BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Indihome

Mewujudkan Akses Internet Optimal Secara Menyeluruh di Tengah Pandemi

Kompas.com - 25/02/2021, 21:01 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Banyak perubahan aktivitas yang terjadi akibat pandemi Covid-19, terutama kegiatan yang bersifat tatap muka. Sebut saja bekerja di kantor, kegiatan belajar mengajar di sekolah, aktivitas jual-beli di pusat perbelanjaan, dan kegiatan pertemuan lainnya yang melibatkan banyak orang.

Kini, hampir sebagian besar aktivitas tersebut dilakukan secara virtual dengan bantuan teknologi digital. Aktivitas yang tadi disebut pun berganti menjadi bekerja dari rumah, pembelajaran jarak jauh (PJJ), rapat online, dan belanja melalui platform e-commerce selama pandemi.

Seluruh kegiatan virtual tersebut membuat kebutuhan terhadap akses internet di rumah semakin meningkat.

Dampak dari perubahan aktivitas itu terekam dalam data yang dihimpun We Are Social dan Hootsuite melalui laporan Digital 2021: The Latest Insights Into The ‘State of Digital’ per Januari 2021 bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia naik 73,7 persen dari total populasi Indonesia.

Baca juga: Menembus Zona Merah, Begini Dedikasi Teknisi IndiHome Menyediakan Kebutuhan Internet di Masa Pandemi

Berarti, dari 274,9 juta penduduk Indonesia, sebanyak 202,6 juta di antaranya merupakan pengguna internet.

Berdasarkan laporan yang sama, waktu yang digunakan untuk mengakses internet juga meningkat, yakni dari 7 jam 59 menit menjadi 8 jam 52 menit.

Rinciannya, sebanyak 96,5 persen pengguna melakukan aktivitas chatting dan sekitar 96,3 persen mengakses jejaring sosial.

Kemudian, sebanyak 86,2 persen pengguna menikmati hiburan, 78,2 persen melakukan belanja online, dan 39,2 persen untuk mengakses layanan keuangan.

Mempertimbangkan intensitas aktivitas virtual, kebutuhan akan internet yang stabil merupakan keniscayaan untuk dapat menjalani aktivitas-aktivitas tersebut secara lancar dan tanpa hambatan.

Baca juga: Rela Masuk Zona Merah Covid-19, Teknisi IndiHome Bertekad Berikan Pelayanan Terbaik

Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengamini hal itu. Ia menuturkan bahwa dulu, kecepatan internet yang dibutuhkan per rumah tangga berkisar antara 10 megabyte per second (Mbps) dan 20 Mbps.

“Namun, selama pandemi, setidaknya kecepatan akses internet minimal berada di angka 20 Mbps,” ujar Heru dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Rabu (24/2/2021).

Kecepatan optimal tersebut diperlukan karena kebiasaan dan intensitas aktivitas virtual yang dilakukan masyarakat saat ini berbeda dari sebelumnya. Masyarakat lebih sering menggunakan fitur video dalam melakukan aktivitasnya.

Bahkan, sebagian pengguna, seperti pembuat konten atau gamer profesional paling tidak membutuhkan kecepatan internet 50 Mbps untuk mendukung aktivitasnya.

Ilustrasi work from homeIstimewa Ilustrasi work from home

“Kebutuhan akan akses kecepatan optimal internet didorong pula dengan perkembangan layanan video-on-demand yang digemari generasi muda,” tambah Heru.

Akses internet menyeluruh

Berdasarkan fakta yang telah disebutkan, sudah saatnya masyarakat Indonesia, baik yang tinggal di kota maupun di pelosok desa merasakan akses internet secara optimal dan menyeluruh, bukan sekadar akses cepat tapi hanya di zona tertentu.

Di sisi lain, pemerintah terus mengupayakan untuk mewujudkan transformasi infrastruktur telekomunikasi di sejumlah daerah. Terbaru, pemerintah bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia untuk membangun Palapa Ring guna mengoptimalkan jaringan telekomunikasi di Tanah Air.

Sebelumnya, Telkom dan pemerintah Indonesia telah membangun jalur serat optik pita lebar Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) dan jalur Kupang-Mataram.

