"Saya tidak mendengar, padahal saya berjarak hanya 5 meter saat Bung Karno berpidato," ungkap Sabran Achmad yang kini berusia 89 tahun.
Bung Karno baru menyebut Palangka Raya sebagai calon ibu kota baru beberapa tahun setelah kedatangannya ke provinsi baru itu. Sabran tak ingat tahun berapa kejadiannya. Yang pasti, kota baru bernama Palangka Raya mulai dibangun.
Pakar Arsitektur Kota Universitas Palangka Raya Wijanarka meyakinkan, ada beberapa bukti bahwa Palangka Raya akan dijadikan ibu kota saat zaman Bung Karno.
Pertama model kota segaris, seperti Washington Mall yang diidolakan Bung Karno di Amerika Serikat di mana US Capitol (Gedung Parlemen AS), Monumen Washington (sebagai Poros), dan Gedung Putih (White House) sebagai pusat pemerintahan Amerika Serikat, berada se-garis.
Di Palangka Raya gedung Parlemen, Monumen Sukarno, dan Rumah Kepala Pusat Pemerintahan (Gubernur) dibangun pada lajur segaris.
Yang kedua adalah, tak banyak yang tahu, soal Jalan Yos Sudarso. Jalan itu merupakan jalan lurus terpanjang, mencapai 5 km. Jalan Yos Sudarso didesain sebagai landasan darurat pesawat. Posisinya lurus ke arah Jakarta. Skenarionya, jika terjadi apa-apa di Jakarta, Soekarno bisa terbang dan mendaratkan pesawat yang ditumpanginya di jalan itu.
Tak berhenti di sini, saya pun mencari pimpinan daerah di Palangka Raya. Saya sesungguhnya ingin menguak informasi, adakah diskusi antara Walikota Palangka Raya dengan Presiden Jokowi terkait rencana ini?
Program AIMAN membahasnya lengkap malam ini pukul 20.00 wib. Jawabannya ada dan tak hanya satu kali!
Ada bocoran penting yang saya dapat. Presiden Jokowi pernah bertanya pada Walikota Palangka Raya Fairid Naparin soal pelabuhan terdekat.
Apakah ini pertanda menuju kepastian penempatan ibu kota baru?
Saya Aiman Witjaksono.
Salam!