Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta 70 Warga Serang Polisi, Serbu Rumah Sakit hingga Pencarian Provokator

Kompas.com - 02/08/2019, 07:55 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Diamanty Meiliana

Tim Redaksi

Mereka mencoba menyerang polisi yang sedang dirawat.

Massa itu diduga merupakan rekan Erwin dan Erwan yang telah ditangkap petugas.

Bahkan, puluhan warga menyerang polisi dengan senjata api rakitan serta senjata tajam.

Menghadapi serangan massa, polisi yang berjaga di lokasi langsung mengarahkan tembakan yang melumpuhkan dua orang.

Saat ini, dua orang tersebut belum diketahui identitasnya.

Baca juga: Warga Serang Polisi hingga ke Rumah Sakit, Polisi Kejar Provokatornya

Dua polisi di sana juga mengalami luka tembak yang diarahkan massa tersebut.

Keduanya adalah Bripda Teja Apriaga dan Briptu Agus.

Dengan demikian, total ada empat polisi dan empat warga yang terluka. Dipastikan, tak ada korban jiwa dari dua bentrokan itu.

4. 27 orang diamankan

Selain melumpuhkan dua orang, polisi mengamankan 11 warga yang terlibat bentrok di rumah sakit tersebut. Sementara sisanya melarikan diri.

Dari kejadian tersebut, petugas juga mengamankan barang bukti berupa dua unit senjata api rakitan serta 15 senjata tajam yang digunakan massa untuk menyerang petugas yang sedang di rawat di rumah sakit.

Baca juga: Polisi Diserang Lagi, DPR Mesti Tuntaskan Revisi RUU Terorisme

 

Diketahui, mereka juga berasal dari Desa Tanjung Raman yang diduga adalah rekan Erwan dan Erwin.

Kemudian, polisi kembali mengamankan beberapa orang lainnya yang terlibat penyerangan. Mereka dijemput di kediamannya masing-masing.

5. 16 orang jadi tersangka

Dari sejumlah warga yang diamankan, Polda Sumatera Selatan menetapkan 16 tersangka terkait bentrokan di Kabupaten Empat Lawang, Sumsel.

Halaman:


Terkini Lainnya

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Zulhas: Anggota DPR dan Gubernur Mana yang PAN Mintai Proyek? Enggak Ada!

Nasional
Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Usul Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Sinyal Kepemimpinan Lemah

Nasional
Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Dubes Palestina Sindir Joe Biden yang Bersimpati Dekat Pemilu

Nasional
Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Di Hadapan Relawan, Ganjar: Politik Itu Ada Moral, Fatsun dan Etika

Nasional
Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Ide Prabowo Tambah Kementerian Dianggap Tak Sejalan dengan Pemerintahan Efisien

Nasional
Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Chappy Hakim: Kita Belum Punya Konsep Besar Sistem Pertahanan Indonesia, Gimana Bicara Pengembangan Drone?

Nasional
Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Dukung Khofifah di Pilgub Jatim, Zulhas: Wakilnya Terserah Beliau

Nasional
Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Polisi Buru 2 Buron Penyelundup 20.000 Ekstasi Bermodus Paket Suku Cadang ke Indonesia

Nasional
Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Tanggapi Prabowo, Ganjar: Jangan Sampai yang di Dalam Malah Ganggu Pemerintahan

Nasional
Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Tanggapi Prabowo, PDI-P: Partai Lain Boleh Kok Pasang Gambar Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com