JAKARTA, KOMPAS.com - Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyebut, pemerintah sebenarnya masih punya waktu untuk menyelamatkan Indonesia dari dampak yang ditimbulkan pandemi Covid-19.
Meski hingga 6 bulan belum ada tanda-tanda wabah berakhir, Dicky yakin kondisi akan membaik jika pemerintah fokus pada pengendalian kasus.
"Ini belum terlalu telat jika kita segera mengubah strategi pengendalian kita menjadi fokus pada eliminasi dari Covid-19," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Rabu (2/9/2020).
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik Drastis Akhir Agustus, Satgas Akui Libur Panjang Jadi Pemicunya
Dicky mengatakan, sejak awal masa pandemi, pemerintah tak cukup serius untuk mengeliminasi kasus Covid-19.
Tracing dan tracking cenderung lambat. Begitu pula dengan kebijakan pembatasan di berbagai bidang.
Belum lama pembatasan diberlakukan, pemerintah justru melakukan pelonggaran, mulai dari sektor transportasi, perkantoran, pendidikan, pariwisata, bahkan hiburan.
Oleh karena itu, kata Dicky, sejak awal bisa diprediksi bahwa hingga 6 bulan masa pandemi, penularan kian masif dan pemerintah semakin tertekan karena persoalan ekonomi.
"Fenomena ini bukan sesuatu yang tidak bisa diprediksi sejak awal, sudah bisa diprediksi dan saat ini terjadi di banyak negara termasuk di Indonesia," ucap Dicky.
Menurut Dicky, hal yang seharusnya dilakukan pemerintah saat ini yakni kembali menguatkan pengendalian pandemi melalui eliminasi kasus Covid-19.
Tracing dan tracking harus lebih dimasifkan. Selain itu, pembatasan di berbagai bidang juga harus kembali diperketat.
Baca juga: Kasus Covid-19 Naik 32,9 Persen Pekan Terakhir Agustus, Satgas: Ini Mengagetkan
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan