Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Terbaik Dunia Berlomba Temukan Vaksin Virus Corona, JK Harap Kecemasan Mereda

Kompas.com - 06/02/2020, 09:46 WIB
Wisnu Nugroho,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Palang Merah Indonesia, Jusuf Kalla (JK), mengatakan, saat ini para peneliti terbaik di dunia tengah berlomba-lomba mencari vaksin dan obat virus corona.

Menurut Mantan Wakil Presiden ini, peneliti di Universitas Airlangga, Surabaya, tengah dalam upaya bersama para peneliti terbaik di dunia untuk menemukan vaksin dan obat virus yang merebak sejak akhir 2019 lalu.

Baca juga: Kemenkes Tunggu Konfirmasi WHO Soal WN Kanada Diduga Terjangkit Corona Setelah dari Indonesia

"Kapan virus corona ini ditemukan vaksin dan obat, isu dan kecemasan dunia ini akan mereda," ujar Jusuf Kalla dalam silaturahmi dengan pemimpin redaksi sejumlah media massa di kediamannya di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Untuk penemuan vaksi dan obat virus yang sudah menewaskan lebih dari 490 orang ini, Jusuf Kalla tidak bisa memastikan karena menurutnya, ilmu pengetahuan ada batasnya juga.

Baca juga: Update Virus Corona: 493 Orang Meninggal dan 910 Orang Telah Sembuh

Jusuf Kalla mengambil contoh kanker yang sampai hari ini pun belum ditemukan obatnya meskipun sudah ditangani dan diteliti bertahun-tahun lamanya.

Tim medis memberikan kode kepada salah satu pasien virus corona. Dokter di Wuhan mengisahkan bagaimana suka duka mereka dalam merawat pasien yang positif terkena virus.Xinhua via SCMP Tim medis memberikan kode kepada salah satu pasien virus corona. Dokter di Wuhan mengisahkan bagaimana suka duka mereka dalam merawat pasien yang positif terkena virus.
Terkait upaya pencegahan merebaknya virus corona di Indonesia, Pemerintah bersama PMI sudah menyiapkan sejumlah langkah.

"Masyarakat perlu mendapat informasi yang benar soal virus ini. Perlu kewaspadaan tetapi tidak perlu menjadi panik," ujar Jusuf Kalla.

Skenario hijau, kuning dan merah

PMI telah membuat skenario dalam tiga kategori dan apa yang perlu dilakukan terkait virus corona.

Tiga kategori itu adalah kategori hijau, kategori kuning, dan kategori merah.

Saat ini Indonesia ada di kategori hiijau di mana virus corona belum menjangkiti warga negara Indonesia di wilayah Indonesia.

Ketegori kuning adalah kondisi di mana ada satu warga negara Indonesia di wilayah Indonesia yang terpapar virus corona.

Kategori merah adalah kondisi di mana lebih dari satu warga negara Indonesia di wilayah Indonesia yang terpapar virus corona.

"Diperlukan kesiapsiagaan dan kebersamaan dalam menghadapi virus ini, juga bersama masyarakat dunia," ujar Jusuf Kalla.

Bantu Hong Kong

Petugas mendorong troli bermuatan kardus yang berisi masker bantuan dari PMI pusat yang baru tiba di Bandara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020). Sebanyak 20 ribu masker bantuan tersebut nantinya akan dibagikan untuk warga sebagai antisipasi tertular virus Corona, dikarenakan Batam dan Natuna menjadi lokasi transit dan observasi bagi 238 orang WNI dari Wuhan, Hubei, China.ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT Petugas mendorong troli bermuatan kardus yang berisi masker bantuan dari PMI pusat yang baru tiba di Bandara Raden Sadjad, Ranai, Natuna, Kepulauan Riau, Selasa (4/2/2020). Sebanyak 20 ribu masker bantuan tersebut nantinya akan dibagikan untuk warga sebagai antisipasi tertular virus Corona, dikarenakan Batam dan Natuna menjadi lokasi transit dan observasi bagi 238 orang WNI dari Wuhan, Hubei, China.
Terkait kebersamaan menghadapi virus ini, Indonesia melalui PMI telah mengirumkan 50.000 boks masker ke Pemerintah Hong Kong.

Untuk kepentingan karantina di Pulau Natuna, PMI telah mengirim 20.000 boks masker.

Saat ini, PMI masih memiliki cukup persediaan masker. Masker yang siap digunakan sekitar 175.000 boks masker. Persediaan ini semula disiapkan untuk menghadapi kebakaran hutan saat kemarau tahun 2019.

 

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com