JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki bulan keenam sejak kasus pertama Covid-19 diumumkan di Indonesia pada 2 Maret 2020, pandemi masih terus berlangsung.
Pemerintah menyokong para ahli untuk terus berupaya mengembangkan vaksin Covid-19 dengan harapkan dapat memutus penyebaran dan penularan virus corona.
Pemerintah pun bekerja sama dengan lembaga di luar negeri dalam mengembangkan vaksin, di samping juga mengembangkan vaksin buatan Indonesia sendiri.
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, Indonesia berkolaborasi dengan sejumlah negara, yakni China dan Korea Selatan dalam mengembangkan vaksin Covid-19.
Baca juga: Erick Thohir Minta Kadin Tak Ikut Program Bantuan Vaksin Covid-19 dari Pemerintah
Indonesia bekerja sama dengan empat perusahaan asing untuk menemukan vaksin tersebut.
Pertama, Bio Farma berkolaborasi dengan perusahaan Bioteknologi China, Sinovac dan menargetkan izin edar vaksin pada awal 2021.
Kedua, PT BCHT teknologi Indonesia berkerja sama dengan perusahaan China National Biotech. Target dapat izin edar vaksi Covid-19 pada awal Mei 2021.
Ketiga, PT Kalbe Farma berkolaborasi dengan perusahaan Genexine Inc, Korea Selatan, menargetkan dapat izin edar vaksin Covid-19 pada Agustus 2021.
"Terakhir, PT Bio Farma dengan The Coallition for Epidemic Preparation Inovation atau CEPI telah masuk dalam daftar manufaktur atau short list yang berpotensi untuk memproduksi vaksin Covid-19," kata Terawan dalam rapat kerja Komisi IX, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/7/2020).
Pada hari yang sama, Presiden Jokowi menegaskan, vaksin yang dikembangkan PT Bio Farma dengan Sinovac dari China mulai melakukan uji klinis tahap tiga pada Juli 2020.
Baca juga: WHO Dituding Korup, AS Enggan Ikut Koalisi Pengembangan Vaksin Corona
"Uji klinis kalau tidak salah sudah sampai uji ke-3, tapi perlu enam bulan untuk uji terakhir, jadi kira-kira diproduksi Januari sampai April (2021)," kata Presiden Jokowi.
Menurut dia, target produksi pemerintah adalah sebanyak 347 juta vaksin.
Namun, pada awal 2021 pemerintah menargetkan memproduksi 170 juta vaksin terlebih dahulu.
"Nanti kelompok yang diprioritaskan untuk mendapat vaksin adalah bagi tenaga kesehatan dan kelompok rentan, dan wilayah merah," ujar dia.
Kendati demikian, Presiden Jokowi menekankan bahwa selama vaksin belum berhasil diproduksi, maka pemerintah terus melakukan tracing contact dan treatment dengan baik.
Pada 19 Juli 2020, pemerintah melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengumumkan, vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinovac Biotech Ltd telah sampai di Indonesia pada Minggu (19/7/2020).
Baca juga: Menristek: Vaksin dan Obat Tak Berarti Akhiri Pandemi Covid-19
Vaksin tersebut sudah diserahkan ke Bio Farma untuk memasuki tahap uji klinis ke-3.
"Betul, sudah sampai pada Minggu. Sudah diserahkan ke Bio Farma," ujar Faizasyah ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (20/7/2020).
Menurut Faizasyah, pengembangan vaksin dengan China dilakukan melalui kerja sama internasional.
"Strategi jangka pendek memang untuk memastikan akses ke vaksin manakala sudah siap diproduksi dan ini dilakukan melalui kerja sama internasional," ujar dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, vaksin Covid-19 yang tiba di Indonesia itu sudah melewati uji klinis tahap I dan II.
Baca juga: Kemenristek Akan Segera Uji Vaksin Merah Putih
Oleh karenanya, tahap III akan segera dilakukan di Indonesia dan beberapa lembaga akan ikut bekerja sama dengan Sinovac.
"Transfer teknologi produksi vaksin Covid-19 dari Sinovac ke Bio Farma dilakukan saat uji klinis fase ketiga," kata Honesti dalam konferensi pers yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (16/7/2020).