Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Tito Didesak Buka Suara soal Kekerasan Polisi ke Demonstran

Kompas.com - 26/09/2019, 12:33 WIB
Devina Halim,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setara Institute mendesak Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian buka suara terkait kekerasan yang dilakukan aparat keamanan dalam penanganan demonstrasi mahasiswa di sekitar Gedung DPR/MPR RI, Selasa (24/9/2019) dan Rabu (25/9/2019) lalu.

"Setara Institute juga mendesak Kapolri melakukan investigasi atas kekerasan yang dilakukan oleh aparat termasuk memberikan sanksi tegas bagi pelaku kekerasan," ujar Direktur Eksekutif Setara Institute Ismail Hasani melalui keterangan tertulis, Kamis (26/9/2019).

Ismail mengatakan, kekerasan polisi terhadap warga sipil tidak dapat terelakan. Momen itu sudah terlanjur terekam dalam video dan viral di jagat maya, menjadi bukti nyata bahwa kekerasan itu benar-benar terjadi.

Baca juga: Mengapa Polisi Melakukan Tindak Kekerasan terhadap Pendemo?

Ia pun meminta pimpinan Polri mencontoh permintaan maaf yang dilakukan Kepala Polda Sulawesi Selatan Irjen (Pol) Guntur Laupe atas jatuhnya korban dalam bentrokan aparat dengan demonstran di wilayah hukumnya.

Langkah Guntur sekaligus disebut menjadi bentuk empati kepolisian kepada korban.

"Permintaan maaf Kapolda Sulsel yang melakukan pengejaran demonstran hingga memasuki masjid, bisa menjadi contoh empati dan dukungan institusi Polri dalam menjaga demokrasi," tutur Ismail.

Diberitakan, demonstrasi yang dilakukan oleh aliansi mahasiswa dan masyarakat sipil di berbagai daerah sejak Senin (23/9/2019) hingga dua hari setelahnya, berujung ricuh.

Baca juga: Memaknai Poster Saat Demo Mahasiswa yang Bikin Senyum, Cermin Politik Nir-kekerasan

Demonstrasi tersebut digelar karena menolak Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) dan revisi Undang-Undang Komisi Pemberantasan Korupsi (UU KPK).

Seorang mahasiswa diduga mengalami kekerasan dalam aksi demo penolakan RUU yang berlangsung di Jalan Pom IX kawasan DPRD Sumatera Selatan, Selasa (25/09/2019).KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Seorang mahasiswa diduga mengalami kekerasan dalam aksi demo penolakan RUU yang berlangsung di Jalan Pom IX kawasan DPRD Sumatera Selatan, Selasa (25/09/2019).
Jurnalis Kompas.com menyaksikan langsung peristiwa kekerasan yang dilakukan aparat kepolisian di sekitar Jakarta Convention Center (JCC) pada Selasa malam.

Peristiwa terjadi sekitar pukul 19.00 WIB. Saat itu polisi sedang kewalahan menghadapi banyaknya mahasiswa yang mengepung pintu samping JCC, dekat jembatan Ladogi, Jalan Gerbang Pemuda, Senayan.

Tiga orang pemuda diamankan polisi dalam momen tersebut. Tak diketahui apakah mereka bagian dari mahasiswa atau bukan.

Baca juga: Kronologi Intimidasi yang Diterima Jurnalis Kompas.com Saat Rekam Pengeroyokan di JCC

Satu orang di antaranya dikerumuni aparat kepolisian meski sudah tersungkur dan meringkuk tidak berdaya. Polisi terus melakukan aksi kekerasan terhadap pria itu.

Polisi kemudian tersadar aksi mereka terekam kamera. Mereka berusaha memukul dan mengintimdasi agar Kompas.com menghapus video itu.

Namun, seorang polisi lainnya menyelamatkan wartawan Kompas.com serta meminta pengertian bahwa rekannya saat itu sedang marah.

Jurnalis Kompas.com kemudian dijauhkan dari kerumunan polisi yang mengeroyok tadi. Tak diketahui nasib pria itu hingga kini.

Terkait kekerasan itu, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes (Pol) Argo Yuwono mengatakan, masih belum mengetahui peristiwa tersebut. Saat ini, polisi masih mendalami informasi itu.

Kompas TV Bentrokan antara mahasiswa dan kepolisian saat unjuk rasa di Gedung DPR Selasa (24/9/2019) kemarin mengakibatkan sejumlah fasilitas umum rusak. Selain itu ratusan orang baik dari mahasiswa maupun kepolisian mengalami luka dan saat ini masih menjalani perawatan dirumah sakit. Polda Metro Jaya mengungkapkan bahwa peristiwa kericuhan yang terjadi di depan Gedung DPR RI berawal dari ultimatum mahasiswa yang menginginkan Ketua DPR hadir ditengah pengunjuk rasa namun karena alasan keamanan hal tersebut tidak bisa dilakukan. Bentrokan pun kemudian terjadi dan untuk membubarkan kerumunan polisi menyemprotkan gas air mata. Polda Metro mencatat 254 orang dirawat jalan dan 11 orang dirawat inap. Sementara 94 orang telah diamankan untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. #Demonstrasi #BentrokanDPR #PoldaMetroJaya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Hakim MK Ceramahi Kuasa Hukum Partai Aceh karena Telat Revisi Permohonan

Nasional
Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Beri Pesan ke Timnas U-23, Wapres: Lupakan Kekalahan dari Uzbekistan, Kembali Semangat Melawan Irak

Nasional
KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

KPK Sebut Bupati Mimika Akan Datang Menyerahkan Diri jika Punya Iktikad Baik

Nasional
Jokowi: 'Feeling' Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Jokowi: "Feeling" Saya Timnas U-23 Bisa Masuk Olimpiade

Nasional
Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Tolak PKS Merapat ke Prabowo, Gelora Diduga Khawatir soal Jatah Kabinet

Nasional
PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

PKS Pertimbangkan Wali Kota Depok Maju Pilkada Jabar

Nasional
Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Jemaah Umrah Indonesia Diizinkan Masuk Arab Saudi Lebih Cepat

Nasional
Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Pemerintahan Prabowo-Gibran Diprediksi Mirip Periode Kedua Jokowi

Nasional
Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Kasus Eddy Hiariej Mandek, Wakil Ketua KPK Klaim Tak Ada Intervensi

Nasional
Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasdem Klaim Ratusan Suara Pindah ke Partai Golkar di Dapil Jabar I

Nasional
PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

PKB Masih Buka Pintu Usung Khofifah, tetapi Harus Ikut Penjaringan

Nasional
Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Temui Wapres Ma'ruf, Menteri Haji Arab Saudi Janji Segera Tuntaskan Visa Jemaah Haji Indonesia

Nasional
Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Sinyal PKS Merapat ke Prabowo, Fahri Hamzah: Ketiadaan Pikiran dan Gagasan

Nasional
Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi 'May Day' 1 Mei Besok

Polri Pastikan Beri Pengamanan Aksi "May Day" 1 Mei Besok

Nasional
Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Menko PMK Ungkap Pembangunan Lumbung Pangan di Papua Tengah Bakal Selesai Tahun Ini

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com