Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Subkhi Ridho
Pendidik dan Peneliti Sosial-Keagamaan

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah Inggris Raya periode 2018-2019, pendidik dan peneliti sosial-keagamaan.

Mendesak Kontekstualisasi Pancasila

Kompas.com - 05/03/2021, 17:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Nilai-nilai luhur ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi atau mufakat, dan keadilan sosial, di dalam Pancasila yang menjadi pengikat dan pedoman bagi bangsa; pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia harus hadir kembali.

Layaknya sebuah tanaman, jika ia tidak dirawat; diberi pupuk, disiangi, diairi- maka lambat laun akan layu dan akhirnya mati.

Demikian pula dengan Pancasila, sebagai temuan orisinal dari para pendiri bangsa maka sudah seharusnya generasi hari ini dan seterusnya menjaga dan merawat dengan sungguh-sungguh.

Telah muncul banyak sumbang saran dari para pemikir, akademisi, pegiat, influencer, dan ormas-ormas keagamaan dan kepemudaan juga dari beragam komunitas yang ada mengenai bagaimana semestinya Pancasila disosialisasikan sesuai dengan semangat zaman.

Di era digital penggunaan media sosial, aplikasi, dan beragam metode baru dapat digunakan, tinggal disesuaikan dengan target sasaran.

Keberadaan BPIP, seyogyanya dapat dimaksimalkan untuk pembinaan Pancasila di berbagai level pemerintahan dan masyarakat secara masif dan terstruktur.

Begitu pula, sosialisasi Pancasila dalam dunia pendidikan, dari tingkat PAUD hingga perguruan tinggi pun memiliki karakter tersendiri pada saat dilakukan kepada seluruh peserta didik ataupun mahasiswa.

Di era digital ini jangan sampai Pancasila semakin kehilangan elan vitalnya. Optimisme sudah terlihat dari sikap Muhammadiyah dan NU yang dengan terang benderang menyatakan Pancasila telah final sebagai dasar dan ideologi negara. Begitu pula dukungan tak kalah tegas dari ormas-ormas keagamaan dan kepemudaan.

Di kalangan influencer sebagai micro selebritis di media sosial pun sangat mendukung Pancasila untuk dijadikan panduan dalam bermedia sosial maupun dalam kehidupan sehari-hari.

Jangan sampai bangsa ini kehilangan arah, apalagi bingung dengan ideologi negaranya akibat tidak ada langkah konkrit dari pemerintah dengan sosialisasi masif tentang Pancasila dengan metode dan cara-cara kreatif.

Rakyat akan selalu mendukung pemerintah sepanjang menegakkan dan mengelola negara demi kesejahteraan bersama sesuai sila kelima "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia." Semoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Gerindra Jelaskan Maksud Prabowo Sebut Jangan Ganggu jika Tak Mau Kerja Sama

Nasional
[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com