Salin Artikel

Kisah Heroik Pagi-pagi Buta Menembus Wilayah Udara Kekuasaan Belanda di Merauke

SEJARAH bangsa kita telah mencatat demikian banyak kisah heroik tentang bagaimana semangat juang yang menyala-nyala, berkobar-kobar tanpa pamrih dari para pejuang dalam upaya meraih kemerdekaan.

Demikian pula halnya dengan berbagai upaya dalam mempertahankan kemerdekaan serta eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari sekian banyak catatan sejarah yang tercecer sepanjang alur perjalanan spirit patriotisme dalam memagari persatuan dan kesatuan serta keutuhan martabat Sang Ibu Pertiwi dan Bapak Angkasa Indonesia.

Berikut ini diuraikan sekelumit catatan dari Marsekal Sukardi tentang operasi-operasi yang luar biasa dan kisah menembus wilayah udara Belanda di Irian Barat:

Penerjunan di tengah malam yang pekat gelap gulita

Untuk dapat lebih meyakinkan ketangguhan pasukan payung kita dalam operasi-operasi militer gabungan (airborne operation), kita bisa menengok kembali kisah operasi penerjunan di kawasan Merauke Irian Barat pada tanggal 23 – 24 Juni tahun 1962.

Saya contohkan Merauke, karena dari 11 kali operasi penerjunan dalam masa 10 tahun penugasan saya sebagai penerbang transport (sejak tahun 1954), penerjunan pasukan payung gabungan di kawasan Merauke adalah yang paling canggih dengan risiko yang sangat tinggi.

Berikut ini beberapa fakta dan data yang patut menjadi catatan penting dalam sejarah operasi penerbangan yang pernah kita laksanakan.

Sasaran penerjunan atau Dropping Zone adalah kawasan hutan belantara yang ganas, kurang lebih 30 Km sebelah utara kota Merauke. Jadi bukan di Kota Merauke dan hal ini tidak pernah dilakukan sebelumnya.

Waktu penerjunan atau Time Over Target (TOT) adalah pukul 03.40 pagi buta, bukan saat menjelang matahari terbit seperti lazimnya sebuah operasi penyerangan dari udara oleh pasukan payung.

Jangkauan atau rentang waktu pelaksanaan operasi sangat panjang dan melelahkan. Tidak ada waktu untuk beristirahat bagi pasukan dan para awak pesawat.

Berangkat dari Lanuma Halim Perdanakusuma pada tanggal 23 Juni 1962 kurang lebih pada pukul 05.00 pagi hari.

Terjun dan mendarat di hutan belantara utara Merauke pukul 03.40 tanggal 24 Juni 1962 dan mendarat kembali di Lanuma Halim Perdanakusuma tanggal 24 Juni 1962 sekitar pukul 13.30.

Dengan demikian total kurang lebih 30 jam kami berada dalam situasi dan kondisi yang tegang dan emosional.

Misi penerjunan ini adalah bersifat infiltrasi atau penyusupan masuk ke daerah yang dikuasai musuh, bukan sebuah penugasan merebut sebuah sasaran yang sudah dipastikan sebelumnya.

Dalam kurun waktu selama 30 jam yang penuh dengan emosi itu, selama 17 jam kami berada di udara dan selama 9 jam 30 menit penerbangan berlangsung dalam kegelapan malam yang amat pekat.

Lapangan terbang Amahai, sebagai pangkalan aju tempat transit sebelum menuju dropping zone kondisinya sangat darurat, becek, lembek dan bergelombang. Penerangan yang tersedia hanya “goosenecks”, sejenis obor yang di rentang sepanjang kedua sisi landasan.

Untuk menampung tiga pesawat Hercules bersamaan dalam sebuah operasi malam hari seperti itu dan sekaligus menyiapkan dua kompi pasukan payung yang akan diterjunkan, sebenarnya tidak memenuhi syarat.

Itulah semua situasi dan kondisi darurat yang merupakan sebuah fakta lapangan yang kami hadapi ketika itu. Apapun yang tersedia, walau sangat sederhana, the show must go-on.

Suasana semakin mencekam menjelang keberangkatan kami menuju sasaran yang telah ditentukan yaitu kawasan utara kota Merauke.

Dalam kegelapan malam disertai hujan rintik-rintik, seluruh pasukan payung dikumpulkan di sekitar tiga pesawat Hercules termasuk seluruh awak pesawat. Suasana menjadi amat dramatis dan hening sejenak.

Melalui megaphone, Panglima Komando Mandala Mayjen TNI Soeharto didampingi pejabat-pejabat Mandala lainnya memberi pesan, “Kalian adalah prajurit pilihan, kalian adalah prajurit-prajurit pemberani. Tugas kalian malam ini sangat berat, penuh risiko tetapi mulia. Kerugian kita bisa mencapai 60 persen, yang tidak sanggup masih ada waktu untuk mundur...”

Semuanya terdiam, suasana hening sekali, hanya suara tarikan napas masing-masing di sela suara rintikan hujan yang berjatuhan yang sempat terdengar.

Kemudian Pak Harto melanjutkan lagi, memecah keheningan malam yang gelap. “Selamat Berjuang, Kita Mesti Menang…!" ujarnya meyakinkan.

Segera setelah itu prajurit-prajurit pemberani dan pilihan segera mengenakan payung utama di punggungnya dan payung cadangan di depan dada serta membawa “leg-bag” masing-masing satu. Mereka berjalan beriringan menuju pesawat Hercules yang sudah siap.

Karena beban yang berat, pasukan-pasukan itu berjalan agak pelahan namun pasti, tidak memperlihatkan keraguan sedikitpun.

