Honesti mengatakan, alasan pemerintah memilih kerja sama dengan Sinovac karena perusahaan tersebut dinilai memiliki kredibilitas dalam memproduksi vaksin lebih dari 30 negara.
Sinovac pernah mengembangkan vaksin Hepatitis A yang mendapat pengakuan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Adapun, Honesti mengatakan, dalam melakukan uji klinis tahap I dan II terhadap vaksin, tidak ditemukan terjadi efek samping yang parah bagi relawan.
Baca juga: Erick Thohir Prediksi 93 Juta Orang Dapat Bantuan Vaksin Covid-19 dari Pemerintah
"Studi pra-klinis, uji klinis tahap satu dan dua telah selesai dilakukan. Sinovac tengah menyiapkan uji klinis tahap ketiga di sejumlah pusat uji klinis di dunia," tutur dia.
1. Dipusatkan di Bandung
Uji klinis tahap III vaksin Covid-19 dari China ini dilakukan dengan kerja sama Bio Farma dengan Universitas Padjajaran (Unpad), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Uji klinis vaksin dilakukan di Fakultas Kedokteran, Unpad, Bandung, Jawa Barat.
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek) Ali Ghufron Mukti mengatakan, beberapa hal harus dipersiapkan dalam uji klinis, yaitu prosedur, izin, protokol dan subyek.
"Jumlah sampelnya menentukan berapa lama (uji klinis), semakin besar tentu semakin lama," kata Ali kepada wartawan, pada Senin (21/7/2020).
2. Memakan waktu enam bulan
Pada 11 Agustus 2020, Presiden Jokowi ikut menyaksikan proses penyuntikan calon vaksin Covid-19 ke 20 relawan yang ikut berpartisipasi dalam vaksinasi di Fakultas Kedokteran, Unpad, Bandung, Jawa Barat.
Baca juga: Simak, Ini Update Terbaru Kandidat Vaksin Covid-19 di Dunia Saat Ini
Kepala Negara berharap, uji klinis fase III ini bisa selesai dalam waktu enam bulan.
Menurut Presiden Jokowi, jika calon vaksin berhasil menangkal virus corona tanpa efek samping, maka pemerintah akan memproduksi massal melalui PT Bio Farma.
"Kita harapkan di bulan Januari 2020 kita sudah bisa memproduksi dan sekaligus juga kalau produksi sudah siap langsung diberikan vaksinasinya kepada seluruh masyarakat di Tanah Air," kata Presiden Jokowi, saat itu.
Dalam acara yang sama, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir mengatakan, proses penyuntikan vaksin akan di lanjut sampai Desember 2020.
"Kita semua yang hadir bersyukur karena saat ini Indonesia memasuki tahapan penting dalam usaha untuk mengatasi pandemi Covid-19," kata Erick.
Erick menjelaskan, penyuntikan akan dilakukan ke 1.620 relawan secara bertahap.
Baca juga: Mutasi Virus Corona Lebih Menular di Indonesia, Apa Pengaruhnya pada Vaksin?
Gelombang pertama, kata Erick, melakukan penyuntikan pada minggu kedua Agustus, tes vaksin diterapkan kepada 120 subjek relawan.
Gelombang berikutnya akan digelar pada minggu ketiga dan minggu keempat bulan ini, masing-masing sebanyak 144 relawan.
Menurut Erick, penyuntikan dan pengawasan relawan uji klinis fase III ini akan terus dilakukan dan akan berlangsung hingga minggu ketiga di bulan Desember dengan total 1.620 relawan.
Oleh karenanya, sebagian besar relawan adalah warga Bandung karena mereka harus terus dimonitor, diperiksa, dan menjalani analisa rutin dalam menilai efektifitas vaksin.
"Saya berterima kasih kepada para relawan, tim laboratorium Bio Farma dan Sinovac, serta Universitas Padjadjaran yang bisa mewujudkan tahapan krusial ini. Kini kita tunggu enam bulan ke depan," ucap dia.
Lebih lanjut, Erick mengatakan, apabila uji klinis fase III berjalan lancar, maka hasilnya akan segera diregistrasikan ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca juga: Menristek: Mutasi Virus Corona D614G Tak Ganggu Pengembangan Vaksin
Setelah lolos di BPOM, vaksin akan diproduksi massal oleh PT Bio Farma pada Januari 2021. Bio Farma menargetkan bisa memproduksi 250 juta dosis vaksin per tahun.
3. Vaksin tak bisa untuk anak-anak