"Perkembangan ini bisa dilihat setiap saat, setiap pekan dan harapannya dari waktu ke waktu harusnya jadi lebih baik," tambah dia.
Lebih lanjut, Wiku menjelaskan adanya penambahan kasus meninggal dunia akibat Covid-19 naik cukup drastis sepekan terakhir.
Wiku menyebut, sepekan terakhir ada 618 kasus meninggal dunia akibat Covid-19.
"Pada pekan terakhir jumlah meninggal dunia total ada 618 orang. Ini meningkat cukup drastis dari sepekan sebelumnya sebanyak 494 orang," ujar dia.
Wiku mengungkapkan, ada lima provinsi yang menyumbang kasus kematian terbanyak secara kumulatif.
Terhitung sejak 2 Maret 2020 lalu, provinsi Jawa Timur menjadi daerah dengan jumlah kematian tertinggi akibat Covid-19 yakni 1.589 kasus.
Baca juga: Khofifah: Puncak Pandemi Covid-19 di Jatim Sudah Dilewati, Sekarang PR Turunkan Kematian
Kemudian DKI Jakarta dengan 759 kasus, Jawa Tengah dengan 564 kasus, Sulawesi Selatan dengan 302 kasus dan Kalimantan Selatan dengan 271 kasus.
Wiku mengajak semua pihak bekerjasama dalam menekan jumlah kasus kematian akibat Covid-19.
"Harapannya, pada pekan ini jumlah kematian bisa menurun," kata Wiku.
"Untuk itu mari kita bekerjasama. Utamanya di fasilitas kesehatan, para tenaga kesehatan dan masyarakat mari perhatikan kondisi Covid-19 saat ini," tambah dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wiku mengatakan, pandemi Covid-19 bukan konspirasi.
Wabah ini terjadi tak hanya di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia dengan angka penambahan pasien yang terus bertambah,
Baca juga: Viral Video Sopir Ojol Marah-marah Setelah Ditegur Tidak Pakai Masker
"Perlu kami tegaskan bahwa Covid-19 bukan konspirasi. Seperti kita lihat bersama kasusnya semakin lama semakin meningkat. Tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia," ujar Wiku.
Selain itu, Wiku mengungkapkan hingga saat ini korban meninggal dunia setelah terpapar Covid-19 terus berjatuhan.
Bukan hanya dari masyarakat, banyak tenaga kesehatan yang juga gugur akibat penyakit ini.
"Bukan hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara lain. Sehingga tak ada ruang untuk kita lengah. Ini menunjukkan data riil. Jadi bukan berupa konspirasi," tegas Wiku.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.