Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Johar Arief

Produser Program Talk Show Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Wartawan dan saat ini produser program talk show Satu Meja The Forum dan Dua Arah di Kompas TV ? Satu Meja The Forum setiap Rabu pukul 20.00 WIB LIVE di Kompas TV ? Dua Arah setiap Senin pukul 22.00 WIB LIVE di Kompas TV

Masa Depan KPK di Tangan Jokowi

Kompas.com - 04/09/2019, 06:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KONTROVERSI calon pimpinan (capim) KPK hasil seleksi panitia seleksi (pansel) capim KPK tahun 2019 terus bergulir.

Senin (2/9/2019), pansel KPK yang diketuai Yenti Garnasih menyudahi kerjanya selama tiga bulan dalam menjaring nama-nama capim KPK periode 2019-2023 dengan menyerahkan sepuluh nama capim KPK kepada Presiden Joko Widodo.

Selanjutnya, dalam waktu 14 hari Presiden Joko Widodo akan menyerahkan 10 nama capim KPK ke DPR, yang akan melakukan proses tes kepatutan dan kewajaran untuk memilih lima di antaranya menjadi pimpinan KPK.

Kritik terhadap kerja pansel capim KPK mulai ramai disuarakan sejak pansel mengumumkan 20 nama capim yang lolos untuk mengikuti proses seleksi lebih lanjut pada 23 Agustus 2019 lalu.

Pasalnya, banyak dari 20 nama yang diloloskan tersebut dinilai cacat integritas sehingga mendapat penolakan dari publik.

Rekam jejak para capim bermasalah tersebut mulai dari pelanggaran kode etik, tidak menyetorkan LHKPN (Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara), hingga dinilai pernah melakukan upaya pelemahan KPK.

Berbagai desakan pun muncul, mulai dari tokoh masyarakat, koalisi masyarakat sipil, para akademisi, hingga para pegawai KPK, agar pansel mencoret nama-nama bermasalah.

Ketidakpercayaan publik terhadap proses seleksi yang dilakukan pansel semakin menguat dengan masih diloloskannya nama-nama bermasalah dalam 10 nama capim hasil penyaringan akhir pansel. Pansel dinilai tidak transparan karena tidak mau mendengar masukan dari masyarakat.

Di sisi lain, pansel selalu menangkis setiap kecaman yang diarahkan kepadanya, dengan tetap berpegang pada keyakinan bahwa seluruh proses telah dilakukan dengan benar sesuai prosedur.

Desakan pun beralih ke Istana. Presiden Joko Widodo diminta untuk mencoret nama-nama capim bermasalah dan melakukan evaluasi terhadap kerja pansel.

Merespons desakan ini, Presiden Joko Widodo saat menerima pansel di Istana, Senin (2/9/2019), menyatakan nama-nama capim KPK yang akan dikirim ke DPR mesti yang betul-betul layak pilih. Ia mengatakan tak akan tergesa-gesa dalam mengirimkan nama-nama capim ke DPR.

“Saya minta agar masukan-masukan, baik dari masyarakat, dari tokoh-tokoh, itu juga bisa dijadikan catatan-catatan dalam rangka mengoreksi apa yang telah dikerjakan oleh pansel,” ujar Presiden Joko Widodo.

Namun, desakan untuk tidak meloloskan capim KPK bermasalah tampaknya kembali harus kandas. Sehari usai menerima kunjungan KPK, Presiden Jokowi menegaskan menyetujui 10 nama capim KPK yang diajukan pansel.

“Enggak bisa semuanya sesuai kehendak masing-masing. Kita ngga bisa pakai kaca mata sendiri, kan ada proses,” ujar Presiden Jokowi dalam diskusi dengan Forum Pemred di Istana Kepresidenan, Selasa (3/9/2019).

Pansel capim KPK serahkan 10 nama yang lolos seleksi kepada Presiden Jokowi, Senin (2/9/2019).KOMPAS.com/Ihsanuddin Pansel capim KPK serahkan 10 nama yang lolos seleksi kepada Presiden Jokowi, Senin (2/9/2019).

Lantas, bagaimana nasib tuntutan masyarakat sipil agar capim bermasalah tak diloloskan menjadi pimpinan KPK?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Setelah Jokowi Tak Lagi Dianggap sebagai Kader PDI-P...

Nasional
Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com