Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Menkes Koreksi Protokol Keamanan di Rumah Sakit

Kompas.com - 14/09/2020, 12:14 WIB
Ihsanuddin,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo meminta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaudit sekaligus mengoreksi protokol keamanan di rumah sakit. Jokowi ingin rumah sakit menjadi tempat yang aman dari penularan Covid-19, baik bagi dokter maupun tenaga kesehatan.

"Saya minta Menkes segera melakukan audit dan koreksi mengenai protokol keamanan untuk tenaga kesehatan dan pasien di seluruh rumah sakit," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas mengenai "Laporan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional", di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (14/9/2020).

Baca juga: IDI: 115 Dokter Meninggal karena Covid-19, Kematian Tertinggi di Asia

Kepala Negara mengatakan, harus ada protokol yang membuat pasien Covid-19 di suatu rumah sakit tidak menularkan virusnya kepada pasien non-Covid-19 dan petugas kesehatan. Sebab, rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang aman dari penularan.

"Bukan jadi klaster penyebaran Covid-19," kata Jokowi.

Jokowi juga berpesan agar Menkes memastikan ketersediaan tempat tidur dan ICU di RS rujukan Covid-19 untuk kasus-kasus yang berat. Sementara untuk kasus sedang dan ringan, pemerintah juga terus berupaya menambah fasilitas isolasi.

Misalnya di Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran, Jokowi menegaskan, masih ada ruangan yang cukup untuk menampung pasien gejala ringan dan sedang.

Pemerintah juga akan segera bekerja sama dengan hotel bintang 2 dan 3 di berbagai daerah untuk menyiapkan fasilitas isolasi.

Baca juga: Tempat Tidur RS Nyaris Penuh, Doni Monardo: Mengkhawatirkan..

Selama pandemi Covid-19, tercatat 115 dokter di Indonesia meninggal dunia akibat terinfeksi penyakit ini.

PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkapkan, angka kematian dokter di Indonesia saat ini tercatat yang tertinggi di Asia.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi mengatakan, tak semua dokter yang meninggal tersebut ditugaskan untuk menangani pasien Covid-19. Namun, mereka terpapar Covid-19 di lingkungan rumah sakit yang memang rawan.

Misalnya, ada dokter yang tertular dari pasien umum yang baru belakangan terdeteksi Covid-19.

"Misalnya ada dokter ortopedi, dia menangani pasien yang dioperasi. Setelah operasi baru diketahui bahwa pasien positif," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Perkara Besar di Masa Jampidum Fadil Zumhana, Kasus Sambo dan Panji Gumilang

Nasional
Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Refly Harun: Anies Tak Punya Kontrol Terhadap Parpol di Koalisi Perubahan

Nasional
Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Verifikasi Bukti Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai, Warga Akan Didatangi Satu-satu

Nasional
Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Indonesia Dorong Pemberian Hak Istimewa ke Palestina di Sidang PBB

Nasional
Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Beban Melonjak, KPU Libatkan PPK dan PPS Verifikasi Dukungan Calon Kepala Daerah Nonpartai

Nasional
Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Peran Kritis Bea Cukai dalam Mendukung Kesejahteraan Ekonomi Negara

Nasional
Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Refly Harun Ungkap Bendera Nasdem Hampir Diturunkan Relawan Amin Setelah Paloh Ucapkan Selamat ke Prabowo

Nasional
UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

UU Pilkada Tak Izinkan Eks Gubernur Jadi Cawagub, Wacana Duet Anies-Ahok Buyar

Nasional
Jemaah Haji Tak Punya 'Smart Card' Terancam Deportasi dan Denda

Jemaah Haji Tak Punya "Smart Card" Terancam Deportasi dan Denda

Nasional
Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Sebelum Wafat, Jampidum Kejagung Sempat Dirawat di RSCM 2 Bulan

Nasional
Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal Dunia

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, PKS: Kontrol Terhadap Pemerintah Wajib

Nasional
Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Istri di Minahasa Dibunuh karena Mengigau, Komnas Perempuan Sebut Fenomena Femisida

Nasional
Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Kabaharkam Siapkan Strategi Pengamanan Khusus di Akses Masuk Pelabuhan Jelang WWF ke-10 di Bali

Nasional
Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Ketua KPU Sebut Caleg Terpilih Tak Harus Mundur jika Maju Pilkada, Pakar: Jangan-jangan Pesanan...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com