Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Staf Pribadi Saat Romahurmuziy Mengelak Ditangkap KPK

Kompas.com - 12/06/2019, 20:58 WIB
Abba Gabrillin,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Amin Nuryadi yang merupakan staf pribadi anggota DPR RI, M Romahurmuziy, bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Rabu (12/6/2019).

Amin bersaksi untuk terdakwa Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gresik, Muafaq Wirahadi.

Dalam persidangan, Amin dikonfirmasi jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) seputar kejadian operasi tangkap tangan di sebuah hotel di Surabaya, Jawa Timur, pada Maret 2019 lalu.

"Awalnya saya didatangi petugas KPK. Saya ditunjukkan kartu pengenalnya," ujar Amin.

Baca juga: Sekjen Kemenag dan 2 Sepupu Romahurmuziy Jadi Saksi di Pengadilan

Selanjutnya, menurut Amin, petugas KPK meminta dirinya untuk memanggil Romahurmuziy atau Romy yang sedang menemui sejumlah tamu.

Saat itu, salah satu tamu yang menemui Romy adalah Muafaq Wirahadi.

Sebelum pertemuan, Muafaq memberikan bungkusan berisi uang kepada Romy yang diterima oleh Amin.

Selanjutnya, Amin menghampiri Romy dan memintanya keluar untuk menemui petugas KPK.

Namun, awalnya Amin tidak menjelaskan secara spesifik bahwa yang akan ditemui Romy adalah petugas KPK.

"Saya bilang, Pak ada tamu penting. Bapak tidak begitu percaya karena masih ada tamu juga. Lagi pula tidak ada jadwal bertemu tamu lain," kata Amin.

Baca juga: Kepala Kanwil Kemenag Jatim Didakwa Suap Romahurmuziy dan Menteri Agama

Meski demikian, menurut Amin, Romy akhirnya mau keluar dan menemui petugas KPK. Romy menanyakan kepada Amin mengenai keperluan petugas KPK.

Amin menjelaskan kepada Romy bahwa petugas KPK menanyakan bungkusan yang diberikan oleh Muafaq sebelumnya.

Menurut Amin, Romy saat itu mengaku tidak tahu bahwa bungkusan itu telah berada di tangannya.

Selanjutnya, petugas KPK menjelaskan bahwa Romy akan dibawa untuk diperiksa. Petugas KPK menjelaskan bahwa mereka sedang melaksanakan operasi tangkap tangan.

Namun, menurut Amin, Romy menolak ditangkap. Romy sempat beberapa kali mengelak dan berupaya melarikan diri. Namun, akhirnya Romy berhasil ditangkap oleh petugas KPK.

Baca juga: Suap kepada Romahurmuziy Digunakan Sepupunya yang Jadi Caleg PPP di Gresik

Romy kemudian dibawa ke Markas Polda Jawa Timur untuk diperiksa.

"Pak Romy tidak begitu saja mau, karena petugas KPK tidak langsung menunjukkan surat perintah. Bukan kejar-kejaran, tapi mereka mau bawa Pak Romy, tapi mereka tidak bawa surat tugas," kata Amin.

Dalam kasus ini, Muafaq Wirahadi didakwa menyerahkan uang Rp 91,4 juta kepada Romahurmuziy alias Romy.

Menurut jaksa, uang tersebut diberikan karena Romy secara langsung atau tidak langsung mengintervensi proses pengangkatan Muafaq sebagai Kepala Kantor Kemenag Gresik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

[POPULER NASIONAL] Prabowo Minta yang Tak Mau Kerja Sama Jangan Ganggu | Yusril Sebut Ide Tambah Kementerian Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Nasional
Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 13 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Kesiapan Infrastruktur Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina Sudah 75 Persen

Nasional
Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Cek Pelabuhan Ketapang, Kabaharkam Pastikan Kesiapan Pengamanan World Water Forum 2024

Nasional
Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Prabowo Sebut Soekarno Milik Bangsa Indonesia, Ini Respons PDI-P

Nasional
Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Ganjar Serahkan ke PDI-P soal Nama yang Bakal Maju Pilkada Jateng

Nasional
Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Prabowo Minta Pemerintahannya Tak Diganggu, Ini Kata Ganjar

Nasional
Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Bertemu Calon-calon Kepala Daerah, Zulhas Minta Mereka Tiru Semangat Jokowi dan Prabowo

Nasional
7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

7 Jenis Obat-obatan yang Disarankan Dibawa Jamaah Haji Asal Indonesia

Nasional
Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Visa Terbit, 213.079 Jemaah Haji Indonesia Siap Berangkat 12 Mei

Nasional
Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Soal Usulan Yandri Susanto Jadi Menteri, Ketum PAN: Itu Hak Prerogatif Presiden

Nasional
Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Di Australia, TNI AU Bahas Latihan Bersama Angkatan Udara Jepang

Nasional
BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

BPK Buka Suara usai Auditornya Disebut Peras Kementan Rp 12 Miliar

Nasional
Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Chappy Hakim: Semua Garis Batas NKRI Punya Potensi Ancaman, Paling Kritis di Selat Malaka

Nasional
Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Prabowo Diminta Cari Solusi Problem Rakyat, Bukan Tambah Kementerian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com