Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polri: Saksi Ahli Masih Harus Uji Ilmiah Selidiki "Blackout"

Kompas.com - 26/08/2019, 21:31 WIB
Devina Halim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian RI masih menyelidiki penyebab matinya listrik massal beberapa waktu lalu atau blackout

Menurut Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo, saksi ahli yang dilibatkan dalam penyelidikan itu masih membutuhkan waktu untuk melakukan pendalaman secara ilmiah terkait penyebab matinya listrik. 

Saksi ahli yang dimaksud berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, ESDM, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan seorang pakar kelistrikan bernama Rizal.

"Saksi ahli yang Pak Rizal masih harus melakukan uji scientific terhadap beberapa lokasi untuk mendalami apa yang menjadi faktor-faktor penyebab terjadinya blackout," ujar Dedi di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/8/2019).

Baca juga: Jumat Besok, Tim Investigasi Umumkan Penyebab Blackout

Ia mengatakan bahwa tim masih memerlukan waktu untuk menguji sejumlah alat-alat terkait peristiwa tersebut.

Namun, ia tidak menyebut berapa lama lagi waktu yang dibutuhkan. Dedi mengatakan, investigasi akan dilakukan secepatnya.

"Dari tim ahli, IT ini perlu waktu ya. Soalnya ada alat-alat yang harus diuji. Ya secepatnya. Apabila sudah ada hasil kajian scientific yang diberikan oleh tim ahli, baru nanti bisa menarik kesimpulan yang komprehensif dari tim investigasi Bareskrim," kata dia. 

Saat ini, aparat kepolisian masih fokus mencari penyebab blackout dan belum mengarah ke unsur pidana.

Salah satu penyebab blackout yang diungkapkan polisi yakni adanya pohon yang melebihi batas tinggi sehingga mengakibatkan lompatan listrik atau flash.

Dedi menuturkan bahwa hal itu menjadi salah satu hal yang didalami. Sebab, menurut dia, penyebab blackout tidak tunggal.

"Blackout tidak faktor tunggal, tapi multifactor, itu yang diteliti makanya perlu proses yang cukup lama," ucap Dedi.

Nantinya, jika penyebab blackout secara komprehensif sudah ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, polisi baru akan memutuskan apakah ada unsur pidana dari pemadaman tersebut.

Sejauh ini, polisi sudah meminta keterangan setidaknya terhadap 20 orang, baik dari pihak PLN maupun masyarakat sekitar.

Baca juga: Tim Investigasi Gabungan Belum Bisa Ungkap Penyebab Blackout

Seperti diketahui, tim investigasi yang dibentuk Polri melakukan penelitian terhadap 225 pembangkit di sepanjang jalur tower yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) hingga Jakarta.

TKP yang dimaksud adalah tower transmisi di Gunung Pati, Semarang, Jawa Tengah.

Selain para saksi ahli, tim tersebut melibatkan Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Inafis, dan Laboratorium Forensik (Labfor).

Dalam melakukan investigasi, tim dari Polri akan terus berkoordinasi dengan PLN yang juga melakukan investigasi internal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Jokowi Tak Diundang ke Rakernas PDI-P, Pengamat: Hubungan Sudah “Game Over”

Nasional
Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Jokowi Tak Diundang Rakernas PDI-P, Pengamat: Sulit Disatukan Kembali

Nasional
UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

UKT Mahal, Komisi X Minta Dana Pendidikan Juga Dialokasikan untuk Ringankan Beban Mahasiswa

Nasional
Jokowi Ingin TNI Pakai 'Drone', Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan 'Drone AI'

Jokowi Ingin TNI Pakai "Drone", Guru Besar UI Sebut Indonesia Bisa Kembangkan "Drone AI"

Nasional
Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Komisi X DPR RI Bakal Panggil Nadiem Makarim Imbas Kenaikan UKT

Nasional
Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Jawab Kebutuhan dan Tantangan Bisnis, Pertamina Luncurkan Competency Development Program

Nasional
Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Kemenag: Jemaah Haji Tanpa Visa Resmi Terancam Denda 10.000 Real hingga Dideportasi

Nasional
Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Hari Ke-6 Pemberangkatan Haji, 41.189 Jemaah Asal Indonesia Tiba di Madinah

Nasional
UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

UKT Naik Bukan Sekadar karena Status PTNBH, Pengamat: Tanggung Jawab Pemerintah Memang Minim

Nasional
Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Di APEC, Mendag Zulhas Ajak Jepang Perkuat Industri Mobil Listrik di Indonesia

Nasional
Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Biaya UKT Naik, Pengamat Singgung Bantuan Pendidikan Tinggi Lebih Kecil dari Bansos

Nasional
Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Penuhi Kebutuhan Daging Sapi Nasional, Mendag Zulhas Dorong Kerja Sama dengan Selandia Baru

Nasional
UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

UKT Naik, Pengamat: Jangan Sampai Mahasiswa Demo di Mana-mana, Pemerintah Diam Saja

Nasional
Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Profil Mayjen Dian Andriani, Jenderal Bintang 2 Perempuan Pertama TNI AD

Nasional
Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Status Gunung Ibu di Halmahera Meningkat, Warga Dilarang Beraktivitas hingga Radius 7 Kilometer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com