Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Suara "Siluman", Proses Pemilihan Ketua DPD Sempat Ricuh

Kompas.com - 01/10/2019, 23:33 WIB
Fitria Chusna Farisa,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pemilihan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) masa jabatan 2019-2024 diwarnai perdebatan.

Perdebatan terjadi ketika anggota DPD melakukan voting calon ketua. Proses ini masuk dalam rapat paripurna ketiga dengan agenda pemilihan Ketua DPD RI.

Sebelum voting digelar, jumlah anggota DPD yang hadir dalam rapat dan akan ikut serta memberikan suara sebanyak 132 dari 136 anggota. Tetapi, ketika surat suara dihitung, ada 134 orang yang memberikan suara.

Baca juga: Jimly Asshiddiqie Mengaku Siap jika Ditunjuk Jadi Ketua MPR atau DPD

Beberapa anggota DPD yang hadir pun protes. Mereka mempertanyakan asal dua suara.

"Bagaimana prosesnya dia ketambahan, karena tadi dari awal diumumkan 132 itu setelah mengecek, sekarang jadi 134. Oleh karena itu mohon penjelasan secara rinci dan jelas," kata salah seorang anggota DPD menginterupsi rapat yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019) pagi.

Beberapa anggota DPD lain juga menyuarakan hal serupa.

Mereka berpendapat, seharusnya, jika ada penambahan anggota DPD sebelum voting, diinformasikan ke seluruh anggota DPD yang hadir supaya tidak terjadi kesimpangsiuran.

Sejumlah anggota DPD menilai pimpinan sidang dan kesekjenan tidak cermat atas hal ini. Mereka bahkan meminta pimpinan sidang meminta maaf atas kekeliruan yang terjadi.

Baca juga: Sekjen DPD Bacakan Surat Keppres dalam Pelantikan DPD RI

Menyikapi hal tersebut, pimpinan sidang Jialyka Maharani pun meminta maaf. Ia mengakui adanya kekeliruan dengan tidak menginformasikan dua anggota DPD yang datang terlambat sesaat sebelum voting dilakukan.

"Saya mohon maaf kepada bapak ibu sekalian karena jadi disinformasi," katanya.

Rapat pun berlanjut. Sebanyak 134 surat suara hasil voting dihitung satu per satu.

Ke-134 anggota DPD memilih empat kandidat. Mereka adalah La Nyalla Matalitti, Sultan Bachtiar, Mahyudin, dan Nono Sampono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

PKB: Semua Partai Terima Penetapan Prabowo-Gibran, kecuali yang Gugat ke PTUN

Nasional
Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Ukir Sejarah, Walkot Surabaya Terima Penghargaan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

BrandzView
Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Jokowi dan Gibran Disebut Bukan Bagian PDI-P, Kaesang: Saya Enggak Ikut Urusi Dapurnya

Nasional
Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Helikopter Panther dan KRI Diponegoro Latihan Pengiriman Barang di Laut Mediterania

Nasional
Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Kaesang Sebut PSI Sudah Kantongi Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta

Nasional
Hasto: Di Tengah Panah 'Money Politic' dan 'Abuse of Power', PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Hasto: Di Tengah Panah "Money Politic" dan "Abuse of Power", PDI-P Masih Mampu Jadi Nomor 1

Nasional
Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Jokowi Suntik Modal Hutama Karya Rp 18,6 T untuk Pembangunan Tol Sumatera

Nasional
Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Ke Kader yang Akan Ikut Pilkada, Megawati: Kalau Bohong, Lebih Baik Tidak Usah

Nasional
Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Hakim: Hinaan Rocky Gerung Bukan ke Pribadi Jokowi, tetapi kepada Kebijakan

Nasional
Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Belum Putuskan Maju Pilkada di Mana, Kaesang: Lihat Dinamika Politik

Nasional
Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Jokowi Bakal Diberi Posisi Terhormat, PDI-P: Untuk Urusan Begitu, Golkar Paling Sigap

Nasional
PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

PPP Jadi Partai yang Gugat Sengketa Pileg 2024 Terbanyak

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com