Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Puncak Pandemi dan Gelombang Kedua Covid-19, Kemenkes: Kuncinya Disiplin Masyarakat

Kompas.com - 14/04/2020, 08:38 WIB
Dian Erika Nugraheny,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto mengatakan, disiplin masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan langkah pencegahan penting untuk menghadapi perkiraan puncak pandemi maupun gelombang kedua penularan Covid-19.

"Jadi kuncinya adalah bagaimana masyarakat disiplin. Sekarang intinya masyarakat diminta disiplin (menerapkan pola hidup sehat). Nanti setelah sampai puncak ya tetap saja harus disiplin," ujar Yuri saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (14/4/2020).

Baca juga: Indonesia Belum Sampai Puncak Pandemi Corona, Ahli Ingatkan Gelombang Kedua

Sikap disiplin ini meliputi penerapan hidup bersih dan sehat (PHBS) seperti mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, menjaga kondisi tubuh dengan konsumsi gizi seimbang, berolahraga.

Kemudian, memakai masker, menjaga etika batuk dan bersin, menjaga jarak saat komunikasi sosial, tetap berada di rumah, hingga disiplin untuk tidak bekerumun di luar rumah.

Menurut Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona itu, masyarakat yang berada di daerah berstatus pembatasan sosial berskala besar (PSBB) juga harus disiplin menjalankan aturan yang ada.

"Intinya disiplin (dalam melakukan pencegahan) hingga hal-hal terkecil sampai penyakit ini tidak ada," ucap dia. 

"Ini (Covid-19) penyakit menular. Kalau penyakit menular itu tak tergantung aturan, tetapi tergantung bagaimana aturan itu dijalankan," kata Yuri.

Baca juga: Hindari Gelombang Kedua Virus Corona, Italia Perpanjang Lockdown sampai 3 Mei

Sementara itu, bagi masyarakat yang sudah terlanjur pulang kampung, mereka tetap harus melakukan disiplin isolasi mandiri.

"Kan instruksi presiden sudah jelas kan kalau sudah terlanjur pulang harus isolasi mandiri, melapor RT/RW, ya itu patuhi saja. Kalau belum terlanjur pulang ya tidak usah pulang dulu. Disiplin hingga ke hal-hal kecil, " ucap Yuri.

Sebelumnya diberitakan, para ahli menyebutkan wabah Covid-19 di Indonesia belum mencapai puncak pandemi.

Namun, di sisi lain kita juga harus bersiap pada gelombang kedua pandemi virus corona, jika sistem melemah.

Hal ini disampaikan oleh Perwakilan Solidaritas Berantas Covid-19, Prof Akmal Taher.

"Saya kira memang gelombang kedua (pandemi) itu bisa terjadi, saat puncak sudah lewat, yang sakit itu sudah turun," kata Akmal dalam diskusi daring bertajuk Hari Kesehatan Dunia 2020: Aksi Nyata Masyarakat Sipil di Masa Pandemi, Kamis (9/4/2020).

Baca juga: Gelombang Kedua Virus Corona di China dan Negara Asia yang Perlu Diwaspadai

Potensi terjadinya gelombang kedua pandemi di Indonesia ini bisa terjadi, kata dia, jika sistem yang saat ini sudah dibuat oleh pemerintah dan dilakukan oleh masyarakat sipil melonggar.

Lantas, jika ada satu wilayah yang ditemukan lagi kasus infeksi, akan di-lockdown wilayah tersebut.

Akmal berkata, saat jumlah kasus terjadi penurunan setelah mencapai puncaknya nanti. Bukan berarti di masyarakat tidak ada sama sekali transmisi atau penularan terjadi tanpa diketahui.

"Kalau sistem tetap jalan itu bisa teratasi. Tapi kalau sistem kita longgar. Wah, itu masih mungkin terjadi (gelombang kedua pandemi virus corona di Indonesia)," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Pengamat: Anies Ditinggal Semua Partai Pengusungnya, Terancam Tak Punya Jabatan Apapun

Nasional
Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Pilkada 2024: Usia Calon Gubernur Minimum 30 Tahun, Bupati/Wali Kota 25 Tahun

Nasional
Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Menlu Sebut Judi Online Jadi Kejahatan Transnasional, Mengatasinya Perlu Kerja Sama Antarnegara

Nasional
PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi 'Effect'

PDI-P Percaya Diri Hadapi Pilkada 2024, Klaim Tak Terdampak Jokowi "Effect"

Nasional
Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Harap Kemelut Nurul Ghufron dan Dewas Segera Selesai, Nawawi: KPK Bisa Fokus pada Kerja Berkualitas

Nasional
Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Hasto Ungkap Jokowi Susun Skenario 3 Periode Sejak Menang PIlpres 2019

Nasional
Ikut Kabinet atau Oposisi?

Ikut Kabinet atau Oposisi?

Nasional
Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Gugat KPU ke PTUN, Tim Hukum PDI-P: Uji Kesalahan Prosedur Pemilu

Nasional
Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Said Abdullah Paparkan 2 Agenda PDI-P untuk Tingkatkan Kualitas Demokrasi Elektoral

Nasional
Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Halalbihalal dan Pembubaran Timnas Anies-Muhaimin Ditunda Pekan Depan

Nasional
Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Hadiri KTT OKI, Menlu Retno Akan Suarakan Dukungan Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

PM Singapura Bakal Kunjungi RI untuk Terakhir Kali Sebelum Lengser

Nasional
Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Pengamat: Prabowo-Gibran Butuh Minimal 60 Persen Kekuatan Parlemen agar Pemerintah Stabil

Nasional
Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Timnas Kalahkan Korea Selatan, Jokowi: Pertama Kalinya Indonesia Berhasil, Sangat Bersejarah

Nasional
Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Jokowi Minta Menlu Retno Siapkan Negosiasi Soal Pangan dengan Vietnam

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com