Kesenjangan tersebut dapat menghambat potensi yang dapat dicapai perempuan.
Wury mengatakan, jurang ketidaksteraan gender masih begitu nyata akibat konstruksi sosial yang banyak dipengaruhi budaya patriarki.
"Imbasnya perempuan menjadi termarjinalkan dalam berbagai aspek pembangunan. Jika kesenjangan ini dapat diperkecil, maka SDM bangsa kita akan menjadi semakin kuat," kata dia.
Peringatan Hari Ibu ke-92 juga disebutkan Wury merupakan momentum untuk merefleksikan semangat perjuangan perempuan di masa lalu.
Pasalnya, kata dia, sejak dulu perempuan terus berjuang dalam berbagai peristiwa besar di Indonesia.
"Tahun 2020 mungkin bukan tahun yang mudah bagi kita semua. Tetapi semangat perjuangan perempuan tidak akan padam, bagaimana sulit pun kondisinya. Selalu ada ruang-ruang yang tersedia bagi kita semua untuk berkontribusi," ujar Wury.
Ia mengatakan, ruang-ruang kontribusi tersebut dimulai dari lingkup terkecil yakni diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar, hingga lingkup terluas, yaitu kemajuan bangsa.
Pada masa pandemi Covid-19 ini, kata dia, perempuan juga terus berjuang mengedepankan kerja sama dan gotong royong untuk saling menjaga.
Baca juga: Wury Maruf Amin: Hari Ibu Momentum Refleksikan Perjuangan Perempuan Masa Lalu
Mulai dari aktif menyuarakan berbagai pesan untuk membangun kesadaran masyarakat, melakukan aksi solidaritas dan gotong royong dengan membangun dapur umum, memproduksi alat-alat pelindung diri seperti masker, dan masih banyak lagi.
"Keberhasilan perempuan dalam mendukung kemajuan bangsa sangat nyata terlihat, bahkan sebelum Indonesia meraih kemerdekaan," kata dia.
Di masa penjajahan, kata dia, para perempuan juga ikut mempertaruhkan nyawa di medan perang, melakukan advokasi melalui surat-surat maupun berbagai pertemuan penting.
Termasuk di masa krisis moneter yang berat pada tahun 1998, para perempuan juga menjadi pahlawan ekonomi melalui usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berhasil memulihkan ekonomi bangsa.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menegaskan tak ada ruang diskriminasi bagi perempuan di Indonesia.
"Di negara yang mengedepankan persatuan dan kesatuan ini, tidak ada ruang bagi diskriminasi dalam bentuk apapun terutama bagi perempuan," kata Bintang.
Bintang mengatakan, secara tegas Indonesia mengakui dan menjamin pemenuhan hak-hak asasi dan perlindungan bagi setiap orang dengan prinsip kesetaraan.