Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Heryadi Silvianto
Dosen FIKOM UMN

Pengajar di FIKOM Universitas Multimedia Nusantara (UMN) dan praktisi kehumasan.

Sutopo, Sang Informan Bencana Hingga Senja

Kompas.com - 15/07/2019, 12:44 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Informasi yang mengalir saat bencana dapat berasal dari berbagai sumber seperti penduduk, relawan, siaran berita radio atau televisi, tim pencarian dan evaluasi khusus, dan lembaga manajemen darurat lainnya.

Arus informasi ini perlu ditinjau, diasimilasi, dievaluasi, dan diprioritaskan untuk membuat respons manajerial dan keputusan pemulihan yang tepat waktu dan efektif. Di titik ini Sutopo selama ini berhasil melakukan proses menyaring pesan dalam waktu yang singkat, dikemas dalam bahasa yang mudah dicerna.

Penyebaran informasi yang tepat waktu dan kredibel dapat meminimalkan potensi hilangnya nyawa dan cedera, membantu masyarakat memahami tingkat darurat, membantu petugas, mempercepat fase pemulihan dan meminimalkan dampak keseluruhan dari peristiwa bencana pada masyarakat.

Sutopo telah menjadikan beragam kanal informasi media sosial, utamanya Twitter miliknya tidak hanya bernilai informatif namun juga berfungsi edukasi dan interaktif bagi banyak elemen masyarakat.

Setiap pertanyaan media dijawab dengan lugas, mention dijawab jelas dan keraguan dibalas dengan penjelasan. Tentu untuk menjalankan peran dan fungsi yang berat tersebut dengan tekanan yang luar biasa Sutopo sangat paripurna.

Sutopo berhasil menyampaikan beragam pesan kunci (key messages) kebencanaan di Indonesia bukan hanya mengajak publik membangun kesadaran menerima sebagai takdir buruk, namun juga mempersiapkan usaha terbaik bertahan di situasi terburuk.

Dia seakan ingin bilang meski negeri ini rawan bencana, namun menyimpan jutaan potensi kebaikan. Everything under controlled.

Terakhir, Sutopo sadar betul bahwa akun media sosialnya punya daya ungkit yang kuat. Atas dasar itu dalam menyampaikan informasi kebencanaan Sutopo tidak jarang menggunakan pendekatan yang menghibur (entertainment).

Di antaranya sesekali dirinya posting video lucu atau peristiwa humanis seperti pertemuan dengan penyanyi idolanya, Raisa.

Selamat jalan Pak Topo

Sutopo telah menjalankan perannya dengan luar biasa, melampaui standar yang ada. Patut dirujuk dan ditiru bagi banyak praktisi komunikasi yang terjun dalam bidang kebencanaan, wabil khusus bagi para birokrat yang di tempatkan di front desk information.

Rendah hati membantu, data yang kuat dan komunikatif. Tentu tidak mudah menemukan sosok seperti Sutopo bagi BNPB, namun lembaga ini tetap harus berjalan dengan optimal.

Bukan hanya tanggap di hulu bencana, namun juga sigap di hilir informasi. "Selamat Jalan, Pak Topo".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Isu Tambah Kementerian dan Bayang-bayang Penambahan Beban Anggaran

Nasional
Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Eks Wakil Ketua DPR RI Azis Syamsuddin Mangkir dari Panggilan KPK

Nasional
Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Kementan Era SYL Diduga Beri Auditor BPK Rp 5 Miliar demi Opini WTP, Anggota DPR: Memalukan

Nasional
Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Sekjen DPR Indra Iskandar Minta KPK Tunda Pemeriksaan

Nasional
Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Pansel Capim KPK Masih Digodok, Komposisinya 5 Unsur Pemerintah dan 4 Wakil Masyarakat

Nasional
Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Bukan Pengurus Pusat PDI-P, Ganjar Disarankan Bikin Ormas agar Tetap Eksis di Politik

Nasional
Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Korlantas Polri Kerahkan 1.530 Personel BKO untuk Agenda World Water Forum Bali

Nasional
Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Program Deradikalisasi BNPT Diapresiasi Selandia Baru

Nasional
Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Kirim Surat Tilang Lewat WA Disetop Sementara, Kembali Pakai Pos

Nasional
Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Polri Setop Sementara Kirim Surat Tilang Lewat WhatsApp, Bakal Evaluasi Lebih Dulu

Nasional
Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Selain Eko Patrio, PAN Juga Dorong Yandri Susanto Jadi Menteri Kabinet Prabowo-Gibran

Nasional
Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Fahira Idris Kecam Serangan di Rafah, Sebut Israel dan Sekutu Aib Peradaban Umat Manusia

Nasional
PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

PELNI Buka Lowongan Kerja Nahkoda dan KKM Periode Mei 2024

Nasional
Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Ungkit Kasus Firli dan Lili, ICW Ingatkan Jokowi Tak Salah Pilih Pansel Capim KPK

Nasional
Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Biaya Ibadah Umrah dan Kurban SYL pun Hasil Memeras Pejabat Kementan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com