Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Unjuk Rasa di DPR hingga Kericuhan di Semanggi Versi Demonstran

Kompas.com - 01/10/2019, 17:25 WIB
Kristian Erdianto,
Bayu Galih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Advokasi untuk Demokrasi merilis kronologi aksi unjuk rasa yang berujung kericuhan pada Senin (30/9/2019) di sekitar kompleks Gedung DPR hingga kawasan Semanggi, Jakarta.

Adapun, massa aksi menuntut DPR dan pemerintah membatalkan pengesahan undang-undang yang dinilai bermasalah, antara lain UU Komisi Pemberantasan Korupsi hasil revisi dan UU tentang Sumber Daya Air.

Menurut Tim Advokasi untuk Demokrasi, aparat kepolisian membubarkan paksa aksi damai Aliansi Masyarakat Sipil untuk Keadilan dan Demokrasi (Amukk) dengan cara represif.

Aparat disebut melakukan penyisiran secara brutal di ruang-ruang publik dan menembakkan gas air mata secara terus menerus.

Baca juga: Semanggi Pukul 19.16, Gas Air Mata Ditembakkan Lagi, Asap Merah dari Flare Muncul

Selain itu, Tim Advokasi juga menyebut adanya pemukulan terhadap jurnalis yang tengah bertugas.

Saat ini tercatat setidaknya dua jurnalis mengalami kekerasan fisik yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

Berikut kronologi aksi unjuk rasa menurut versi Tim Advokasi yang diterima Kompas.com, Selasa (1/10/2019):

1. Bahwa aksi Aliansi Masyarakat Sipil untuk Keadilan dan Demokrasi (AMuKK) berjalan damai sejak awal kedatangan massa aksi mendekati gedung DPR sekitar pukul 11.00 WIB.

2. Pukul 15.40 kepolisian mulai melemparkan gas air mata ke arah massa aksi tanpa alasan yang jelas.

Beberapa orator aksi dari berbagai mobil komando memberi peringatan agar kepolisian tidak memprovokasi massa. Akhirnya polisi menghentikan lemparan gas air mata.

3. Sekitar pukul 16.28 WIB, sejumlah elemen mahasiswa berangsur-angsur mundur.

Baca juga: Drama 7 Jam Rusuh Demonstran di Sekitar Gedung DPR...

4. Sekitar pukul 16.30 - 16.43 WIB, gas air mata kembali dilemparkan oleh kepolisian di area depan Manggala Wana Bakti/Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH) dengan alasan adanya provokasi.

Tercatat setidaknya 10 kali lemparan gas air mata dilontarkan oleh kepolisian di area depan Manggala Wana Bakti/KLKH.

Suasana posko evakuasi di samping kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta sebelum ditembak gas air mata.DOK: FAMSI Suasana posko evakuasi di samping kampus Universitas Atma Jaya, Jakarta sebelum ditembak gas air mata.
5. Sekitar pukul 17.45 WIB, Amukk memberitahukan kondisi terkini dari rapat paripurna di DPR kepada masa aksi, kemudian hendak menutup aksi dengan memberikan pernyataan pers.

Konferensi pers yang dilakukan oleh perwakilan berbagai organisasi yang terlibat dalam aksi sempat terhenti sejenak untuk mendengar adzan maghrib.

Namun pukul 17.55 WIB kepolisian kembali lagi menembakkan gas air mata ke arah massa di depan gedung DPR dan mendorong mundur massa aksi.

6. Sejak pukul 18.00 WIB, kepolisian terus mendesak massa mundur dengan berkali-kali menembakkan gas air mata.

7. Kepolisian terus menekan mundur massa aksi sampai ke Taman Segitiga Semanggi/Kampus Atma Jaya yang sesungguhnya berfungsi sebagai posko medis bagi peserta aksi yang sakit atau cedera.

Baca juga: Polisi Tembak Gas Air Mata ke Titik Evakuasi Korban Luka di Kampus Atma Jaya

8. Sekitar pukul 18.45 WIB, massa aksi yang sudah mundur beserta tim medis diburu oleh kepolisian, dilempari gas air mata, ditangkap, bahkan mengalami kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian.

9. Antara pukul 20.21 sampai 21.10 WIB, kepolisian beberapa kali melontarkan gas air mata di sekitar lingkungan Kampus Atma Jaya yang merupakan area evakuasi medis.

Akibatnya sejumlah massa aksi yang terluka dan mengalami sesak nafas terjebak di dalam kampus Atma Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Jokowi Minta Relokasi Ribuan Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang Dipercepat

Nasional
Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Caleg Tidak Siap Ikuti Sidang Daring, Hakim MK: Suara Putus-putus, Jadi Lapar...

Nasional
Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Anies-Muhaimin Kunjungi Aceh Usai Pilpres, Ingin Ucapkan Terima Kasih ke Warga

Nasional
Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Bareskrim Polri Yakin Penetapan Panji Gumilang sebagai Tersangka TPPU Sah Menurut Hukum

Nasional
Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Polisi Lengkapi Kekurangan Berkas Perkara TPPU Panji Gumilang

Nasional
Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Jokowi Kumpulkan Menteri Bahas Pengungsi Terdampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Bersama TNI AL, Polisi, dan Basarnas, Bea Cukai Bantu Evakuasi Korban Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Prabowo Ingin Berkumpul Rutin Bersama Para Mantan Presiden, Bahas Masalah Bangsa

Nasional
Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Hanura Sebut Suaranya di Manokwari Dipindah ke PSI, Berdampak ke Perolehan Kursi DPRD

Nasional
Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Gugat Hasil Pileg, Pengacara Gerindra Malah Keliru Minta MK Batalkan Permohonan

Nasional
Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Resmikan Warung NKRI Digital, BNPT Ingatkan Semua Pihak Ciptakan Kemandirian Mitra Deradikalisasi

Nasional
Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Klaim Ada Perpindahan Suara ke PKB, PKN, dan Garuda, PPP Minta PSU di Papua Pegunungan

Nasional
Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Berkaca Kasus Brigadir RAT, Kompolnas Minta Polri Evaluasi Penugasan Tak Sesuai Prosedur

Nasional
Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Hakim MK Singgung Timnas di Sidang Pileg: Kalau Semangat kayak Gini, Kita Enggak Kalah 2-1

Nasional
Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Caleg PDI-P Hadiri Sidang Sengketa Pileg secara Daring karena Bandara Sam Ratulangi Ditutup

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com