Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Wakil Ketua DPR Korpolkam Usulkan Dana Saksi Masuk APBN 2024

Kompas.com - 16/02/2021, 15:01 WIB
A P Sari

Penulis

KOMPAS.com – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam) Azis Syamsuddin mengusulkan agar anggaran dana saksi dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024.

Hal itu, kata Azis, penting dilakukan mengingat tidak semua partai memiliki anggaran dana saksi cukup besar untuk keseluruhan.

“Ini untuk efisiensi partai politik (parpol) dan mencegah terjadinya perbedaan antara partai besar dan kecil. Jangan sampai ada partai yang tidak punya saksi karena tidak sanggup membayar,” kata Azis dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Selasa (16/2/2021).

Selain mengusulkan anggaran dana saksi dalam APBN 2024, Azis juga menyinggung tentang Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) mengenai batas usia kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS).

Baca juga: Guru Honorer Unggah Foto Gaji Rp 700.000, DPR Soroti Tingkat Kesejahteraan yang Rendah

Ia menilai, batas usia KPPS perlu dirombak guna mencegah terjadinya kelelahan. Sebab, jarak penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) yang berhimpitan seringkali berimbas pada fisik dan waktu.

“Biasanya petugas KPPS di daerah ya itu-itu saja. Saya berharap batas usia maksimal petugas KPPS 45 tahun dan terendah tetap di usia 20 tahun,” saran Azis.

Azis memaparkan, pada Pilkada serentak 2020, usia terendah 20 tahun dan maksimal usia 50 tahun. Hal ini sebagaimana diatur dalam PKPU Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pilkada dalam Kondisi Bencana Nonalam Covid-19.

Di sisi lain, Azis mengapresiasi sikap Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang telah mempersiapkan skema simulasi dan penjadwalan proses Pemilu dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak pada 2024 mendatang.

Baca juga: Wacana Revisi UU ITE, Pimpinan DPR: Kita Jenuh dengan Pasal Pencemaran Nama Baik dan Penghinaan

Ia berharap, skema simulasi tersebut dapat diterapkan KPU melalui sosialisasi masif sejak dini.
“Hal itu guna memudahkan masyarakat serta pihak terkait agar bisa lebih memahami proses pelaksanaan Pemilu 2024,” ujarnya.

Lebih lanjut, politisi Partai Golkar tersebut berharap bahwa KPU bisa berkaca dari kekurangan yang terjadi pada proses Pemilu 2019. Dengan memperkecil kekurangan, Azis yakin, kesalahan tidak akan terulang pada Pemilu 2024.

“Dari sisi Pemilihan Legislatif (Pileg), Pemilihan Presiden (Pilpres), dan Pilkada serentak pada 2024 nanti sangat berhimpitan dan menguras tenaga. KPU harus mempersiapkan kebutuhan personel penyelenggara, baik secara fisik, mental, dan teknologi,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com