Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengacara Romahurmuziy Ungkap Fakta-fakta OTT di Sidang Praperadilan

Kompas.com - 06/05/2019, 19:07 WIB
Haryanti Puspa Sari,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penasehat Hukum mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy, Maqdir Ismail mengungkapkan kronologi Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap kliennya di restoran hotel Bumi, Surabaya (15/3/2019).

Seperti yang diketahui, OTT ini berawal saat KPK memperoleh informasi bahwa akan ada penyerahan uang ke Romahurmuziy oleh Muafaq di Hotel Bumi Surabaya pada 15 Maret pukul 07.00 WIB.

Baca juga: Pengacara Sebut Penyadapan terhadap Romahurmuziy oleh KPK Ilegal

Setelah tim mendapatkan bukti adanya dugaan penyerahan uang, pada pukul 07.35 WIB, KPK mengamankan Muafaq bersama Abdul dan sopirnya di Hotel Bumi Hyatt, Surabaya.

Tim KPK mengamankan Amin yang telah memegang sebuah tas kertas tangan dengan logo salah satu bank BUMN yang berisikan uang Rp 50 juta.

Pertemuan bersama Abdul Wahab, Muhammad Muafaq Wirahadi dan Haris Hasanuddin

Maqdir mengatakan, tanggal 15 Maret 2019 calon anggota DPRD Kabupaten Gresik dari PPP Abdul Wahab bertemu dengan Romy dalam rangka pencalegan dirinya dan Haul Kiai Faqih karena kliennya adalah cucu Kiai Faqih.

Pagi sekitar pukul 07:00, Romy turun dari kamar hotel, lalu bertemu dengan Abdul Wahab. Di sana juga hadir Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Gresik Muhammad Muafaq Wirahadi (MFQ) dan Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Timur Haris Hasanuddin (HRS). Namun, Haris meninggalkan tempat karena ada keperluan.

Pertemuan itu fokus pada bantuan Muafaq kepada Abdul Wahab dengan cara menempatkan seseorang untuk menggerakkan pendukung karena Muafaq menjabat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) harus netral.

Baca juga: Menurut Mahfud, Bantahan Romahurmuziy Cuma Kebiasaan Umum Tersangka

"Memberi bantuan kepada Abdul Wahab dengan cara menempatkan seseorang dalam rangka menggerakkan madrasah-madrasah swasta, karena Muhammad Muafaq Wirahadi sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) harus netral," kata Maqdir dalam sidang praperadilan di PN Jakarta Selatan, Senin (6/5/2019).

Menurut Maqdir, Sebelum Romy pamit untuk bertemu Wasekjen PPP Achmad Baidowi dan rekan-rekan lainnya, Muafaq membisikan ke telinga kliennya jika ingin membantu. Romy mempersilakan Muafaq membantu Wahab. Muafaq memberikan tas kepada staf kliennya Amin Nurhadi.

"Dengan menyatakan, 'Saya kasih ajudan njenengan ya, Gus' sambil menghampiri Staf Pemohon (Romy) Amin Nuryadi. Pada saat itu, Pemohon menyatakan, 'Min, kamu kasih ke Wahab'. Dan ditimpali oleh Ajudan Amin Nuryadi, 'yang mana pak?'. Dan dijawab, 'yang tadi bicara dengan saya dan Pak Muafaq',” ujarnya.

Staf Romy lupa serahkan tas kepada Abdul Wahab

Kata Maqdir, Amin masih sibuk menyiapkan makan untuk Romy sehingga lupa tas tersebut diserahkan ke Abdul Wahab.

Saat Romy tengah mendengarkan paparan Achmad Baidowi tentang rencana survei politik di Jawa Timur, lalu Amin menghampiri dan menyatakan ada tamu dari KPK.

"Kepada Amin,  'apa urusan saya dengan KPK?' dijawab oleh Amin, 'goodie bag-nya sudah disita KPK'. Pemohon (Romy) bertanya kembali, 'goodie bag apa?' dijawab oleh Amin yang tadi dari Pak Muhammad Muafaq Wirahadi. Dalam dialog dengan Amin ini, Pemohon menyatakan 'kan itu untuk Pak Wahab dan harus diserahkan ke Pak Wahab'. Atas pernyataan ini Amin menjawab, 'Maaf Pak, karena saya meladeni Bapak terlebih dahulu, belum sempat diserahkan kepada pak Wahab'," papar Maqdir.

Romahurmuziy tak pernah tahu isi goodie bag tersebut

Selanjutnya, Menurut Maqdir, Romahurmuziy tidak pernah mengetahui adanya goodie bag yang dikatakan Amin yang telah disita KPK dan tidak mengetahui isinya.

"Karena memang tidak pernah ada pembicaraan antara Pemohon (Romy) dengan Muhammad Muafaq Wirahadi mengenai pemberian uang untuk kepentingan apapun," pungkasnya.

Berdasarkan Surat Tanda Penerimaan Uang/Barang No. STPD.EK-226/22/03/2019, tanggal 15 Maret 2019 penyidik menerima penyerahan uang/barang dari Amin yaitu 1 buah goodie bag berwarna hitam bertulisan Mandiri Syariah Priority yang di dalamnya terdapat uang tunai sejumlah Rp 50.000.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Kejagung: Kadis ESDM Babel Terbitkan RKAB yang Legalkan Penambangan Timah Ilegal

Nasional
Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Kejagung Tetapkan Kadis ESDM Babel dan 4 Orang Lainnya Tersangka Korupsi Timah

Nasional
Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Masuk Bursa Gubernur DKI, Risma Mengaku Takut dan Tak Punya Uang

Nasional
Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Sambut PKB dalam Barisan Pendukung Prabowo-Gibran, PAN: Itu CLBK

Nasional
Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Dewas KPK Minta Keterangan SYL dalam Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron

Nasional
Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Soal Jatah Menteri PSI, Sekjen: Kami Tahu Ukuran Baju, Tahu Kapasitas

Nasional
Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Cinta Bumi, PIS Sukses Tekan Emisi 25.445 Ton Setara CO2

Nasional
Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Menpan-RB Anas Bertemu Wapres Ma’ruf Amin Bahas Penguatan Kelembagaan KNEKS

Nasional
Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Banyak Caleg Muda Terpilih di DPR Terindikasi Dinasti Politik, Pengamat: Kaderisasi Partai Cuma Kamuflase

Nasional
PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

PKB Sebut Pertemuan Cak Imin dan Prabowo Tak Bahas Bagi-bagi Kursi Menteri

Nasional
Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan 'Nasib' Cak Imin ke Depan

Fokus Pilkada, PKB Belum Pikirkan "Nasib" Cak Imin ke Depan

Nasional
Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Kritik Dukungan Nasdem ke Prabowo, Pengamat: Kalau Setia pada Jargon “Perubahan” Harusnya Oposisi

Nasional
Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Megawati Tekankan Syarat Kader PDI-P Maju Pilkada, Harus Disiplin, Jujur, dan Turun ke Rakyat

Nasional
Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Langkah PDI-P Tak Lakukan Pertemuan Politik Usai Pemilu Dinilai Tepat

Nasional
PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

PSI Buka Pendaftaran Bakal Calon Kepala Daerah Pilkada 2024

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com