Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolri Sebut Jusuf Kalla Sebagai 'Living Legend'

Kompas.com - 18/10/2019, 13:02 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut Wakil Presiden Jusuf Kalla adalah sosok legenda hidup.

Hal tersebut disampaikan Tito dalam sambutannya saat menggelar acara purnatugas Wakil Presiden Jusuf Kalla oleh jajaran Polri di Gedung PTIK, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (18/10/2019).

"Bagi saya pribadi, dari hati yang terdalam, tulus ikhlas, Bapak adalah role model dan ini perlu diketahui rekan-rekan jajaran kepolisian, kenapa Bapak perlu jadi role model? Bapak adalah legenda yang eksis di Indonesia. Living legend," kata Tito.

Baca juga: Terungkap, Tito Karnavian Ternyata Fans Berat Jusuf Kalla

Tito pun menjabarkan beberapa hal mengapa dirinya menyebut Jusuf Kalla sebagai living legend.

Pertama, Jusuf Kalla merupakan pengusaha sukses yang beranjak dari lokal menjadi sebuah konglomerasi.

Tidak hanya pengusaha sukses biasa, tapi Jusuf Kalla juga memiliki jaringan bisnis dalam berbagai bidang dan bersih.

"Kemudian beliau seorang politisi. Politisi tidak main-main. Jadi ketua partai terbesar, Golkar yang sampai saat ini menjadi tokoh senior," kata dia.

Ketiga, Jusuf Kalla juga dinilai merupakan politisi dan birokrat yang sangat matang karena pernah memangku beberapa jabatan startegis.

Baca juga: Saat Polri Melepas Wapres Jusuf Kalla dengan Upacara Purnatugas...

Antara lain, sebagai Kepala Bulog, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, dan yang paling fenomenal menurut dia adalah menjadi satu-satunya wakil presiden yang menjabat dua kali dalam sejarah Indonesia.

"Itu tidak gampang apalagi dengan pertarungan politik demokrasi saat ini. Ada pengakuan publik, rakyat sehingga Bapak bisa terpilih," kata Tito.

Tito sekaligus memuji komunikasi Jusuf Kalla sehingga ia tetap eksis di pemerintahan sejak era Soeharti hingga saat ini.

Hal tersebut menunjukkan bahwa Kalla bisa diterima oleh para presiden dengan profesionalisme yang dimilikinya sehingga ia selalu dibutuhkan.

Tito juga menilai, aktifnya Kalla di bidang sosial dengan menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) dan Dewan Masjid Indonesia (DMI) juga memiliki jasa yang bisa diterima oleh semua kalangan.

Baca juga: Purnatugas, Jusuf Kalla Berterima Kasih ke Polri atas Keamanan dan Ketertiban

Selain itu, Jusuf Kalla juga dinilainya sebagai strong leader yang memiliki segalanya, baik itu kekuatan (power), pengikut (follower) dan konsep.

"Banyak sekali hal-hal yang mungkin baru akan kita temukan beberapa puluh tahun kemudian, mungkin waktu yang cukup lama untuk menemukan sosok figur yang setara dengan Pak Jusuf Kalla," kata Tito.

Diketahui, masa jabatan Jusuf Kalla akan segera berakhir seiring dengan dilantiknya Presoden dan Wakil Presiden periode 2019-2024, yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.

Sebagai tanda perpisahan dan terima kasih, Polri melepas Jusuf Kalla dengan acara purnatugas yang menghadirkan beberapa prosesi dari jajaran kepolisian pada Jumat (18/10/2019).

 

Kompas TV Puluhan musisi akan menggelar konser republik bertemakan bhineka tunggal ika mulai Jumat (18/10) besok. Konser akan diselenggarakan di Bumi Perkemahan Cibubur. Sejumlah persiapan terus dilakukan untuk konser akbar bertajuk bhineka tunggal ika. Konser musik ini akan diramaikan 68 musisi.<br /> <br /> Salah satu band pengisi acara asal Surabaya, boomerang sudah mulai mencoba alat musik dan sound sistem. Selain panggung utama, konser ini juga akan diramaikan ratusan stan yang diisi beragam stan kuliner dan sovenir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com