Selain itu, memasuki bulan September yang merupakan transisi ke musim hujan, masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap bencana akibat cuaca ekstrem.
Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin mengingatkan, cuaca ekstrem kemungkinan akan terjadi saat musim peralihan pada September.
"Selama pancaroba itu relatif kejadian cuaca ekstrem seperti puting beliung, kemudian hujan lebat dalam durasi singkat, kemudian petir itu bisa lebih sering terjadi selama pancaroba," kata Miming dalam rapat koordinasi secara virtual bersama BNPB, Senin (31/8/2020).
"Jadi mulai bulan September, Oktober, November kita perlu waspadai untuk kondisi-kondisi tersebut," ujar dia.
Baca juga: BMKG Ingatkan Masyarakat Waspada Cuaca Ekstrem Jelang Pancaroba
Miming mengatakan, 85 persen wilayah di Indonesia masih akan mengalami musim kemarau pada September. Sementara sisanya atau 15 persen sudah masuk pada musim hujan.
"Sebanyak 85 persen wilayah Indonesia masih memasuki musim kemarau, sedangkan untuk 15 persennya itu dia sudah mulai basah," tuturnya.
Beberapa wilayah yang mulai masuk pada musim hujan, disebut Miming, antara lain sebagian kecil Sumatera Utara bagian selatan.
Kemudian, di Sumatera Barat di bagian Tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, kemudian wilayah timur Kalimantan.
"Sedangkan untuk wilayah Sulawesi ada di Sulawesi bagian barat, kemudian di wilayah Sulawesi bagian utara," ucapnya.
Baca juga: Kulon Progo Jadi Kampung Siaga Bencana di Indonesia
Selain itu, ada Maluku dan Maluku Utara dan Papua tengah, sedangkan mayoritas wilayah Jawa masih akan mengalami musim kemarau.
"Sangat kecil posisi wilayah yang basahnya sebagian kecil ada di wilayah Jawa Tengah, kemudian ada di wilayah selatan Jawa Barat," kata dia.
Terkait puncak musim kemarau, kata Miming, 64,9 persen daerah terjadi pada Agustus. Sementara 18,7 persen terjadi pada September.
"Lebih dari 64 persen itu puncak musim kemaraunya di bulan Agustus," tuturnya.
Ia juga mengingatkan, masyarakat agar waspada pada cuaca yang cukup panas pada September ini.
Menurut dia, suhu cuaca cukup panas pada bulan September terjadi karena posisi matahari yang berada di garis ekuator.
Kendati cukup panas, Miming menegaskan, ukuran suhu masih dalam batasan normal.
"Kondisi ini harus diwaspadai selama bulan September karena kondisi cuaca atau suhu cukup panas masih dapat terjadi," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.