Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Sulitnya Mengumpulkan Mahasiswa untuk Melengserkan Soeharto...

Kompas.com - 26/05/2020, 11:20 WIB
Sania Mashabi,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

KB-UI, kata dia, awalnya hanya didukung oleh FISIP, Fakultas Ekonomi, Fakultas Sastra dan Fakultas Teknik.

Baca juga: Permintaan BJ Habibie Tak Lama Setelah Soeharto Tak Menjabat Lagi...

Organisasi itu pun awalnya tidak bisa menarik perhatian mahasiwa untuk bergabung.

Bahkan, lanjut Pande, kala itu tak sedikit pula mahasiswa yang mengecam keberadaan KB-UI.

Tetapi ia beserta rekannya tak tinggal diam. Pande mencari acara agar KB-UI bisa berhasil menarik perhatian mahasiwa.

Salah satunya dengan menggelar berbagai macam diskusi dan acara kebudayaan.

"Organisasi non-formal enggak takut di DO (drop out) itu semangat yang saya hargai," ujar dia.

Baca juga: Saat Parlemen Minta Soeharto Mundur...

Pada akhirnya, KB UI berhasil mengumpulkan massa dan mulai melakukan demonstrasi awal di lingkungan kampus pada Februari 1998.

Sebagai tindakan permulaan sebelum ikut aksi demonstrasi di jalan menurunkan rezim Soeharto bersama mahasiwa dari berbagai universitas. Berjuang bersama-sama untuk membawa reformasi ke Indonesia.

Mahasiwa Masa Kini

Namun, lanjut Pande, kondisi mahasiswa saat ini sudah berbeda dari masa sebelum reformasi.

Menurut dia, mahasiswa sekarang lebih suka mencari index prestasi belajar yang tinggi dibandingkan memperjuangkan kepentingan rakyat seperti mahasiwa terdahulu.

Baca juga: Di Ujung Tanduk, Saat Soeharto Merasa Kapok Jadi Presiden...

Padahal setiap masa pemerintahan memiliki permasalahannya masing-masing.

"Jangan dikira hanya dulu saja mahasiswa menghadapi persoalan ke masyarakatan. Sekarang juga pesoalan kemasyarakatan juga banyak sekali," tutur dia.

Pande mengatakan, banyak sekali isu krusial yang bisa terus diperjuangkan mahasiwa saat ini.

Mulai dari memperjuangkan pekerja yang kehilangan pekerjaan, ekonomi yang belum merata hingga hak-hak kaum buruh.

"Tapi bagaimana kita juga demokrasi ekonomi bahwa kesejahteraan rakyat memang benar-benar diperjuangkan," imbuh dia.

Baca juga: Adik Mahasiswa yang Hilang Misterius di Garut Cari Abangnya Lewat Tik Tok dan Twitter

Oleh karena itu, Pande menilai sudah seharusnya mahasiswa saat ini didorong melihat sisi lain bahwa mahasiwa tidak hanya bertugaa untuk belajar.

Tetapi juga memperjuangkan hak-hak masyarakat. Memperjuangkan hak rakyat, tambahnya juga bisa berdampak baik bagi kehidupan profesional.

"Percayalah bahwa itu enggak akan pernah sia-sia. Bahkan untuk kehidupan profesional kita sendiri," ungkap Pande.

"Saya refleksikan pada diri saya. Apa yang saya lakukan pada saat mahasiwa itu itu benar-benar membantu bagaimana cara berpikir saya, cara bersikap saya pada saat ini," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Di Depan Prabowo, Politisi PAN Berdoa Jatah Menteri Lebih Banyak dari Perkiraan

Nasional
Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Ditjen Imigrasi Periksa 914 WNA, Amankan WN Tanzania dan Uganda karena Diduga Terlibat Prostitusi

Nasional
Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Disambut Hatta Rajasa, Prabowo Hadiri Rakornas Pilkada PAN

Nasional
Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Tambah Dua Tanker Gas Raksasa, Pertamina International Shipping Jadi Top Tier Pengangkut LPG Asia Tenggara

Nasional
Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan 'Food Estate'

Jaksa KPK Diminta Hadirkan Auditor BPK yang Diduga Terima Suap Terkait Temuan "Food Estate"

Nasional
Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Kakorlantas Minta Personel Pengamanan WWF di Bali Jaga Etika

Nasional
KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

KPU Pastikan Verifikasi Data Dukungan Calon Perseorangan Pilkada 2024

Nasional
554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

554 Kloter Jemaah Haji Reguler Sudah Kantongi Visa, Siap Berangkat Mulai 12 Mei

Nasional
Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Anggap Wajar Prabowo Wacanakan 41 Kementerian, Demokrat: Untuk Respons Tantangan Bangsa

Nasional
PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

PAN Gelar Rakornas Pilkada Serentak, Prabowo Subianto Bakal Hadir

Nasional
KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

KPK Ancam Pidanakan Pihak yang Halangi Penyidikan TPPU Gubernur Malut

Nasional
KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

KPK Sita Aset Gubernur Malut Rp 15 Miliar dari Nilai TPPU Rp 100 Miliar Lebih

Nasional
Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada 'Abuse of Power'

Mantu Jokowi Akan Maju Pilkada Sumut, PDI-P Singgung Jangan Ada "Abuse of Power"

Nasional
Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Menantu Jokowi Bakal Maju Pilkada Sumut, PDI-P: Jangan Terjadi Intervensi

Nasional
Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com