Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Ibu Ini Bersyukur JKN-KIS Tanggung Biaya Cuci Darah Suaminya

Kompas.com - 05/10/2020, 08:00 WIB
Dwi NH,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sudah lebih dari 2,5 tahun suami Sury Galih (48), terbaring tak berdaya akibat penyakit kronis gagal ginjal yang mengharuskannya menjalani perawatan hemodialisa atau cuci darah.

“Iya, sejak sakit suami saya sudah tidak bekerja dan sudah dua tahun menjalani cuci darah. Biaya kebutuhan sehari-hari dari bantuan anak-anak dan beberapa saudara,” ujar Sury, saat diwawancarai Kompas.com via telepon, Selasa (29/9/2020).

Ibu empat anak itu pun sudah khatam mengunjungi rumah sakit (RS) karena setidaknya dua kali seminggu mengantar suaminya menjalani cuci darah.

Menurut Sury, riwayat penyakit hipertensi suaminya, Andi Hariyadi (49), menjadi salah satu penyebab utama gagal ginjal. Ini pun masih ditambah penyakit lainnya yang terlihat seperti gejala penyakit biasa.

Baca juga: BPJS Kesehatan Akan Dukung Pembentukan Data Prioritas Penerima Vaksin Covid-19

“Awalnya suami saya cuma muntah-muntah sampai tidak bisa makan apapun, terus badannya gatal-gatal. Akhirnya saya periksakan ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)," kata Sury.

Setelah tiga kali pemeriksaan, dokter FKTP mendiagnosis Andi terkena gangguan maag dan memberi resep obat lambung. Namun dikarenakan penyakit yang di derita tidak kunjung sembuh, suami Sury diberikan rujukan untuk pemeriksaan lanjutan di RS.

“Setelah beberapa kali konsul dokter mendiagnosis suami saya gagal ginjal dan harus cuci darah," terangnya.

Setelah mendengar hal tersebut, Sury pun panik dan berpikir bagaimana jadinya jika tidak ada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

Baca juga: Penderita Gagal Ginjal Ini Gratis Cuci Darah Dua Kali Seminggu berkat Jaminan BPJS Kesehatan

“Jadi di sana menggunakan perawatan BPJS Kesehatan, tapi ada satu atau dua item yang harus bayar sendiri. Kalau total penggunaan sebulan dibandingkan dengan iuran yang saya bayar tidak ada sepersepuluhnya," kata Sury.

Selain itu, Sury juga beranggapan, biaya tersebut tidak sebanding dengan biaya cuci darah rutin suaminya.

“Sekali cuci darah bisa Rp 1,5 juta rutin dua kali seminggu, jadi kalau sebulan Rp 12 juta belum obat dan sebagainya. Berapa banyak itu kalau dipikir saya tidak sanggup," kata Sury.

Sury pun mengenang kembali ketika suaminya pertama kali menjalani cuci darah. Saat itu berat badan Andi sampai turun 20 kilogram (kg).

Baca juga: Luhut Minta BPJS Kesehatan Percepat Pembayaran Klaim RS Rujukan Covid-19

Ia pun harus bolak-balik masuk rs karena kondisinya kurang stabil serta butuh menyesuaikan diri dari peralatan cuci darah.

“Setahun awal setiap habis cuci darah muntah dan banyak efeknya sampai tidak kuat melihatnya. Apalagi dokter menyatakan sudah stadium 4, tapi setelah itu alhamdulilah membaik, paling merasa lemas saja," kenangnya.

Perawatan cuci darah memang bukan hal mudah. Pasien harus merasakan sakit selama 5 jam dengan kondisi darah yang dipompa keluar masuk.

Halaman:


Terkini Lainnya

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Absen di Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin, Surya Paloh: Terus Terang, Saya Enggak Tahu

Nasional
KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

KPU Mulai Tetapkan Kursi DPRD, Parpol Sudah Bisa Berhitung Soal Pencalonan di Pilkada

Nasional
PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

PKB Jajaki Pembentukan Koalisi untuk Tandingi Khofifah di Jatim

Nasional
PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

PKB Bilang Sudah Punya Figur untuk Tandingi Khofifah, Pastikan Bukan Cak Imin

Nasional
KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

KPK Sita Gedung Kantor DPD Nasdem Milik Bupati Nonaktif Labuhan Batu

Nasional
MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

MA Kuatkan Vonis 5 Tahun Penjara Angin Prayitno Aji

Nasional
Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Soal Jokowi Jadi Tembok Tebal antara Prabowo-Megawati, Sekjen PDI-P: Arah Politik Partai Ranah Ketua Umum

Nasional
TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Pelat Nomor Kendaraan yang Marak Terjadi Akhir-akhir Ini

Nasional
Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Andi Gani Ungkap Alasan Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

PKB Siap Bikin Poros Tandingan Hadapi Ridwan Kamil di Pilkada Jabar

Nasional
Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Hari Pendidikan Nasional, Serikat Guru Soroti Kekerasan di Ponpes

Nasional
Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Bukan Staf Ahli, Andi Gani Ditunjuk Jadi Penasihat Kapolri Bidang Ketenagakerjaan

Nasional
Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Anies Belum Daftar ke PKB untuk Diusung dalam Pilkada DKI 2024

Nasional
PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

PAN Persoalkan Selisih 2 Suara tapi Minta PSU di 5 TPS, Hakim MK: Mungkin Enggak Setengah Suara?

Nasional
Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Kuasa Hukum KPU Belum Paham Isi Gugatan PDI-P di PTUN

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com