KB-UI, kata dia, awalnya hanya didukung oleh FISIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra dan Fakultas Teknik.
Baca juga: Permintaan BJ Habibie Tak Lama Setelah Soeharto Tak Menjabat Lagi...
Organisasi itu pun awalnya tidak bisa menarik perhatian mahasiwa untuk bergabung.
Bahkan, lanjut Pande, kala itu tak sedikit pula mahasiswa yang mengecam keberadaan KB-UI.
Tetapi ia beserta rekannya tak tinggal diam. Pande mencari acara agar KB-UI bisa berhasil menarik perhatian mahasiwa.
Salah satunya dengan menggelar berbagai macam diskusi dan acara kebudayaan.
"Organisasi non-formal enggak takut di DO (drop out) itu semangat yang saya hargai," ujar dia.
Baca juga: Saat Parlemen Minta Soeharto Mundur...
Pada akhirnya, KB UI berhasil mengumpulkan massa dan mulai melakukan demonstrasi awal di lingkungan kampus pada Februari 1998.
Sebagai tindakan permulaan sebelum ikut aksi demonstrasi di jalan menurunkan rezim Soeharto bersama mahasiwa dari berbagai universitas. Berjuang bersama-sama untuk membawa reformasi ke Indonesia.
Namun, lanjut Pande, kondisi mahasiswa saat ini sudah berbeda dari masa sebelum reformasi.
Menurut dia, mahasiswa sekarang lebih suka mencari index prestasi belajar yang tinggi dibandingkan memperjuangkan kepentingan rakyat seperti mahasiwa terdahulu.
Baca juga: Di Ujung Tanduk, Saat Soeharto Merasa Kapok Jadi Presiden...
Padahal setiap masa pemerintahan memiliki permasalahannya masing-masing.
"Jangan dikira hanya dulu saja mahasiswa menghadapi persoalan ke masyarakatan. Sekarang juga pesoalan kemasyarakatan juga banyak sekali," tutur dia.
Pande mengatakan, banyak sekali isu krusial yang bisa terus diperjuangkan mahasiwa saat ini.
Mulai dari memperjuangkan pekerja yang kehilangan pekerjaan, ekonomi yang belum merata hingga hak-hak kaum buruh.
"Tapi bagaimana kita juga demokrasi ekonomi bahwa kesejahteraan rakyat memang benar-benar diperjuangkan," imbuh dia.
Baca juga: Adik Mahasiswa yang Hilang Misterius di Garut Cari Abangnya Lewat Tik Tok dan Twitter
Oleh karena itu, Pande menilai sudah seharusnya mahasiswa saat ini didorong melihat sisi lain bahwa mahasiwa tidak hanya bertugaa untuk belajar.
Tetapi juga memperjuangkan hak-hak masyarakat. Memperjuangkan hak rakyat, tambahnya juga bisa berdampak baik bagi kehidupan profesional.
"Percayalah bahwa itu enggak akan pernah sia-sia. Bahkan untuk kehidupan profesional kita sendiri," ungkap Pande.
"Saya refleksikan pada diri saya. Apa yang saya lakukan pada saat mahasiwa itu itu benar-benar membantu bagaimana cara berpikir saya, cara bersikap saya pada saat ini," ucap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.