha mendeteksi volatile organic compunds (VOC) yang dikeluarkan dari mulut dan kerongkongan orang yang diduga terinfeksi Covid-19.

Metode tidak langsung ini, menurut Pandu, belum efektif untuk mendeteksi apakah orang tersebut telah terinfeksi virus SARS-CoV-2 atau tidak.

Sebab, volatile organic compunds yang keluar dari kerongkongan manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penyakit saluran napas, makanan, dan rokok.

"Volatile organic compounds ini kan kalau dari mulut kita banyak sekali pengaruhnya," ujar Pandu.

Baca juga: Tes GeNose hingga PCR Jadi Syarat Naik Pesawat, Tak Berlaku bagi Anak 5 Tahun ke Bawah

Sementara itu, ahli epidemiologi dan peneliti pandemi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, GeNose sebaiknya digunakan di rumah sakit, atau bukan di stasiun transportasi umum.

"Berbasis dari risetnya sendiri, mesinnya (GeNose) sudah dimodifikasi dalam realita kondisi rumah sakit. Tentu rumah sakit dan populasi umum itu berbeda," kata Dicky kepada Kompas.com akhir Januari. 

Dicky lantas menyebutkan, ada beberapa alasan kenapa alat GeNose yang ada di Indonesia saat ini sebaiknya tidak dipergunakan di stasiun transportasi umum tetapi lebih baik dipergunakan di rumah sakit atau puskesmas.

Pertama, pertimbangan basis riset dan populasi. Dicky mengatakan, jika penggunaan alat GeNose direncanakan dipakai di sarana publik ataupun transportasi umum, itu artinya target populasi masyarakat umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com