Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Stunting, Menko PMK Minta Ayah Se-Indonesia Berhenti Merokok

Kompas.com - 17/03/2021, 13:37 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta agar semua ayah di Indonesia berhenti merokok.

Sebab, kata dia, ayah yang merokok akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak sehingga mereka menjadi stunting.

Selain itu, uang untuk rokok pun akan lebih bermanfaat apabila digunakan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anaknya.

"Saya meminta agar ayah dengan anak stunting untuk berhenti merokok dan mengalihkan uang rokok untuk memenuhi kebutuhan gizi anak," ujar Muhadjir saat berkunjung ke Kabupaten Nias, Sumatera Utara, dikutip dari siaran pers, Rabu (17/3/2021).

Baca juga: Menko PMK Minta Petugas Penanganan Stunting Sampaikan Data Apa Adanya

Muhadjir mengatakan, salah satu penyebab anak stunting adalah karena ayah mereka rata-rata mengonsumsi rokok.

Oleh karena itu, selain berhenti merokok, memberikan makanan yang baik juga akan menyehatkan anak-anak.

Muhadjir juga menyarankan agar para orangtua dapat memberikan gizi terbaik bagi anak-anaknya.

Antara lain dengan memberikan makanan sehat, seperti telur dan ikan laut. Terlebih lagi di Nias, makanan itu mudah didapatkan.

Makanan bergizi, kata dia, dapat mencegah anak-anak yang dilahirkan terkena stunting.

Baca juga: Dirjen Dukcapil Minta Jajarannya Bantu Atasi Stunting lewat Pendataan Ibu Hamil

Pasalnya, kondisi anak yang stunting akan berpengaruh terhadap generasi penerus bangsa ini.

"Kepada para ibu agar memenuhi kebutuhan gizi anak dengan memberikan makanan yang bergizi, seperti telur dan ikan laut yang mudah didapatkan di Nias," kata dia.

Ia mengatakan, Kepulauan Nias merupakan salah satu wilayah dengan prevalensi stunting yang tinggi di Provinsi Sumatera Utara.

Salah satu wilayah di Kepulauan Nias yang cukup tinggi prevalensi stunting-nya adalah Kabupaten Nias Utara.

Baca juga: Menko PMK MInta Keluarga Miskin dengan Ibu Hamil dan Anak Stunting Masuk Daftar Penerima PKH

Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, prevalensi stunting di Nias Utara sebesar 45,5 persen.

"Seluruh kabupaten dan kota yang ada di Kepulauan Nias ini termasuk di urutan teratas jumlah stunting dan ditetapkan sebagai daerah tertinggal. Perlu perjuangan keras untuk bisa lepas dari stunting dan predikat daerah tertinggal," kata dia.

Meski demikian, Muhadjir mengapresiasi langkah penanganan stunting di Kabupaten Nias Utara yang telah dilakukan.

Menurut dia, koordinasi tingkat daerah untuk menangani stunting sudah berjalan dengan baik.

"Secara umum di Nias Utara sampelnya sudah berjalan dengan baik. Koordinasi di tingkat bawah baik itu dari Kementerian Sosial Kemendes, BKKBN, dan Kemenkes semua sudah berkoordinasi bersinergi untuk menangani stunting," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Diminta Mundur oleh TKN, Berikut 6 Menteri PDI-P di Periode Kedua Jokowi

Nasional
Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasdem Tunggu Jawaban Anies Soal Tawaran Jadi Cagub DKI

Nasional
Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Minimalisasi Risiko Bencana Alam, DMC Dompet Dhuafa dan BNPB Tanam 1.220 Bibit Pohon di Bandung Barat

Nasional
Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Syaikhu Sebut Koalisi atau Oposisi Itu Kewenangan Majelis Syuro PKS

Nasional
Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Jokowi Tak Lagi Dianggap Kader, PDI-P: Loyalitas Sangat Penting

Nasional
PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

PPP Buka Peluang Usung Sandiaga Jadi Cagub DKI

Nasional
Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Soal Jokowi dan PDI-P, Joman: Jangan karena Beda Pilihan, lalu Dianggap Berkhianat

Nasional
Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Surya Paloh Buka Peluang Nasdem Usung Anies pada Pilkada DKI

Nasional
Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Dukung Prabowo-Gibran, Surya Paloh Sebut Nasdem Belum Dapat Tawaran Menteri

Nasional
PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

PKS: Pak Anies Sudah Jadi Tokoh Nasional, Kasih Kesempatan Beliau Mengantarkan Kader Kami Jadi Gubernur DKI

Nasional
Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Soal Bertemu Prabowo, Sekjen PKS: Tunggu Saja, Nanti Juga Kebagian

Nasional
Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Prabowo Absen dalam Acara Halalbihalal PKS

Nasional
Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Joman: Jokowi Dukung Prabowo karena Ingin Penuhi Perjanjian Batu Tulis yang Tak Dibayar Megawati

Nasional
Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com