Pengetahuan tanpa budaya akan menjerumuskan manusia dan memiskinkan kemanusiaan.
Jika saya harus mengutip pemikir Perancis Michel Foucault tentang power and knowledge,
pengetahuan itu sendiri sangat rentan dengan penyalahgunaan kekuasaan yang memiskinkan kemanusiaan.
Oleh karena itu, budaya hadir sebagai penyeimbang. Sebagai bentuk pengetahuan dan kearifan lokal yang dihidupi oleh masyarakat, budaya tentunya mengandung tidak hanya seni keindahan tetapi juga moralitas yang akan membantu kita untuk mencapai suatu peradaban.
Pengetahuan tanpa diimbangi dengan budaya akan menjadi bumerang dan berpotensi menjerumuskan manusia itu sendiri pada dekadensi, keserakahan, dan kesombongan.
Kita tidak bisa semata-mata hanya mengembangkan ilmu pengetahuan dengan mengiblatkan diri pada dunia Barat dan meninggalkan kebudayaan begitu saja.
Hal ini dikarenakan realitas sosial di Indonesia berbeda.
Kebudayaan di negeri ini jauh lebih dulu telah membangun dan membawa masyarakat kita pada peradaban.
Oleh karena itu, membandingkan keduanya dan memaksakan diri untuk sama dengan Barat adalah pilihan yang sangat keliru.
Berdasarkan pemaparan yang saya ajukan di atas, pemisahan kebudayaan dan pendidikan merupakan hal yang perlu dilakukan.
Selain sebagai jati diri bangsa, kebudayaan dengan segala kompleksitasnya membutuhkan perhatian lebih yang tidak mungkin digabungkan dengan pendidikan.
Merujuk pada keberagaman budaya nusantara sebagai fakta yang dimiliki bangsa ini, sudah seharusnya Indonesia memiliki kementerian kebudayaannya sendiri yang terpisah secara institusional dengan kementerian pendidikan.
Akan tetapi, pemisahan ini bukan berarti secara esensial dipisahkan satu sama lain, melainkan harus saling melengkapi.
Pemerintah harus memiliki kementerian kebudayaan untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaan yang salah satunya dapat dilakukan melalui internalisasi di semua level pendidikan formal.
Melalui pendidikan yang berbudaya, bangsa ini akan terus tumbuh menjadi bangsa yang maju bersama kebudayaannya menjadi bangsa yang beradab dan humanis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.