JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Tim Pakar Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah mengatakan, libur panjang pada Agustus lalu berpengaruh terhadap tingginya kenaikan kasus Covid-19 pada akhir Agustus.
Libur panjang membuat masyarakat melakukan mobilitas sehingga meningkatkan penularan Covid-19.
"Ya bisa jadi (kenaikan kasus dipengaruhi libur panjang). Kita melihat efek libur panjang terhadap kenaikan jumlah kasus yang ada," ujar Dewi dalam talkshow daring yang ditayangkan di saluran YouTube BNPB, Rabu (2/9/2020).
Baca juga: 150 Orang dari Klaster PT Nippon Oilseal Kogyu Cikarang Positif Covid-19
Kondisi ini, menurut dia, terutama terjadi di Jawa. Sebab, kata Dewi, mayoritas daerah penyumbang kasus Covid-19 tertinggi pada pekan terakhir Agustus ada di Jawa.
Mobilitas tinggi ini yang disebutnya membuka semakin banyak peluang penularan terjadi.
Hal yang perlu dicermati, kata Dewi, dampak dari libur panjang tidak terlihat dalam sehari atau dua hari setelah liburan.
"Tapi manifestasinya saat sudah ke RS dan diperiksa, saat sudah berjalan dan sebagainya. Sehingga, ada delay (jeda) mungkin sekitar dua hingga tiga pekan baru kelihatan kenaikannya di mana," kata Dewi.
Selain itu, hal yang juga perlu dicermati, menurut dia, yakni tren penularan secara klaster.
Kondisi ini terjadi di Jawa. "Misalnya di Jawa Timur ada klaster pesantren, di Jawa Barat ada klaster industri, dan sebagainya," ucap Dewi.
Sebelumnya, Dewi mengatakan, kasus Covid-19 mengalami kenaikan drastis pada pekan terakhir Agustus 2020.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan