Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPK Diharap Serius Perbaiki Tata Kelola SDM

Kompas.com - 12/05/2019, 18:14 WIB
Dylan Aprialdo Rachman,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Transparency International Indonesia (TII) menilai, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum meningkatkan kualitas tata kelola sumber daya manusia (SDM) secara maksimal.

Peneliti ICW Kurnia Ramadhana berharap, perbaikan tata kelola SDM di KPK dilakukan secara serius. Pasalnya, SDM kunci efektivitas pemberantasan korupsi.

"Soal SDM, KPK belum secara serius dalam meningkatkan tata kelola SDM. Hal ini dapat ditunjukan belum adanya cetak biru terkait SDM KPK," kata Kurnia dalam diskusi Evaluasi Kinerja KPK 2015-2019 di Kantor ICW, Jakarta, Minggu (12/5/2019).

Dalam kajian ICW dan TII ada sejumlah hal yang disoroti terkait SDM di KPK.

Baca juga: Jerat Korporasi, KPK Diapresiasi

Peneliti TII Alvin Nicola (paling kiri) dan peneliti ICW Kurnia Ramadhana (paling kanan) dalam diskusi Evaluasi Kinerja KPK 2015-2019 di Kantor ICW, Jakarta, Minggu (12/5/2019).DYLAN APRIALDO RACHMAN/KOMPAS.com Peneliti TII Alvin Nicola (paling kiri) dan peneliti ICW Kurnia Ramadhana (paling kanan) dalam diskusi Evaluasi Kinerja KPK 2015-2019 di Kantor ICW, Jakarta, Minggu (12/5/2019).

Pertama, petisi pegawai kepada Pimpinan KPK soal adanya potensi hambatan dalam penanganan kasus.

Kedua, surat terbuka yang ditandatangani 42 penyidik KPK yang berasal dari kepolisian. Dalam surat terbuka itu, para penyidik mengkritik pengangkatan sejumlah penyelidik internal KPK menjadi penyidik.

Ketiga, KPK masih memiliki tunggakan 18 kasus korupsi besar yang belum dituntaskan. Kasus korupsi yang ditangani KPK juga memiliki beragam modus.

Di sisi lain, Kurnia juga menyebutkan KPK menangani banyak operasi tangkap tangan (OTT) dan aduan masyarakat.

Baca juga: Catatan ICW dan TII: 18 Kasus Korupsi Besar Belum Dituntaskan KPK

Kemudian, soal Wadah Pegawai KPK yang sempat menggugat Surat Keputusan Pimpinan KPK Nomor 1426 Tahun 2018 tentang Tata Cara Mutasi di Lingkungan KPK.

Kurnia juga menyoroti ancaman keamanan yang menyasar jajaran KPK.

Rekomendasi ICW dan TII

Dari sejumlah hal itu, Kurnia menyebut beberapa rekomendasi.

Pertama, KPK perlu menyiapkan cetak biru SDM yang komprehensif untuk merespons luasnya dimensi kejahatan korupsi dan penggunaan teknologi dalam kejahatan tersebut.

"Cetak biru dapat didasarkan pada pendekatan manajemen perubahan dan manajemen perubahan perilaku," kata dia.

Baca juga: Pimpinan KPK Sudah Berdiskusi dengan Penyidik KPK dari Kepolisian soal Kritik Internal

Di bidang penindakan, KPK dinilai perlu fokus meningkatkan kemampuan manajerial dan penanganan perkara jajarannya.

Kemampuan itu menyangkut administrasi perkara, kemampuan penggunaan pasal Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU), kemampuan deteksi korupsi yang memiliki dimensi kejahatan transnasional, kemampuan penelusuran korupsi swasta, dan kemampuan pemulihan aset.

"KPK juga perlu segera menyelesaikan kisruh di Kedeputian Penindakan baik di tingkat vertikal maupun horizontal. Pimpinan KPK perlu secara tegas membongkar dugaan-dugaan penghambatan penanganan kasus. Permasalahan ini akan menghambat proses penanganan perkara jika tidak segera diselesaikan," ujar dia.

Terakhir, KPK perlu mengkaji struktur baru setingkat biro yang menjalankan fungsi pengamanan.

"Pembentukan struktur di tingkat biro dirasa penting mengingat risiko keamanan muncul meliputi keseluruhan pegawai KPK," kata dia.

Biro ini diharapkan fokus pada pembenahan sistem keamanan pegawai KPK secara menyeluruh melalui pemetaan dan analisis risiko, evaluasi petugas, dan perancangan standar operasional prosedur (SOP) yang fokus pada pencegahan kejahatan situasional terhadap jajaran KPK.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Jaksa KPK Sebut Dana Rp 850 Juta dari SYL ke Nasdem untuk Keperluan Bacaleg

Nasional
Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nostalgia Ikut Pilpres 2024, Mahfud: Kenangan Indah

Nasional
Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Gibran Beri Sinyal Kabinet Bakal Banyak Diisi Kalangan Profesional

Nasional
Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Menag Bertolak ke Saudi, Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji

Nasional
Ide 'Presidential Club' Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Ide "Presidential Club" Prabowo: Disambut Hangat Jokowi dan SBY, Dipertanyakan oleh PDI-P

Nasional
Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Ganjar Pilih Jadi Oposisi, PDI-P Dinilai Hampir Dipastikan Berada di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Jemaah Haji Kedapatan Pakai Visa Non Haji, Kemenag Sebut 10 Tahun Tak Boleh Masuk Arab Saudi

Nasional
BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Distribusi Logistik dan Evakuasi Korban Longsor di Sulsel

Nasional
Luhut Ingatkan soal Orang 'Toxic', Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Luhut Ingatkan soal Orang "Toxic", Ketua Prabowo Mania: Bisa Saja yang Baru Masuk dan Merasa Paling Berjasa

Nasional
Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Mahfud Kembali ke Kampus Seusai Pilpres, Ingin Luruskan Praktik Hukum yang Rusak

Nasional
[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

[POPULER NASIONAL] Eks Anak Buah SYL Beri Uang Tip untuk Paspampres | Ayah Gus Muhdlor Disebut dalam Sidang Korupsi

Nasional
Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Ganjar: Saya Anggota Partai, Tak Akan Berhenti Berpolitik

Nasional
Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 9 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ganjar Kembali Tegaskan Tak Akan Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Kultur Senioritas Sekolah Kedinasan Patut Disetop Buat Putus Rantai Kekerasan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com