Selain itu, Telkom melalui IndiHome juga telah berkontribusi meningkatkan akses internet dengan membangun jaringan fiber optic sepanjang 166.343 kilometer di seluruh wilayah Nusantara.

Baca juga: Kolaborasi Dimas Djay dan IndiHome, Tularkan Semangat Bertahan di Era Pandemi

Adapun jumlah pelanggan yang saat ini menggunakan layanan IndiHome adalah 8 juta orang atau 85 persen dari seluruh pangsa pasar di Indonesia.

Perlu diketahui, jaringan IndiHome saat ini sudah menjangkau sembilan pulau terluar di Indonesia, yakni Pulau Bintan, Pulau Karimun, Pulau Kei, Pulau Alor, Pulau Simeulue, Pulau Weh, Pulau Sebatik, Pulau Rote, dan Pulau Sabu.

Terbentangnya jaringan serat optik di pulau-pulau tersebut pun setara dengan panjang empat kali keliling bumi.

Melalui anak usaha Telkomsel, Telkom juga telah bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) untuk membangun 1.111 base transceiver station universal service obligation (BTS USO).

Kini, seluruh BTS USO yang sudah dibangun telah terhubung teknologi jaringan broadband terdepan 4G LTE.

Pengembangan teknologi jaringan tersebut juga menjadi bagian dari total lebih dari 233.000 BTS Telkomsel yang telah melayani lebih dari 170 juta pelanggan di sekitar 95 persen wilayah Indonesia.

Ke depannya, Telkomsel dan BAKTI juga telah mendapat amanat untuk membangun 47 BTS USO baru berteknologi 4G LTE di sejumlah wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

Upaya tersebut dilakukan untuk mengakselerasikan pemerataan dan kesetaraan konektivitas broadband kepada seluruh masyarakat di wilayah 3T.

“Kuncinya adalah kolaborasi semua pemangku kepentingan di semua sektor, seperti pemerintah, operator telekomunikasi, masyarakat, akademisi, dan media. Istilah kolaborasi ini dikenal dengan nama pentahelix,” jelas Heru.

Apalagi, lanjutnya, tantangan pada masa pasca pandemi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Namun, setidaknya, saat ini komunikasi virtual dapat berjalan optimal dengan dukungan berbagai pihak, terutama penyedia layanan internet di seluruh Indonesia.


Terkini Lainnya

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Perolehan Suara di Jakarta, Jambi, dan Papua Pegunungan

Nasional
11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

11 Korban Banjir Lahar di Sumbar Masih Hilang, Pencarian Diperluas ke Perbatasan Riau

Nasional
Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Perindo Resmi Dukung Khofifah-Emil Dardak Maju Pilkada Jatim 2024

Nasional
KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

KPK Usut Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Fiktif di PT Telkom Group, Kerugian Capai Ratusan Miliar

Nasional
Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Anggota DPR Sebut Pembubaran People’s Water Forum Coreng Demokrasi Indonesia

Nasional
Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Namanya Disebut Masuk Bursa Pansel Capim KPK, Kepala BPKP: Tunggu SK, Baru Calon

Nasional
Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Tutup Forum Parlemen WWF, Puan Tekankan Pentingnya Ketahanan Air

Nasional
Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Singgung Kenaikan Tukin, Jokowi Minta BPKP Bekerja Lebih Baik

Nasional
Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Kembangkan Energi Terbarukan di RI dan Internasional, Pertamina NRE Gandeng Masdar

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

MK Tolak Gugatan PPP soal Perpindahan 21.000 Suara ke Partai Garuda di 4 Dapil

Nasional
Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Paparkan Hasil Forum Parlemen WWF, Puan Sebut Isu Air Akan Jadi Agenda Prioritas

Nasional
MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

MK Tolak Gugatan PPP Terkait Hasil Pileg Dapil Jabar

Nasional
Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Sidang Asusila Ketua KPU, Anggota Komnas HAM dan Perempuan Jadi Ahli

Nasional
Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Belanja Negara Makin Besar, Jokowi Minta BPKP Inovasi Gunakan Teknologi Digital

Nasional
Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Pegawai Protokol Kementan hingga Pihak Swasta Jadi Saksi Sidang Kasus Korupsi SYL

Nasional
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com