Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani: Skenario Terberat, Warga Miskin Bertambah 3,78 Juta

Kompas.com - 15/04/2020, 05:44 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, dalam proyeksi terberat, jumlah orang miskin baru dan pengangguran bisa bertambah di tengah pandemi Covid-19.

Ia menyatakan, orang miskin baru bisa bertambah hingga 3,78 juta orang jika mengikuti proyeksi terburuk.

Masih berdasarkan proyeksi terburuk, pengangguran di Indonesia bisa bertambah hingga 5,2 juta orang.

Baca juga: Dampak Corona, Jumlah Pengangguran Bisa Naik hingga 5,2 Juta Orang

Hal itu disampaikan Sri Mulyani setelag rapat kabinet bersama Presiden Joko Widodo melalui konferensi video, Selasa (14/4/2020).

"Angka kemiskinan kita mungkin akan meningkat dalam skenario berat bisa naik menjadi, tambahan 1,1 juta orang atau dalam skenario lebih berat kita akan menghadapi kemungkinan tambahan kemiskinan 3,78 juta orang," ujar Sri Mulyani.

"Angka pengangguran yang selama ini sudah menurun, kemungkinan akan mengalami kenaikan. Dalam skenario berat ada kemungkinan naik 2,9 juta orang pengangguran baru, skenario lebih berat bisa sampai 5,2 juta," ucap dia.

Untuk menghindari itu, pemerintah melakukan berbagai upaya, di antaranya melalui penyaluran Kartu Prakerja hingga memberikan bantuan sosial serta keringanan kredit yang dinilai akan meringankan beban hidup masyarakat.

Baca juga: Imbas Covid-19, 20.000 Karyawan Ground Handling Terancam PHK
Hal itu dilakukan Presiden Joko Widodo dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan untuk Penanganan Pandemi Covid-19.

"Dalam situasi extraordinary ini dikeluarkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 untuk address issue di dalam dua pilar, keuangan negara dan sektor keuangan," ujar Sri Mulyani.

"Kenapa keuangan negara? Karena seluruh tekanan baik di kesehatan, sosial, dunia usaha, semua nanti akan bermuara ke keuangan negara," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com