Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KALEIDOSKOP 2019: Panas-Dingin Pemilihan Ketua Umum 4 Partai Politik...

Kompas.com - 26/12/2019, 09:47 WIB
Achmad Nasrudin Yahya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2019 menjadi momentum bagi empat partai politik (parpol) menggelar pemilihan ketua umum (ketum) melalui jalur aklamasi atau calon tunggal.

Keempat partai tersebut yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Keadilan Bangsa (PKB), Partai Nasdem, dan Partai Golkar.

Kompas.com mencatat, fenomena aklamasi dalam pemilihan ketum partai pada 2019 diawali dengan terpilihnya Megawati Soekarnoputri untuk kembali menakhodai PDI-P.

Pengukuhan Megawati sebagai ketua umum dilakukan secara tertutup dalam sidang Kongres V PDI-P di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).

Aklamasi juga terjadi dalam pemilihan ketua umum PKB. Dalam hal ini, Abdul Muhaimin Iskandar kembali didaulat sebagai Ketua Umum PKB untuk periode 2019-2024 melalui Muktamar V di International Convention Centre Westin Resort, Badung, Bali, Rabu (21/8/2019) dini hari.

Selanjutnya, pemilihan ketua umum Partai Nasdem yang juga melalui aklamasi.

Baca juga: Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar Hampir Pasti Aklamasi

 

Ketua Umum Partai Nasdem periode 2014-2019 Surya Paloh menjadi calon tunggal setelah diminta kembali seluruh dewan pimpinan wilayah (DPW) untuk maju sebagai calon ketua umum periode 2019-2024.

Seluruh DPW Nasdem yang berjumlah 34 mengambil keputusan tersebut secara aklamasi pada Kongres II Partai Nasdem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, 8-11 November 2019.

Terakhir, aklamasi dalam pemilihan ketum Golkar.

Forum Musyawarah Nasional Partai Golkar menyepakati dan menetapkan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum periode 2019-2024 secara aklamasi.

Aklamasi itu terjadi setelah 558 pemilik suara menerima laporan pertanggungjawaban dan mendukung penuh Airlangga untuk memimpin Partai Golkar periode 2019-2024.

Namun demikian, fenomena aklamasi tersebut tidak semuanya berlangsung sejuk. 

Ada suasana panas-dingin yang mendera beberapa parpol tersebut dalam mencari ketum-nya. Berikut catatan Kompas.com:

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato penutupan Rakernas I PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (12/1/2016). PDI Perjuangan secara tegas akan terus berjuang untuk memastikan, mengawal, mengarahkan dan mengamankan kebijakan-kebijakan politik Pemerintah secara nasional agar tetap berpijak dalam nilai-nilai Pancasila. TRIBUNNEWS/HERUDINTRIBUNNEWS/HERUDIN Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyampaikan pidato penutupan Rakernas I PDI Perjuangan di Jakarta, Selasa (12/1/2016). PDI Perjuangan secara tegas akan terus berjuang untuk memastikan, mengawal, mengarahkan dan mengamankan kebijakan-kebijakan politik Pemerintah secara nasional agar tetap berpijak dalam nilai-nilai Pancasila. TRIBUNNEWS/HERUDIN

Keserentakan akar bawah PDI-P

Dalam forum Kongres V PDI-P di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019), seluruh utusan dari seluruh dewan pimpinan daerah (DPD) provinsi dan dewan pimpinan cabang (DPC) menyampaikan pandangan umum.

Sebanyak 514 utusan DPC meminta kesediaan Megawati untuk kembali menjadi ketua umum. Begitu juga dengan perwakilan dari luar negeri, yakni Belanda dan Malaysia.

"Tadi saya sebagai pimpinan sidang menanyakan kepada seluruh utusan sidang Kongres V dan serentak mereka menyetujui secara aklamasi," ujar Ketua Sidang Kongres V Soerya Respationo saat memberikan keterangan seusai sidang, Kamis (8/8/2019).

"Kesemuanya aklamasi, memohon kesediaan Ibu Mega Soekarnoputri untuk memimpin PDIP periode 2019-2024," kata Soerya.

Baca juga: Memahami Megawati Soekarnoputri...

Setelah resmi dilantik, Megawati menjadi ketua umum terlama sebuah partai politik di Indonesia. Megawati kembali menjadi ketua umum untuk lima tahun ke depan.

Adapun Megawati mendirikan dan menjadi Ketua Umum PDI-P sejak tahun 1999.

Dengan demikian, Megawati telah memimpin partai berlambang banteng itu sekitar 20 tahun.

Megawati juga sempat menjadi Presiden kelima RI periode 2001 hingga 2004, menggantikan Presiden Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) bersama  Ketua Panitia Hari Santri PKB Jazilul Fawaid (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai Pembukaan Musabaqoh Kitab Kuning 2018 di Kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jakarta, Minggu (14/10). Musabaqoh Kitab Kuning 2018 dan seminar bertajuk Sufisme dan Perjuangan Politik Kebangsaan tersebut merupakan rangkaian Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang.ANTARA FOTO/RENO ESNIR Ketum PKB Muhaimin Iskandar (kanan) bersama Ketua Panitia Hari Santri PKB Jazilul Fawaid (kiri) memberikan keterangan kepada wartawan usai Pembukaan Musabaqoh Kitab Kuning 2018 di Kantor Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Jakarta, Minggu (14/10). Musabaqoh Kitab Kuning 2018 dan seminar bertajuk Sufisme dan Perjuangan Politik Kebangsaan tersebut merupakan rangkaian Hari Santri Nasional pada 22 Oktober mendatang.

Muktamar PKB dan isu pengurus tak dilibatkan

Dalam Muktamar V PKB, terdapat tudingan adanya sejumlah pengurus PKB yang tak dilibatkan dalam pelaksanaan yang berlangsung di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (20/8/2019).

Hal tersebut Ketua DPP PKB Lukman Edy. Menurut dia, pengurus DPP yang tak dilibatkan ialah yang dekat dengan Sekjen PKB sebelumnya, Abdul Kadir Karding.

Karena itu, ia tak hadir dalam pelaksanaan Muktamar V PKB.

"Beberapa di sekretariat DPP yang portofolio (dekat dengan) Mas Karding juga tidak diundang dan tidak dilibatkan," kata Lukman saat dihubungi, Selasa (20/8/2019).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com