Saya hampiri mereka menjelang naik ke dalam pesawat yang akan saya kemudikan. Dengan kedua tangan menggenggam rapat keatas, saya ucapkan selamat kepada pasukan payung yang saya kagumi dan banggakan.

Dalam kegelapan malam, dan masih diiringi hujan rintik-rintik, tiga pesawat Hercules bersiap-siap untuk tinggal landas. Penuh dengan pasukan dan bahan bakar, satu per satu menyusuri landasan yang basah dan becek serta bergelombang itu dengan susah payah.

Namun akhirnya tiga Hercules tersebut berhasil lepas landas. Setelah terbang mengarungi angkasa menembus kegelapan malam sepanjang 3 jam 50 menit, para pasukan pemberani tersebut terjun ke hutan belantara sebelah utara Merauke yang ganas.

Kami semua satu hati dan satu misi – membela Tanah Air tercinta. Bila saja tidak terjadi cease fire tanggal 15 Agustus 1962, pasti akan terjadi operasi-operasi penerjunan pasukan yang lebih hebat dan lebih emosional lagi.

Lapangan terbang Biak, benteng pertahanan Belanda dan lapangan terbang Sentani di Kotabaru (sekarang Jayapura) pusat pemerintahan Belanda di Irian Barat sudah menanti kedatangan kami, prajurit-prajurit pilihan dan pemberani.

Beberapa peristiwa dan kisah di atas sengaja dengan sadar saya pilih untuk mengingatkan kepada kita semua, bahwa dalam masa masa sulit, Indonesia masih memiliki orang orang yang bisa ditauladani.

Mereka tidak banyak bicara, tetapi banyak berbuat dan ikhlas berbuat, demi negeri tercinta. Selama sepuluh tahun kami bersama dalam suka dan duka.

Orang-orang tangguh dan andal yang patut disuritauladani: teknisi dan ahli teknik alutsista (alat utama sistem senjata) Angkatan Udara, petugas pangkalan udara beserta seluruh perangkatnya, serta prajurit prajurit pilihan yang pemberani, pasukan payung Indonesia.

Letnan Achmad, Letnan Tossin, Letnan Makmur, Kapten GF Mambu adalah beberapa nama teknisi dan ahli teknik yang masih saya ingat yang banyak dikagumi dan disegani karena kesabaran dan keuletan serta kecintaannya pada profesi.

Letnan Sadjad, Letnan Basyir, Letnan Palila, dan Kapten Hari Respati adalah beberapa nama Komandan Pangkalan Udara yang lekat dalam sejarah AURI karena keandalannya dan peranannya dalam operasi operasi udara.

Letnan Kolonel Sukani, Kapten Radix Sudarsono, Letnan Manuhua, adalah beberapa contoh prajurit AURI pilihan dan pemberani yang tanpa pedulikan untung-rugi, asalkan demi Tanah Air Indonesia.

Sebagian besar dari mereka adalah pewaris nilai-nilai kejuangan 45, pantang surut. Mereka memiliki integritas tinggi, penuh dedikasi dan determinasi, ulet, tangguh serta andal. Mereka patut ditauladani, mereka adalah motivator sekaligus inspirator saya.

Mereka telah memberi inspirasi pada saya untuk terus berbakti kepada Negara dan Bangsa bersama Angkatan Udara.

Perjalanan panjang ke depan terbentang di depan saya, jalan yang pasti tidak rata dan tidak mulus, tidak pula datar dan tidak pula lurus. Dengan tekad bulat, akan saya tapaki jalan itu, walaupun dengan susah payah.

Saya merasa tersanjung diberikan kesempatan oleh negeri tercinta ini untuk bertugas bersama mereka, orang orang tauladan. (Marsekal TNI Purn Sukardi)

 

(Kutipan dari buku “Saatnya Berbagi Pengalaman dan Rasa”, tulisan Marsekal TNI (Purn) Sukardi. Diterbitkan oleh Kata Hasta Pustaka tahun 2010. Penyelaras akhir : Atmadji Sumarkidjo)

Jakarta 23 Juni 2020,
Chappy Hakim, untuk menghormati dan mengenang Almarhum Marsekal Sukardi dan para Pahlawan Operasi Trikora 1962.

https://nasional.kompas.com/read/2020/06/22/14120251/kisah-heroik-pagi-pagi-buta-menembus-wilayah-udara-kekuasaan-belanda-di

Terkini Lainnya

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Ibarat Air dan Minyak, PDI-P dan PKS Dinilai Sulit untuk Solid jika Jadi Oposisi Prabowo

Nasional
Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Jokowi Doakan Timnas U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris 2024

Nasional
Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Menlu Retno Laporkan Hasil Kunjungan ke Vietnam ke Jokowi

Nasional
Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum 'Move On'

Gugatan di PTUN Jalan Terus, PDI-P Bantah Belum "Move On"

Nasional
Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Menlu Singapura Temui Jokowi, Bahas Kunjungan PM untuk Leader's Retreat

Nasional
Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Hasto Sebut Ganjar dan Mahfud Akan Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Kejagung Sita 2 Ferrari dan 1 Mercedes-Benz dari Harvey Moies

Nasional
Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Gerindra Dukung Waketum Nasdem Ahmad Ali Maju ke Pilkada Sulteng

Nasional
Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Tepati Janji, Jokowi Kirim Mobil Listrik ke SMK 1 Rangas Sulbar

Nasional
Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Konsumsi Avtur Naik 10 Persen Selama Ramadhan dan Idul Fitri 2024

Nasional
Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Kekuatan Koalisi Vs Oposisi jika PDI-P dan PKS Tak Merapat ke Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke