"Ya (warga) terimalah. Orang anaknya mau sekolah," lanjut dia.
Hamid juga menungkapkan lokasi observasi saat ini telah diisolasi dari masyarakat luar.
Sehingga pemerintah daerah dan masyarakat setempat merasa lebih tenang.
"Ya memang itu (lokasi karantina) kan pangkalan militer. Ditutup dan tidak bisa masuk lagi," tutur Hamid.
Rombongan 237 WNI bersama tim penjemput tiba di Indonesia pada Minggu (2/2/2020).
Setelah mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, rombongan diterbangkan ke Natuna dan langsung menjalani observasi.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mengonfirmasi ada satu warga negara asing (WNA) yang ikut dalam rombongan tersebut dan juga menjalani observasi selama 14 hari.
Sehingga, saat ini ada 238 orang yang Diobservasi di Natuna.
Mereka semua merupakan warga yang berhasil dipulangkan dari Kota Wuhan, China.
Baca juga: Ketua DPRD Natuna Pertanyakan Data Pemerintah soal Jarak Lokasi Karantina ke Permukiman
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menjelaskan alasan dipilihnya Natuna sebagai lokasi karantina.
"Kita memiliki tempat isolasi yang jauh dari penduduk dan yang terpilih adalah Natuna," kata Hadi di saat melepas tim evakuasi di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Sabtu (1/2/2020).
Selain itu, Natuna juga dipilih karena merupakan pangkalan militer yang memiliki fasilitas rumah sakit yang dikelola tiga matra TNI.
Natuna juga memiliki landasan pacu pesawat yang berdekatan dengan lokasi isolasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.