Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Sekretaris MA Nurhadi Bantah Pukul Petugas Rutan KPK

Kompas.com - 03/02/2021, 13:30 WIB
Irfan Kamil,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan eks Sekretaris Mahkamah Agung melakukan tindakan kekerasan terhadap petugas Rumah Tahanan KPK.

Menanggapi hal itu, Nurhadi membantah keterangan KPK. Bantahan disampaikan melalui keterangan tertulis, berdasarkan pertemuan virtual yang dihadiri oleh Nurhadi dan tiga penasihat hukum yakni Muhammad Rudjito, Mohammad Ikhsan dan Indra C Sitohang.

Ketua Tim Hukum Nurhadi, Maqdir Ismail membenarkan adanya bantahan Nurhadi yang disampaikan melalui rapat virtual tersebut.

"Betul pihak kami (rapat virtual), saya sudah konfirmasi lisan pagi ini," kata Maqdir dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: KPK Sayangkan Sikap Kuasa Hukum Nurhadi Terkait Dugaan Pemukulan terhadap Petugas Rutan

Adapun dalam keterangan KPK disebutkan, peristiwa diduga terjadi karena kesalahpahaman Nurhadi terkait adanya penyampaian penjelasan sosialisasi oleh petugas Rutan KPK mengenai rencana renovasi salah satu kamar mandi untuk tahanan.

Penasihat Hukum Nurhadi, Muhammad Rudjito mengatakan, tidak pernah ada rencana renovasi di kamar mandi milik Nurhadi, yang ada yakni penyegelan.

"Faktanya, tidak pernah ada rencana renovasi kamar mandi, yang ada adalah kamar mandi akan ditutup dan disegel secara permanen karena ditemukan 1 (satu) buah powerbank pada tabung exhaust fan ketika dilakukan pembuatan instalasi AC yang baru oleh teknisi bernama Imam dan 2 orang anak buahnya pada Rabu, 27 Januari 2021," kata Rudjito dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (3/2/2021).

Baca juga: KPK Dalami soal Penyewaan Rumah Persembunyian Eks Sekretaris MA Nurhadi

Rudjito mengatakan, tidak pernah ada juga sosialisasi renovasi kamar mandi kepada para tahanan di Rutan C-1.

Perihal pemberitaan bahwa Nurhadi tidak mau repot untuk memindahkan barang-barang juga dibantah Rudjito.

"Sama sekali adalah tidak benar, karena di dalam kamar mandi tersebut hanya terdapat sebuah ember untuk mencuci dan tidak terdapat barang-barang milik NHD di sana," kata Rudjito.

"Barang-barang milik NHD senyatanya berada di ruangan sel yang dihuninya. Sehingga, pemberitaan mengenai renovasi Kamar Mandi selama ini adalah keliru atau hoaks," ujar dia.

Baca juga: Petugas Rutan Laporkan Nurhadi ke Polisi, KPK: Kekerasan Tidak Dibenarkan

Rudjito juga menyatakan bahwa Nurhadi beserta enam penghuni Rutan C-1 yang lain tidak pernah mengeluh ataupun meminta kepada Rutan C-1 untuk merenovasi kamar mandi karena tidak pernah ada masalah.

Ia mengatakan, sejak tanggal kejadian hari Kamis, 28 Januari 2021 sampai dengan saat ini Nurhadi belum pernah dimintai keterangan, baik oleh KPK, Kepala Rutan Salemba cabang KPK maupun kepolisian.

"Namun demikian, sudah dilakukan pemberitaan di media secara masif yang menyatakan NHD 'menganiaya' atau 'memukul' Petugas Rutan KPK," ucap Rudjito.

"Padahal, senyatanya NHD telah diprovokasi oleh Saudara Muniri (Pelapor) dengan ucapan, 'pukul saya, pukul saya!' Adapun ayunan tangan kiri dari NHD (notabene NHD tidak kidal) sama sekali tidak mengenai bagian muka, apalagi bibir dari Saudara Muniri," ujar dia.

Lebih lanjut, Rudjito menjelaskan pada saat di tempat kejadian perkara (TKP), ada 10 orang saksi yang melihat, mendengar dan mengalami peristiwa antara Nurhadi dengan Muniri.

Adapun saksi tersebut yakni tahanan yang bernama Sukiman, Emirsyah Satar, Ismunandar, Aswandini Eka Tirta, Syahroni, Amiril Mukminin serta Nurhadi sendiri.

Kemudian, tiga orang lain, kata Rudjito yakni staf atau petugas Rutan C-1 yang bernama Turitno dan Nasir serta Muniri (saksi Pelapor).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com