Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Berantas Radikalisme, PKB Harap Jabat Menteri di Bidang Ini...

Kompas.com - 22/08/2019, 20:46 WIB
Rakhmat Nur Hakim,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar menyatakan, partainya memiliki agenda besar pada periode 2019-2024 untuk memerangi terorisme dan radikalisme.

Hal itu menjadi salah satu keputusan Muktamar V PKB di Bali pada 20-21 Agustus.

Menurut Muhaimin, menangkal terorisme dan radikalisme harus dilakukan dari berbagai sektor.

Ia menilai, pemberantasan terorisme tak cukup dilakukan melalui sektor agama, tetapi juga sektor komunikasi, hukum dan keamanan, kesejahteraan masyarakat, dan pendidikan.

"Concern PKB serius menghadapi fundamentalisme dan radikalisme bersama NU. Concern itu tidak bisa satu atau dua sektor dan lebih baik semua sektor," ujar Muhaimin di Westin Resort, Badung, Bali, Kamis (22/8/2019).

Baca juga: Politikus PKB Pertanyakan Rencana Muhaimin Hapus Posisi Sekjen

Karena itu, ia berharap kader-kader PKB bisa terserap ke dalam kabinet Presiden Jokowi jilid dua.

Hal tersebut, kata Cak Imin, akan memudahkan jalan PKB untuk mewujudkan visi dan misi pemberantasan radikalisme dan terorisme di Indonesia.

"(Harapannya) semua terserap tidak di satu kementerian, tetapi lintas kementerian. Di sektor sumber daya alam, IT, teknologi, ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dakwah, dan agama," ujar Muhaimin lagi.

Saat ditanya apakah telah membahas pembagian jatah menteri dengan Presiden, Muhaimin menjawab hal itu belum dilakukan.

Ia pun menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi ihwal penentuan jatah menteri untuk partai koalisi pemerintah.

"Belum, belum, pokoknya belum ada pembahasan (dengan presiden)," ucap dia lagi.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Kabinet Kerja pada periode mendatang akan diwarnai gabungan menteri dari profesional dan unsur partai politik.

Baca juga: Ketua Fraksi PKB: Anggaran Pin Emas Kurang dari 1 Persen Nilai APBD

Secara spesifik, Jokowi menyatakan, komposisi menteri dari partai politik memiliki porsi yang sedikit lebih kecil ketimbang kalangan profesional.

"Partai politik bisa mengusulkan, tetapi keputusan tetap di saya. Komposisinya 45 persen," kata Jokowi saat bertemu pemimpin media massa di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Dengan demikian, perbandingan menteri dari kalangan profesional dengan unsur partai politik adalah 55 persen berbanding 45 persen.

Soal waktu pelantikan kabinet baru, Jokowi pun membuka kemungkinan anak buahnya dilantik sebelum ia dilantik menjadi presiden periode 2019-2024, Oktober 2029.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Langkah Mahfud Membersamai Masyarakat Sipil

Nasional
5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

5 Smelter Terkait Kasus Korupsi Timah yang Disita Kejagung Akan Tetap Beroperasi

Nasional
Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Deretan Mobil Mewah yang Disita di Kasus Korupsi Timah, 7 di Antaranya Milik Harvey Moeis

Nasional
[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

[POPULER NASIONAL] PKS Sebut Surya Paloh Main Cantik di Politik | Ganjar-Mahfud Dapat Tugas Baru dari Megawati

Nasional
Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 29 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com