JAKARTA, KOMPAS.com - Tahun 2024 akan kembali menjadi tahun politik Indonesia karena pemilihan presiden akan kembali digelar.
Meskipun masih jauh, tetapi langkah-langkah para politisi menuju ke tahun 2024 sudah disiapkan sejak saat ini.
Bagaimana tidak, pada tahun 2024, kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode akan berakhir dan akan digantikan oleh yang baru.
Namun, sosok baru tersebut hingga saat ini belum terbaca atau terlihat.
Baca juga: Bawaslu Ingin Sanksi Administratif Diperkuat pada Pemilu 2024 Ketimbang Pidana
Lalu bagaimana dengan persiapan Mahfud MD jelang tahun 2024?
Terlebih lagi, saat ini Mahfud sudah masuk dalam lingkaran penguasa sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan.
Mahfud pun membocorkan pandangannya tentang tahun 2024 saat wawancara eksklusif dengan Kompas.com belum lama ini.
Baca juga: Sekjen Golkar: Airlangga Hartarto Berpeluang Jadi Calon Presiden 2024
Jawabannya pun mengejutkan.
"67," jawab Mahfud singkat.
Mahfud pun menjelaskan alasan ia mengemukakan jawaban tersebut.
"Iya, umur saya 67 (tahun 2024)," lanjut dia.
Mahfud sendiri sama sekali tak menjawab pertanyaan tentang tahun 2024 dengan informasi yang berkaitan dengan politik atau Pemilihan Presiden 2024.
Namun, bagaimana ke depannya? Tidak ada yang tahu. Seperti banyak dibicarakan orang, politik itu dinamis.
Pemerintah menargetkan pembangunan ibu kota di Kalimantan Timur dimulai pada 2020, dan paling lambat, pusat pemerintahan sudah berpindah dari Jakarta di tahun 2024. Dalam pidato refleksi pergantian tahun di JCC Senayan Rabu (11/12/2019), Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono mempertanyakan sumber anggaran untuk pemindahan dan pembangunan ibu kota di Kalimantan Timur. Demokrat pun mengingatkan perencanaan pemindahan ibu kota baru perlu adanya perencanaan strategis pemerintah. Mulai dari konsep, timeline, biaya, sumber anggaran. Lebih lanjut SBY pertanyakan apakah ada pemikiran untuk menjual aset-aset negara dan bahkan sampai utang ke luar negeri untuk pembiayaan tersebut.
Menurut SBY, membangun ibu kota artinya juga membangun kehidupan baru, bukan sekadar infrastruktur fisik. Karena mulai dari perencanaan dan realisasinya tidak boleh meleset namun harus sukses tuntas. SBY pun menceritakan pernah memiliki niat membangun ibu kota di luar Jakarta, namun ternyata rencana ini batal, karena pada waktu itu anggaran sangat besar dan belum tersedia. Di samping itu, ada faktor lingkungan atau amdal yang tidak mendukung, yang tentu tidak boleh diabaikan.