Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Revisi UU MD3 dan Pimpinan MPR, Potret Pragmatisnya Politisi Kita

Kompas.com - 08/10/2019, 07:14 WIB
Ahmad Nurcholis,
Heru Margianto

Tim Redaksi

 

Dari tugas tersebut tidak ada yang istimewa. Sebab itu patut dicurigai bahwa penambahan pimpinan MPR barangkali hanya mengerucut pada satu faktor: “menetapkan arah dan kebijakan umum anggaran MPR”.

Fenomena akomodasi bagi-bagi jatah atas kepentingan antar fraksi ini merupakan preseden buruk bagi kelangsungan kinerja lembaga MPR ke depan.

Bila bersandar pada fakta derertan historis kisruh awal UU MD3 antara KMP-KIH, nyatanya usulan penambahan jumlah pimpinan MPR memang tidak secara susbtansial dimaksudkan untuk efektifitas dan penopang produktivitas kerja lembaga, melainkan hanya untuk meredam hasrat kuasa antar fraksi semata.

Realitas ini tentu sangat berbahaya bagi orientasi paradigma MPR sebagai representasi majelis kedaulatan rakyat.

Alih-alih memperhatikan kepentingan rakyat, mendengarkan aspirasi mereka, MPR kita sibuk untuk urusan adu kuasa jabatan.

Logika menambah pimpinan sebagai syarat menopang kinerja lembaga tidak dapat diterima oleh nalar publik.

Sebab pada akhirnya, kualitas lembaga ditentukan oleh isi kepala anggota secara keseluruhan. Pimpinan hanyalah struktur artifisial lembaga.

Dengan berbagai impak yang telah dipaparkan, penambahan jumlah pimpinan MPR niscaya akan lebih banyak melahirkan mudharat ketimbang asas manfaat kelembagaan.

Kengototan antar fraksi di MPR menambah kursi pimpinan merupakan cerminan disorientasi sikap wakil rakyat.

Sebab aspek-aspek pemantapan suprastruktur lembaga sebagai penopang kinerja, tidak relevan dan tidak sinkron apabila dilakukan melalui penambahan kursi pimpinan.

Justru restrukturisasi ini kian memberatkan cost anggaran negara dalam membiaya seluruh fasilitas dan tunjangan pimpinan baru.

Sementara banyak-sedikitnya jumlah pimpinan MPR bukan parameter dan bukan jaminan akan tercapainya target-target konstitusi.

Karenanya, ke depan, penambahan jumlah pimpinan harus ditinjau ulang dengan berdasarkan asas manfaat, efisiensi dan efektifitas kerja lembaga.

MPR harus membuka mata, banyak persoalan terkait kedaulatan rakyat yang lebih serius nan subtil untuk diselesaikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com