Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siti Zuhro: Revisi UU Membuat KPK Lumpuh dan Disfungsi

Kompas.com - 10/09/2019, 21:15 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Fabian Januarius Kuwado

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti LIPI Siti Zuhro menyebut, KPK akan lumpuh dan disfungsi apabila revisi Undang-Undang (UU) Nomor 30 Tahun 2002 tentang KPK jadi dilakukan.

Pasalnya, Siti menilai bahwa revisi yang merupakan insiatif DPR itu bukan untuk semakin menguatkan kerja-kerja pencegahan dan pemberantasan korupsi, melainkan justru melumpuhkan KPK.

"Ini bukan revisi, melainkan pembentukkan UU baru yang secara substantif akan menghadirkan KPK versi baru yang paralyze (lumpuh), disfungsi," terang Siti saat memberikan keterangan dalam konferensi pers bertajuk 'Civitas LIPI Menolak Revisi UU KPK' di Kantor LIPI, Selasa (10/9/2019).

Baca juga: Peneliti LIPI: Revisi UU KPK Jadi Ancaman Demokrasi Indonesia

KPK yang lumpuh dan disfungsi itu, kata dia, dikarenakan lembaga tersebut tidak lagi memiliki independensi.

Independensi tersebut akan hilang seiring dengan salah satu poin revisi yang menyatakan bahwa KPK akan menjadi lembaga pemerintah pusat atau eksekutif.

Menurut Siti, apabila KPK menjadi bagian eksekutif, maka ia tidak akan memiliki otoritas kokoh untuk melakukan pemberantasan korupsi sebagaimana tugas pokok dan fungsinya.

"Ini sangat tidak berempati, karena sudah jelas Indonesia sedang menghadapi bencana korupsi yang sangat serius. Ini yang harus kita lakukan bagaimana mengunci agar korupsi tidak ada lagi meskipun sementara ini kita andalkan KPK," ucap dia.

Baca juga: Jika Setujui Revisi UU KPK, Jokowi Akan Kehilangan Kepercayaan Rakyat

Diketahui, DPR telah mengajukan insiatifnya untuk merevisi UU KPK secara mendadak melalui rapat paripurna yang digelar Kamis (5/9/2019) lalu.

Tanpa penolakan dari anggota dewan dan fraksi-fraksi, revisi UU tersebut pun secara resmi dilakukan dengan ditandai ketokan palu pimpinan rapat paripurna. 

 

Kompas TV Sejumlah aktivis menyusup dalam rapat paripurna anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. Akibatnya rapat paripurna sempat terhenti saat mereka membentangkan spanduk penolakan Revisi Undang-Undang KPK. Aksi aktivis yang menamakan diri Koalisi Rakyat Sumatera Utara bersih ini dilakukan di tengah rapat paripurna anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara. Mereka protes terhadap wacana Revisi Undang-Undang KPK yang dianggap justru akan melemahkan KPK. Aksi mereka akhirnya berhenti setelah diusir karena dianggap mengganggu sidang paripurna. #DPRDSumateraUtara #RevisiUUKPK #KomisiPemberantasanKorupsi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Idul Adha 2024, Ma'ruf Amin Ajak Umat Islam Tingkatkan Kepedulian Sosial dan Saling Bantu

Nasional
Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Jokowi, Megawati, hingga Prabowo Sumbang Hewan Kurban ke Masjid Istiqlal

Nasional
KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

KIM Disebut Setuju Usung Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta, Golkar: Lihat Perkembangan Elektabilitasnya

Nasional
Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-'reshuffle' Kapan Pun

Isu Perombakan Kabinet Jokowi, Sandiaga: Saya Siap Di-"reshuffle" Kapan Pun

Nasional
Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Hadiri Lion Dance Exhibition, Zita Anjani Senang Barongsai Bertahan dan Lestari di Ibu Kota

Nasional
Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Timwas Haji DPR Ajak Masyarakat Doakan Keselamatan Jemaah Haji dan Perdamaian Palestina

Nasional
5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: 'Fast Track' hingga Fasilitas buat Lansia

5 Perbaikan Layanan Haji 2024 untuk Jemaah Indonesia: "Fast Track" hingga Fasilitas buat Lansia

Nasional
Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Timwas Haji DPR Ingatkan Panitia di Arab Saudi untuk Selalu Awasi Pergerakan Jemaah

Nasional
Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Safenet Nilai Pemblokiran X/Twitter Bukan Solusi Hentikan Konten Pornografi

Nasional
Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Pastikan Keamanan Pasokan Energi, Komut dan Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Kesiapan di Lapangan

Nasional
Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Bersikeras Usung Ridwan Kamil di Jawa Barat, Golkar: Di Jakarta Surveinya Justru Nomor 3

Nasional
Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Soal Tawaran Masuk Kabinet Prabowo-Gibran, Sandiaga: Lebih Berhak Pihak yang Berkeringat

Nasional
PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

PPP Tak Lolos Parlemen, Sandiaga: Saya Sudah Dievaluasi

Nasional
Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Respons Menko PMK, Komisi VIII DPR: Memberi Bansos Tidak Hentikan Kebiasaan Berjudi

Nasional
Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Eks Penyidik Sebut KPK Tak Mungkin Asal-asalan Sita HP Hasto PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com