Kami semua satu hati dan satu misi – membela Tanah Air tercinta. Bila saja tidak terjadi cease fire tanggal 15 Agustus 1962, pasti akan terjadi operasi-operasi penerjunan pasukan yang lebih hebat dan lebih emosional lagi.
Lapangan terbang Biak, benteng pertahanan Belanda dan lapangan terbang Sentani di Kotabaru (sekarang Jayapura) pusat pemerintahan Belanda di Irian Barat sudah menanti kedatangan kami, prajurit-prajurit pilihan dan pemberani.
Beberapa peristiwa dan kisah di atas sengaja dengan sadar saya pilih untuk mengingatkan kepada kita semua, bahwa dalam masa masa sulit, Indonesia masih memiliki orang orang yang bisa ditauladani.
Mereka tidak banyak bicara, tetapi banyak berbuat dan ikhlas berbuat, demi negeri tercinta. Selama sepuluh tahun kami bersama dalam suka dan duka.
Orang-orang tangguh dan andal yang patut disuritauladani: teknisi dan ahli teknik alutsista (alat utama sistem senjata) Angkatan Udara, petugas pangkalan udara beserta seluruh perangkatnya, serta prajurit prajurit pilihan yang pemberani, pasukan payung Indonesia.
Letnan Achmad, Letnan Tossin, Letnan Makmur, Kapten GF Mambu adalah beberapa nama teknisi dan ahli teknik yang masih saya ingat yang banyak dikagumi dan disegani karena kesabaran dan keuletan serta kecintaannya pada profesi.
Letnan Sadjad, Letnan Basyir, Letnan Palila, dan Kapten Hari Respati adalah beberapa nama Komandan Pangkalan Udara yang lekat dalam sejarah AURI karena keandalannya dan peranannya dalam operasi operasi udara.
Letnan Kolonel Sukani, Kapten Radix Sudarsono, Letnan Manuhua, adalah beberapa contoh prajurit AURI pilihan dan pemberani yang tanpa pedulikan untung-rugi, asalkan demi Tanah Air Indonesia.
Sebagian besar dari mereka adalah pewaris nilai-nilai kejuangan 45, pantang surut. Mereka memiliki integritas tinggi, penuh dedikasi dan determinasi, ulet, tangguh serta andal. Mereka patut ditauladani, mereka adalah motivator sekaligus inspirator saya.
Mereka telah memberi inspirasi pada saya untuk terus berbakti kepada Negara dan Bangsa bersama Angkatan Udara.
Perjalanan panjang ke depan terbentang di depan saya, jalan yang pasti tidak rata dan tidak mulus, tidak pula datar dan tidak pula lurus. Dengan tekad bulat, akan saya tapaki jalan itu, walaupun dengan susah payah.
Saya merasa tersanjung diberikan kesempatan oleh negeri tercinta ini untuk bertugas bersama mereka, orang orang tauladan. (Marsekal TNI Purn Sukardi)
(Kutipan dari buku “Saatnya Berbagi Pengalaman dan Rasa”, tulisan Marsekal TNI (Purn) Sukardi. Diterbitkan oleh Kata Hasta Pustaka tahun 2010. Penyelaras akhir : Atmadji Sumarkidjo)
Jakarta 23 Juni 2020,
Chappy Hakim, untuk menghormati dan mengenang Almarhum Marsekal Sukardi dan para Pahlawan Operasi Trikora 1962.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.