Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes Sarankan Dosis Konsumsi Jamu Ditingkatkan Selama Pandemi Covid-19

Kompas.com - 05/08/2020, 16:43 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional Badan Litbang Kesehatan Kemenkes, Akhmad Saikhu, menyarankan masyarakat untuk meningkatkan dosis konsumsi obat herbal atau jamu selama pandemi Covid-19.

Menurut Saikhu, langkah tersebut baik untuk menjaga imunitas tubuh dan mencegah timbulnya penyakit penyerta atau komorbid terkait Covid-19.

"Takaran (obat herbal) juga bisa ditingkatkan untuk masa-masa Covid ini. Tapi nanti kalau sudah selesai ya kembali ke dosis-dosis awal," kata Saikhu dalam konferensi pers virtual yang disiarkan langsung YouTube BNPB, Rabu (5/8/2020).

Baca juga: Kemenkes: Obat Herbal Tak Bisa Atasi Covid-19, Hanya Penyakit Penyerta

Saikhu menyebutkan, publik bisa mengonsumsi obat herbal yang resepnya turun temurun dari nenek moyang.

Misalnya, untuk mencegah hipertensi ringan, dapat diramu seledri, daun pegangan, daun kumis kucing, rimpang temulawak, rimpang kunyit, dan herbal meniran.

Atau, untuk mencegah terjadinya gula darah tinggi, racikan herbalnya berupa daun salam, daun sambiloto, kulit kayu manis, dan rimpang temulawak.

"Dari beberapa ramuan-ramuan yang ada di masyarakat ini sudah kami teliti, kita buktikan dengan data-data ilmiah, data keamanan dan manfaatnya, cukup aman dan bisa dikonsumsi masyarakat dengan dosis tertentu," ujar Saikhu.

Baca juga: BPOM Belum Pernah Keluarkan Izin Obat Herbal untuk Covid-19

Menurut Saikhu, bahan-bahan obat herbal bisa ditemukan dengan mudah. Sebagian besar bahan tersebut bahkan dipakai untuk memasak.

Saikhu mengatakan, sepanjang bahan herbal bisa meningkatkan daya tahan tubuh atau meringankan gejala penyakit, maka konsumsinya dapat dilanjutkan.

Kementerian Kesehatan juga telah mengeluarkan surat edaran tentang bagaimana masyarakat menggunakan ramuan jamu, baik secara komposisi maupun dosis.

Namun demikian, Saikhu mengingatkan bahwa obat herbal atau jamu berkhasiat untuk meringankan gejala penyakit penyerta atau komorbid Covid-19.

Baca juga: Cegah Covid-19, BKN Pastikan Peserta SKB CPNS Ujian di Wilayah Masing-masing

Obat herbal ataupun jamu, kata Saikhu, tak bisa menyembuhkan virus corona. Covid-19 hanya dapat disembuhkan oleh virus yang saat ini masih dalam proses uji klinis.

"Terkait dengan penggunaan herbal atau jamu ini sebenarnya tidak bisa menyembuhkan Covid-19," kata Saikhu.

"Jamu itu adalah untuk komorbid dari Covid-19. Artinya bisa dipergunakan untuk meringankan gejala-gejala penyakit penyerta," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com