Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subkhi Ridho
Pendidik dan Peneliti Sosial-Keagamaan

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Inggris Raya periode 2018-2019, pendidik dan peneliti sosial-keagamaan.

Mendesak Kontekstualisasi Pancasila

Kompas.com - 05/03/2021, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Selain itu, pendidikan Pancasila pun, yang juga tersurat di Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), awalnya sempat dinamai PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan), belakangan kata Pancasila dihapus.

Makin lengkap sudah kata Pancasila dilenyapkan dari lingkungan sekolah dari tingkat SD-SMP-SMA-PT.

Proses kelulusan siswa pun tidak lagi memasukkan indikator PKn misalnya, sebagai mata pelajaran yang akan dilihat untuk kelulusan seorang siswa, alias tidak lagi diujikan.

Nampaknya trauma terhadap Orde Baru yang menyelewengkan istilah demokrasi Pancasila untuk kepentingan diri keluarga cendana dan kroni-kroninya sungguh sudah merasuk di sanubari bangsa ini hingga secara perlahan Pancasila pun mulai dilupakan dengan sistematis.

Inilah yang menjadi salah satu pemutus generasi Y, Z, dan Alfa ini semakin tidak mengenali Pancasila.

Tantangan aktualisasi Pancasila

Di tengah ancaman terorisme yang masih menghantui bangsa ini, maka tidak mudah membumikan Pancasila pada publik sekiranya tidak diiringi political will yang kuat dari seluruh komponen bangsa, terlebih dari pemerintah.

Pada 4 Februari 2021 misalnya, Densus 88 Antiteror Polri memindahkan 26 tersangka aksi terorisme di Indonesia. Para terduga teroris ini ditangkap di awal 2021, tujuh dari Gorontalo dan 19 dari Makassar, tiga di antaranya adalah perempuan.

Kasus terbaru misalnya, tidak kurang dari 22 orang terduga teroris ditangkap di Jawa Timur; Surabaya, Malang, Mojokerto, dan Sidoarjo (3/3/2021). Kelompok ini dari hasil pendalaman kelompok terorisme ini memiliki keterkaitan dengan jaringan Upik Lawanga yang ditangkap Tim Densus 88 Antiteror pada 23 November 2020 di Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung.

Sudah merata dari wilayah di Indonesia Barat hingga ke Indonesia bagian timur, terdapat jaringan teroris yang masih beraktivitas. Mereka tentu saja sangat anti terhadap Pancasila karena dianggap sebagai thaghut, setan.

Selain itu, tentu saja menyeruaknya kasus-kasus korupsi di kalangan elit eksekutif pemerintah daerah maupun kementerian sangat memukul publik atas kepercayaannya terhadap Pancasila.

Setidaknya sejak Presiden Jokowi menjabat tujuh tahun silam, terdapat 72 kepala daerah yang terjerat korupsi; gubernur 9 orang setara 26,5 persen dari 34 provinsi, bupati 50 orang setara 12 persen dari 416 kabupaten, dan walikota 13 orang, setara 13,2 persen dari 98 kotamadya.

Padahal, seyogianya para kepala daerah yang menegakkan Pancasila dan memberikan teladannya mengenai bagaimana praktik Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Tak luput pula beberapa kepala daerah maupun aparat keamanan yang membiarkan sikap-sikap diskriminatif warganya yang melarang ibadah komunitas agama tertentu, atau melarang penggunanaan tempat ibadah dengan dalih tidak memiliki IMB dan sebagainya.

Seringkali aksi-aksi kelompok intoleran ini direstui oleh kepada daerah atau mereka mendiamkan saja warganya dipersekusi oleh warga yang jumlahnya mendominasi secara latar belakang agama maupun keyakinan.

Peluang hadirnya Pancasila

Absennya Pancasila yang cukup lama dalam ruang publik pasca reformasi 1998 ini sungguh mencemaskan kebangsaan kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com