Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fahri Hamzah Sebut Survei Jelang Pencoblosan Upaya Giring Opini Publik

Kompas.com - 04/04/2019, 11:30 WIB
Jessi Carina,
Krisiandi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah melihat banyaknya survei yang dirilis lembaga survei jelang hari pencoblosan sebagai sebuah upaya framing dan menggiring opini.

Padahal, kata dia, seharusnya hasil survei sebuah lembaga hanya diumumkan kepada pihak yang membiayai.

"Memang tugas mereka framing bukan mencari fakta, dibayar untuk framing bukan untuk mencari fakta," ujar Fahri di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (4/3/2019).

"Kalau orang survei untuk mencari tahu apa yang terjadi di masyarakat, itu dia enggak diumumkan karena itu adalah untuk kepentingan pengambilan keputusan objektif klien," tambah dia.

Baca juga: Ke Mana Suara Swing Voters dan Undecided Voters Akan Diberikan? Ini Hasil Survei Indikator

Bahkan, kata dia, hasil survei sering digunakan untuk menyerang kelompok tertentu. Fahri merujuk kepada hasil survei LSI Denny JA yang menyebut pemilih Jokowi dari kelompok Front Pembela Islam (FPI) hanya berbeda tipis dengan Prabowo.

"Itu kan lucu, ya memang dibayarnya untuk framing," ujar Fahri.

Dalam satu pekan terakhir, beberapa lembaga survei mengeluarkan hasil surveinya. Survei LSI Denny JA menyebut elektabilitas Jokowi-Ma'ruf sebesar 56,8 persen hingga 63,2 persen. Sementara elektabilitas pasangan Prabowo-Sandiaga sebesar 36,8 persen hingga 43,2 persen.

Kemudian survei yang dilakukan Indo Barometer pada 15-21 Maret 2019 menunjukkan selisih elektabilitas antara pasangan calon Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mencapai 18,8 persen.

Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf mencapai 50,8 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 32 persen. Sisanya ialah mereka yang masih merahasiakan pilihannya sebesar 17,2 persen.

Sementara itu, kembaga survei asal Australia, Roy Morgan, merilis tingkat elektabilitas capres petahana Jokowi sebesar 56,5 persen dan Prabowo 43,5 persen.

Baca juga: [BERITA POPULER] Elektabilitas Terkini Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandiaga Versi 7 Lembaga Survei

Adapun berdasarkan survei Indikator, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf 55,4 persen dan Prabowo-Sandiaga 37,4 persen.

Menurut Fahri, saat ini peralihan suara banyak terjadi di kalangan bawah. Dia berpendapat lembaga survei tidak bisa mendapatkan gambaran atas dinamika yang ada akar rumput.

"Penduduk DKI saja dia enggak sanggup tangkap kok dinamikanya. Apalagi penduduk republik yang begini besar," ujar Fahri.

Kompas TV Lembaga survei Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei elektabilitas jelang Pilpres 2019. Dalam rilisnya, survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan elektabilitas Joko Widodo-Ma’ruf Amin berada pada angka 55,4 persen. Sementara, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menunjukkan elektabilitasnya sebesar 37,4 persen. Sementara itu, masih ada 7,2 persen yang menjawab tidak tahu dalam survei ini. Survei ini dilakukan pada 22-29 Maret dengan margin of error sebesar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. #SurveiIndikator #ElektabilitasCapres #JokowiVsPrabowo

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Sidang Gugatan PDI-P Kontra KPU di PTUN Digelar Tertutup

Nasional
Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Hakim MK Berang KPU Tak Hadiri Sidang Sengketa Pileg, Tuding Tak Pernah Serius sejak Pilpres

Nasional
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Nasional
PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

PTUN Gelar Sidang Perdana PDI-P Kontra KPU Hari Ini

Nasional
Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Profil Andi Gani, Tokoh Buruh yang Dekat dengan Jokowi Kini Jadi Staf Khusus Kapolri

Nasional
Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Timnas Lawan Irak Malam Ini, Jokowi Harap Indonesia Menang

Nasional
Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Peringati Hardiknas, KSP: Jangan Ada Lagi Cerita Guru Terjerat Pinjol

Nasional
Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Kekerasan Aparat dalam Peringatan Hari Buruh, Kontras Minta Kapolri Turun Tangan

Nasional
Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat 'Smart Card' Haji dari Pemerintah Saudi

Menag Sebut Jemaah RI Akan Dapat "Smart Card" Haji dari Pemerintah Saudi

Nasional
Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Sengketa Pileg, PPP Klaim Ribuan Suara Pindah ke Partai Garuda di Dapil Sumut I-III

Nasional
Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Temui KSAD, Ketua MPR Dorong Kebutuhan Alutsista TNI AD Terpenuhi Tahun Ini

Nasional
Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Jokowi Resmikan Bendungan Tiu Suntuk di Sumbawa Barat, Total Anggaran Rp 1,4 Triliun

Nasional
Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri 'Triumvirat' dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Meneropong Kabinet Prabowo-Gibran, Menteri "Triumvirat" dan Keuangan Diprediksi Tak Diisi Politisi

Nasional
Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Dewas KPK Gelar Sidang Perdana Dugaan Pelanggaran Etik Nurul Ghufron Hari Ini

Nasional
Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Jokowi Resmikan 40 Kilometer Jalan Inpres Senilai Rp 211 Miliar di NTB

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com